Peran Guru Menerapkan Kebiasaan Beribadah
yunandra. Guru memiliki peran dalam menerapkan Kebiasaan Beribadah pada peserta didik.
Beribadah merupakan salah satu dari 7 kebiasaan anak Indonesia hebat yang menjadi prioritas Kemendikdasmen dalam program penguatan pendidikan karakter.
Peran Guru Menerapkan Kebiasaan Beribadah
Pendidik dapat membantu peserta didik mengembangkan kebiasaan beribadah dengan pendekatan yang menyenangkan, konsisten, dan penuh dengan contoh teladan.
Beberapa cara yang dapat diterapkan oleh pendidik di satuan pendidikan antara lain:
1. Teladan
Guru harus menjadi contoh yang baik dan konsisten dalam hal beribadah sehingga peserta didik akan terinspirasi untuk meniru.
Sebagai contoh, pendidik memulai pelajaran dengan doa, atau menunjukkan rasa syukur dan sabar dalam menghadapi tantangan, atau mengajak peserta didik untuk beribadah bersama.
2. Pemberian Pemahaman
Guru perlu memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai pentingnya ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya pemahaman bahwa ibadah bukan hanya rutinitas, tetapi juga merupakan kebutuhan rohani sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mencapai kebahagiaan dalam hidup.
3. Berdiskusi
Guru dapat mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang manfaat beribadah, misalnya, bagaimana ibadah membantu peserta didik merasa lebih tenang, menjaga hubungan baik dengan sesama, saling memberikan dorongan, dukungan antar teman untuk melakukan ibadah agar dapat dan memperoleh berkah dalam kehidupan.
Cerita-cerita inspiratif tentang tokoh agama atau orang-orang yang taat beribadah dapat memberi contoh nyata bagi peserta didik.
4. Pembiasaan di Awal Pembelajaran
Guru dapat menerapkan pembiasaan di awal kegiatan pembelajaran seperti pada pembelajaran pendidikan agama Islam melakukan Shalat dhuha dan membaca surat pendek terlebih dulu, atau adanya pembiasaan jumat religi yang dilakukan secara bersama-sama seperti kegiatan yang dipandu oleh peserta didik, diawali dari pembacaan tadarus, memberikan tausiah singkat dan pesan moral, hikmah dari tausiah. Sedangkan untuk yang non muslim melakukan ibadah sesuai keyakinannya di lingkungan satuan pendidikan.
5. Penjelasan antara Ibadah dan Prestasi
Guru dapat menjelaskan hubungan antara ibadah dan prestasi atau menjelaskan bahwa ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh rasa syukur dapat membantu peserta didik meraih prestasi di satuan pendidikan.
Atau mengaitkan ibadah dengan nilai-nilai positif seperti kedisiplinan, ketenangan hati, dan keberkahan dalam usaha dapat memberikan motivasi bagi peserta didik.
Guru dapat mengingatkan peserta didik bahwa beribadah adalah cara untuk mendapatkan ketenangan dalam menghadapi ujian hidup, baik dalam belajar, pertemanan, atau masalah pribadi.
6. Integrasi Nilai Agama ke Mata Pelajaran
Guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam mata pelajaran yang diajarkan.
Misalnya dalam pelajaran bahasa Indonesia, dapat mengangkat nilai-nilai moral atau spiritual yang berkaitan dengan ibadah, seperti kejujuran, kedisiplinan, atau rasa syukur.
Selain itu, guru dapat mengajak peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan sosial berbasis agama, seperti membantu peserta didik yatim, kegiatan amal, bazar atau bakti sosial, yang mengajarkan nilai kebaikan dan rasa tanggung jawab sosial.
7. Kesempatan Refleksi
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksikan kebiasaan beribadah melalui sesi berbagi di kelas.
Hal ini memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan motivasi satu sama lain mengenai kebiasaan ibadah, serta saling mengingatkan pentingnya menjaga ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
8. Mengajarkan Nilai Ibadah di Kegiatan Harian
Guru dapat mengajarkan nilai-nilai ibadah dalam konteks kegiatan sehari-hari agar peserta didik merasa lebih terhubung dengan Tuhan dalam keseharian, seperti mengajarkan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, selalu bersyukur atas apa yang dimiliki.
9. Pujian dan Apresiasi
Guru perlu memberikan pujian dan apresiasi ketika peserta didik terlibat dalam kegiatan beribadah agar semakin termotivasi untuk terus melakukan ibadah.
Penghargaan dapat berupa pujian, sertifikat atau hadiah kecil atau pengakuan di depan kelas.
Baca: Peran Guru dan 7 Kebiasaan
Pendidikan Karakter
- Pendidikan Tanpa Karakter sebagai Dosa Sosial menurut Mahatma Gandhi
- Bagaimana Cara Madrasah Menanamkan Kebiasaan Tidur Cepat
- 6 Peran Madrasah Menanamkan Kebiasaan Bermasyarakat
- 6 Program Madrasah Menanamkan Kebiasaan Gemar Membaca
- 5 Peran Madrasah Menanamkan Kebiasaan Makan Sehat dan Bergizi
- 7 Program Madrasah Menerapkan Kebiasaan Berolahraga
Sumber:Â Panduan Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Artikel Terbaru
- Apa pilar Sekolah yang dicita-citakan?
- Strategi Optimalisasi MAGIS dengan SK21
- Apakah Deep Learning akan menjadi Kurikulum Baru?
- 4C dalam Siklus Pendampingan Pengawas yang Memberdayakan
- Tugas Pemakalah pada Perkuliahan Manajemen Kepemimpinan Pendidikan
- Doa anak dapat menjadi sumber kebahagiaan orang tua yang telah berpulang, Kata Menteri Agama
Ingin Meningkatkan Kompetensi Secara Mandiri, Silahkan belajar di madrasahyunandra.com |
Buka |
Eksplorasi konten lain dari Yunandra
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.