Hakikat Ilmuwan dan Jahil
Yunandra. Hakikat Ilmuwan dan Jahil terasa tanpa perbedaan dalam bersikap terhadap ilmu. Maka istilah keduanya terungkap dari kata mutiara berikut
Seorang ilmuwan adalah yang selalu menuntut ilmu dan menambah (meningkatkan) ilmunya. Orang yang merasa sudah cukup ilmunya masa sesungguhnya dia adalah seorang yang jahil (bodoh).
Hakikat Ilmuwan Sebagai Penuntut Ilmu
Hakikat Seorang ilmuwan terletak pada semangat tak kenal lelah mereka untuk terus belajar dan menggali pengetahuan.
Adapun tanda seorang ilmuwan adalah
- Keingintahuan yang Tak Terpuaskan
- Minat Mendalam terhadap Pengetahuan
- Sikap Skeptis
- Kreativitas
- Keterbukaan terhadap Perubahan
- Ketelitian dan Keakuratan
- Komunikasi yang Efektif
Hakikat Jahil yang Berhenti Belajar
Jahil atau orang bodoh adalah seseorang yang enggan untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
Berhenti belajar memiliki sejumlah dampak negatif, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan:
- Keterbatasan dalam Beradaptasi
- Menurunnya Kualitas Hidup
- Menghambat Perkembangan Masyarakat
Jadi hakikat ilmuwan dan jahil terletak pada faktor psikis terkait perasaan puas terhadap ilmu.
Kata Mutiara
- Doa anak dapat menjadi sumber kebahagiaan orang tua yang telah berpulang, Kata Menteri AgamaDoa Anak Sholeh Kepada Orang Tua Sangat Penting, Menteri Agama mengungkapkan Doa Anak kepada Orang merupakan Sumber Kebahagiaan Orang Tua
- Memperbanyak Kunci Persiapan Memanfaatkan Pintu Sebagai Motivasi Belajar SiswaMemperbanyak Kunci Untuk Membuka Pintu Yang Datang menjadi Ungkapan yang dapat memberikan Motivasi kepada Peserta Didik untuk terus Belajar
- Hakikat Anak Adalah Calon Suami dan Istri Orang Lain, Juga Orang Tua Cucu KitaAnak Kita bukan Sekedar menjadi Anak Kita. Mereka akan menjadi suami dan istri orang lain dan menjadi orang tua cucu kita. (Mary S. Calderone, Tokoh Perempuan AS).
- Hakikat Ilmuwan dan JahilSeorang ilmuwan adalah yang selalu menuntut ilmu dan menambah (meningkatkan) ilmunya. Orang yang merasa sudah cukup ilmunya masa sesungguhnya dia adalah seorang yang jahil (bodoh).

Artikel Terbaru
- Kebijakan Pendidikan dan Kurikulum Nasional
- Teknologi Digital dan Media Pembelajaran: Literasi, Etika, dan Keterampilan Abad 21
- Orientasi PKKM 2025: Menggali Komitmen Perubahan di Madrasah
- Dampak TKA dan Tiga Pilar Spiritual di MAN 23 Al Azhar Asy Syarif
- Bisakah TKA Sebagai Pendorong Inovasi di MA Citra Cendekia?
- Tiga Makna Penting dari Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi MAQ Al Ihsan
