PendidikanSejarah Islam

Sejarah Masjid Quba di Madinah

Yunandra. Masjid Quba merupakan salah satu dari tiga masjid yang disebutkan dalam Alquran, selain Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Maka perlu melihat sejarah berdirinya masjid Quba di Madinah.

Masjid Quba terletak di perkampungan Quba, kira-kira 5 kilometer dari arah tenggara kota Madinah. Ini adalah masjid bersejarah karena dibangun oleh nabi Muhammad, yang ikut memikul batu bata saat pembangunannya. Ketika itu, Senin 8 Rabiul Awwal atau 23 September 622 M, para sahabat membawa bahan bangunan yang lain, sementara Rosul memikul batu bata.

Masjid dengan luas tanah sekitar 5.035 meter persegi ini awalnya merupakan tanah bekas kebun korma milik seorang sahabat Rasulullah. Ketika pertama dibangun, masjid ini hanya memiliki luas 1.200 meter persegi. Di sinilah tonggak pertama syiar Islam yang bakal menerangi seluruh dunia dengan cahaya Ilahiah.

Ketika pembangunan masjid ini selesai, Rosul mengimami shalat selama 20 hari. Semasa hidupnya, Rasulullah sw.  selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Nabi wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan shalat di sana.

Shalat di masjid Quba memiliki keutamaan. Menurut hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhum, ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah”.

Masjid Quba telah beberapa kali mengalami renovasi. Sebelum diperluas, pada zaman Rasulullah, masjid ini hanya memiliki luas 1.200 meter persegi. Menara masjid setinggi 47 meter dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Buku berjudul “Sejarah Madinah Munawarah” karangan Dr Muhamad Ilyas Abdul Ghani menyebutkan masjid Quba telah direnovasi dan diperluas pada masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan hingga memiliki daya tampung 20 ribu jamaah ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal.

Kini masjid ini memiliki 19 pintu, terdiri dari tiga pintu utama dan 16 pintu lain. Dua pintu utama disediakan bagi jamaah laki-laki dan satu pintu untuk jamaah perempuan untuk memasuki masjid.


Sumber: Buku Sejarah Madinah Munawwarah

Sejarah Islam

Lainnya


 

Artikel Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari Yunandra

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca