6 Mata Pelajaran Pembentuk Karakter Anak
Pilar pembangunan karakter adalah ilmu pengetahuan yang dapat membangun suatu bangsa. Pemancangan pilar tersebut diawali di keluarga sebagai sekolah pertama. Anak-anak disiapkan dengan pilar-pilar tersebut sebagai bekal dalam membangun bangsa.
Dalam buku “ Terbanglah ke Angkasa, Anakku! Sebuah Kenangan Mendidik Anak Aksel“ tulisan Darwin Zahedy Saleh, pilar-pilar pembangunan karakter untuk membangun bangsa ada 6. 4 Pilar merupakan pendapat dari Prof. Soemitro Djojohadikusumo, dan 2 pilar merupakan tambahan Darwin Zahedy. Penambahan tersebut diperoleh dalam perjalan beliau mendidik anak-anaknya. Pilar-pilat tersebut adalah:
1. Matematika
Matematika merupakan ilmu yang memperkenalkan Anak pada kebenaran yang standard dan baku. Dua tambah dua sama dengan empat ( 2+2=4), tidak bisa lain daripada itu. Semakin anak memahami matematika, semakin cepat dia percaya adanya suatu kebenaran umum yang berlaku pada banyak orang.
Ada beberapa catatan yang bisa diambil dari belajar matematika:
- Anak memahami adanya kebenaran umum yang berlaku pada banyak orang. Dua tambah dua sama dengan empat ( 2+2=4), tidak bisa lain daripada itu
- Anak mempersepsikan permasalahan dengan arah persepsi yang baku dan tidak berbeda secara umum. Anak mempelajarinya melalui symbol-simbol operasional di matematika seperti (+,-,x,:) hingga yang lebih komplek (pangkat, akar, logaritma dll).
- Anak belajar melakukan proses analogi untuk menyimpulkan kasus-kasus yang belum pernah dialami dan belum pernah dilihat. Seperti 2 kasus “ ada 5 buah kelapa di pohon, 2 jatuh ke tanah” atau “ ada 5 pesawat F16 AS yang sedang mengudara, 2 tertembak jatuh meriam Taliban”. Menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu 3.
- Anak belajar memecahkan masalah untuk menghindari kerusakan. Misalnya, kalau 10:4= 2,5 dan 10:8=1,25. Maka untuk menghindari beban dari tekanan truk bermuatan 10 ton, sebaiknya memiliki rodanya bukan 4 tapi 8.
2. Bahasa
Bahasa dalam arti sempit adalah komunikasi. Komunikasi terdiri dari komunikasi pasif seperti mendengar, menangkap pesan, dan mempersepsikan setiap informasi, dan komunikasi aktif yaitu menyampaikan gagasan atau mengirim pesan baik lisan maupun tulisan.
Manfaat dari kemampuan berbahasa secara baik, yaitu;
- Anak belajar berkomunikasi dengan orang lain. Karena manusia adalah makhluk bermasyarakat.
- Anak belajar bertukar informasi dengan orang lain. Lewat bahasa Anak dapat mencatat pengalaman, temuan, dan membaca temuan dan pengalaman orang lain.
- Anak yang terlatih membaca dan menulis secara telaten niscaya akan memiliki kesabaran untuk mengikuti suatu ulasan hingga selesai. Terlalu cepat meyimpulkan suatu informasi hanya kan mengakibatkan salah persepsi dan ketidak harmonisan dengan lingkungan sekitar.
- Anak belajar pola dan keteraturan. Anak tidak bisa berbahasa dengan baik bila tidak memiliki keteraturan berpikir, mencatat, atau mengkomunikaiskannya.
3. Sejarah
Sejarah memberikan informasi suatu kejadian terjadi di waktu lampau dan memberikan pelajaran yang berpengaruh pada diri orang maupun masyarakat. Apakah sejarah akan berulang? Menurut Benoit Mandelbrot bahwa dengan mempelajari data sejarah masa lalu pada hakikatnya ada dua pola yang dominan yaitu Noah effect dan Joseph effect. Dia menggali fenomena tersebut dari sejarah Nabi Nuh dan Nabi Yusuf.
Dalam Josef effect, suatu kejadian memiliki ketergantungan pada kejadian sebelumnya. Pola sebab akibat berlangsung kait mengkait melalui interaksi pelaku atau actor sejarah dengan lingkungannya. Dalam keadaan seperti itu, orang memiliki peluang menyusun perencanaan di tengah kondisi lingkungan yang relative dapat diperkirakan. Adapu Noah effect yaitu suatu kejadian timbul karena factor kejutan yang bersifat eksternal dan tidak disangka oleh para pelakunya. Kejutan dapat muncul akibat bencana alam, atau dalam kasus lingkungan bisnis, dapat menucul karena adanya perubahan kebijakan.
Manfaat belajar sejarah bagi anak:
- Anak belajar mengambil rujukan dalam mengambil keputusan penting dan menggunakannya sebagai bekal menghadapi masa depan.
- Anak belajar memahami bahwa dalam sejarah dan kejadian ke depan yang kelak menjadi sejarah akan ada pengulangan tetapi ada kebaharuan.
4. Seni
Seni merupakan bentuk pengungkapan apresiasi pada keindahan. Seni merupakan bentuk pencapaian atau peninggalan dari suatu peradaban. Seni mengajarkan untuk memiliki afiliasi yaitu keterikatan anak dengan seni tertentu bagi pembentukan dan keseimbangan jiwanya.
Manfaat anak menguasai seni tertentu: Anak lebih mempercayai dirinya dengan selalu Inward looking tidak selalu outward looking. Dengan seni, Anak memiliki kebiasaan yang khas dan personal. Selanjutnya akan membawa keasyikan dan dalam keheningan mengerjakan seni si Anak ramai dalam dirinya.
5. Olah Raga
Olahraga merupakan kegiatan yang paling digandrungi oleh semua lapisan masyarakat, dari masyarakat desa sampai kota, dari perumahan menengah sampai perkampungan. Olah raga adalah proses mempersatukan kedua irama yang bekerja pada diri manusia yaitu perasaan, jiwa di satu pihak dengan tubuh di pihak yang lain.
Manfaat belajar olahraga bagi anak;
- Anak belajar berurusan dengan perasaan hati yang kadang berat memulainya namun setelah diterjuni dan dikerjakan akan semakin enteng dan nikmat.
- Anak belajar memiliki mental baja. Setiap kekalahan yang diterima merupakan cambuk untuk mempersiapkan diri lebih baik.
- Anak belajar ikhlas menerima kekalahan sebagai konsekuensi logis, serta mengakui keunggulan orang lain.
6. Agama
Pilar keenam adalah agama. Tidak terbantahkan bahwa agama merupakan pilar utama bagi manusia. Peran agama sebagai pilar adalah akan membuat manusia lebih arif menghadapi fakta kehidupan. Kearifan mengantarakan seseorang pada taraf kepekaan yang lebih tinggi akan perkembangan sekitarnya. Dalam keadaan ilmu pengetahuan tidak mampu menjelaskan suatu hal yang pada saat itu masih di luar nalar, maka kearifan pengetahuan yang diperoleh melalui agama yang bertahun-tahun akan sangat berperan.
6 Pilar yang diungkapan oleh Darwin Zahedy Saleh memberikan pelajaran berharga bagi para pendidik, terutama orang tua yang diamati oleh Allah seorang anak. Mudah-mudahan kita bisa menjadi “Perantara Allah” dalam membina dan mengembangkan Amanah (Anak/Anak Didik). Mudah-mudahan Allah berkenan melahirkan seorang “Khalifah” atau “pemimpin bangsa dari lingkungan keluarga kita atau madrasah kita. Amin.
===============================
Sumber: “Terbanglah Ke Angkasa Anakku!, sebuah kenangan mendidik anak aksel” karya Darwin Zahedy Saleh.
Eksplorasi konten lain dari Yunandra
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.