Program Indonesia Mengajar: Mengajar adalah Kehormatan
yunandra. Mengajar adalah Kehormatan, ungkapan yang Anis Baswedan sampaikan kepada peserta program Indonesia mengajar.
Mengajar Adalah Kehormatan
Jangan menawarkan profesi guru dengan konsekuensi rupiah. Saya katakan, berangkat ke tempat yang sulit bukan pengorbanan tapi kehormatan karena kita dipilih ikut mencerdaskan bangsa. Setelah selesai melaksanakan tugas, kita bisa bilang kepada diri sendiri, aku sudah berbuat sesuatu untuk bangsa ini.
Ucapan ini disampaikan oleh Anis Baswedan dihadapan para peserta gerakan “Indonesia Mengajar”. Beliau mempelopori lahirnya gerakan Indonesia Mengajar yang mulai bergerak pada tahun 2009.
Anis Baswedan terkenal sebagai tokoh muda yang sangat peduli terhadap pendidikan Bangsa. Kehidupannya tidak lepas dari dunia pendidikan. Kesibukan harianya sebagai Rektor universitas Paramadina, beliau memiliki tanggungjawab yang besar untuk membimbing dan membina generasi bangsa.
Gerakan Indonesia mengajar terwujud karena beliau terlahir dari dunia aktifis. Pada salah satu acara di televisi, beliau mengatakan sejak kecil sampai remaja tinggal bersama kakeknya di Yogyakarta.
Keadaan rumah kakeknya sering menjadi tempat berkumpul para aktifis mahasiswa. Setiap mau melakukan suatu aksi/demontrasi, para aktifis merencanakannya di rumah kakeknya. Beliau terbiasa melihat dan memperhatikan para aktifis tersebut bergerak. Sehingga menjadi bagian dari aktifis mahasiswa.
Maka tidak heran, di setiap kesempatan, terutama ketika berbicara di depan para mahasiswa, beliau selalu mengatakan bahwa IP (indek prestasi) itu penting tapi lebih penting adalah karakter dan kepribadian. Sehingga dia mengistilahkan bahwa IP itu untuk melamar pekerjaan, tapi untuk mendapat promosi membutuhkan karakter.
Program Gerakan Indonesia Mengajar
Gerakan Indonesia mengajar memberikan bekal bagi para mahasiswa sebuah pengalaman dalam mendidik dan mencerdaskan bangsa. Ide gerakan ini muncul dari sejarahnya mantan rektor Universitas Gajah Mada, Koesnadi Hardjasoemantri (Pak Koes). Pak Koes, seorang keturunan ningrat dari Tasikmalaya, adalah eks Tentara Pelajar yang pasca-revolusi kemerdekaan menjadi mahasiswa di UGM yang baru berdiri di Jogja.
Pada tahun 1950an, Pak Koes menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), yakni sebuah program untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di luar Jawa. Beliau bersama 7 orang berangkat ke Kupang selama beberapa tahun. Mereka berangkat untuk mengisi kekurangan guru SMA. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan SMA baru dan pertama di sebuah kota kabupaten.
Gerakan Indonesia mengajar telah berjalan sampai tahun 2013 adalah Angkatan VII. Kisah-kisah mereka yang terlibat dalam gerakan tersebut telah tertuang dalam sebuah buku yang judulnya “Indonesia Mengajar”. Cerita-cerita menarik para pengajar muda. Mereka pantas untuk bangga bahwa mereka ikut mencerdaskan bangsa.
Buku: Indonesia Mengajar Jilid II: Catatan Perjuangan Pendidik Muda
Kisah Inspiratif
- Contoh Orang yang Cerdas Spiritual, Kisah Nelayan dan Pengusaha.
- Memahami Kebutuhan Utama Anak dari Kisah Zhang Da
- Sarapan Penuh Makna Bersama Pri GS
- Program Indonesia Mengajar: Mengajar adalah Kehormatan
- Inspirasi Laskar Pelangi, Andrea Hirata
- Kadar Kenikmatan Dunia, Kisah Pemuda dan Harimau
Artikel Terbaru
- Pengembangan Madrasah Menjadi Compassionate School Melalui Ta’dib
- MA Miftahul Umam Menuju Tipologi Madrasah RDM
- Inovasi Program Muhadharah di MA Nurussaadah Poltangan
- Cara Menggunakan Analisis PESTEL di Dunia Pendidikan?
- 4 Orientasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Madrasah
- Refleksi Pendampingan Madrasah Melalui PKKM 2024