Mengkaji Capaian Pembelajaran PAI pada Kurikulum Merdeka
Capaian Pembelajaran PAI pada kurikulum merdeka ditetapkan berdasarkan SK Kepala BSKAP No. 8 Tahun 2022.
BSKAP atau Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan merupakan badan baru di Kemendikbudristek. Posisinya sebagai gabungan dari Balitbangbuk dan BSNP.
Capain Pembelajaran atau CP digunakan sebagai pengganti istilah Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Regulasi
Rasionalisasi Mapel PAI
Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah NKRI.
Secara umum, Mapel PAI harus mengarahkan peserta didik kepada:
- kecenderungan kepada kebaikan (al-ḥanīfiyyah).
- sikap memperkenankan (al-samḥah)
- akhlak mulia (makārim al-akhlāq),
- kasih sayang untuk alam semesta (raḥmat li al-ālamīn).
Proses pembelajaran mapel PAI menggunakan berbagai pendekatan selain ceramah, yaitu:
- Diskusi-interaktif
- keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning).
- Berpihak pada anak (student-centered learning),
- Berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning),
- Pembelajaran berbasis proyek nyata dalam kehidupan (project based learning).
- Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning).
Tujuan Capaian Pembelajaran PAI
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditujukan untuk:
- memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya;
- membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar (‘aqīdah ṣaḥīḥah) berdasar paham ahlus sunnah wal jamā`ah, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban Islam, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya dalam wadah NKRI.
- membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan.
- mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat sehingga berperilaku moderat (wasaṫiyyah) dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme
- membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan
- membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah waṫaniyyah) dengan segenap kebinekaan agama, suku dan budayanya.
Karakteristik CP Mapel Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Capaian Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti mencakup 5 elemen keilmuan yang meliputi:
Al-Qur’an-Hadis
Capaian Pembelajaran PAI pada kurikulum merdeka di elemen Al-Qur’an dan Hadits sebagai berikut:
PAI dan Budi Pekerti menekankan kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga mengantar peserta didik dalam memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. PAI dan Budi Pekerti juga menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada Al-Qur’an dan Hadis Nabi sebagai pedoman hidup utama seorang muslim.
Akidah
Capaian Pembelajaran PAI pada kurikulum merdeka di elemen Akidah sebagai berikut:
Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir serta qadā’ dan qadr. Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan dalam melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan taat hukum
Akhlak
Capaian Pembelajaran PAI pada kurikulum merdeka di elemen Akhlak sebagai berikut:
Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Ilmu akhlak mengantarkan peserta didik dalam memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan antara perilaku baik (maḥmūdah) dan tercela (mażmūmah). Dengan memahami perbedaan ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya.
Peserta didik juga akan memahami pentingnya melatih (riyāḍah), disiplin (tahżīb) dan upaya sungguh-sungguh dalam mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta (maḥabbah).
Pendidikan Akhlak juga mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai sesama manusia sehingga tidak ada kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang ada.
Elemen akhlak ini harus menjadi mahkota yang masuk pada semua topik bahasan pada mapel PAI dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran PAI dan Budi Pekerti .
Fikih
Capaian Pembelajaran PAI pada kurikulum merdeka di elemen Fikih sebagai berikut:
Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan aturan hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau hubungan dengan Allah SWT. (‘ubudiyyah) dan kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia dan (mu‘āmalah). Fikih mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam ibadah dan mu‘āmalah.
Sejarah Peradaban Islam.
Capaian Pembelajaran PAI pada kurikulum merdeka di elemen Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sebagai berikut:
Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia dalam membangun peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam (SPI) menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari sejarah masa lalu, menganalisa pelbagai macam peristiwa dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta didik mempunyai pijakan historis dalam menghadapi permasalahan dan menghindari dari terulangnya kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan. Aspek ini akan menjadi keteladanaan (‘ibrah) dan menjadi inspirasi generasi penerus bangsa dalam menyikap dan menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain dalam rangka membangun peradaban di zamannya.
Artikel Lain
Eksplorasi konten lain dari Yunandra
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.