MadrasahPendidikan

Transformasi Kepemimpinan Madrasah menggunakan Tipping Point Gladwell

yunandra. Konsep tipping Point menarik untuk dikaitkan dengan transformasi kepemimpinan madrasah. Dimana madrasah dituntut melakukan perbaikan tata kelola secara terus menerus untuk merespon semua perubahan.

Bersumber dari laman www.ide-bisnis.com. “Jika ingin perusahaan Anda bertransformasi ke tata kelola yang lebih baik, Anda memerlukan tipping point untuk mendukung visi tersebut.”

Tipping Point dipopulerkan oleh Malcolm Gladwell di buku The Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference.

Tipping point berarti sebuah titik paling menentukan dalam sebuah situasi, proses atau kehidupan. Di titik itulah perubahan yang signifikan dan seringkali tidak bisa dihentikan untuk terjadi (unstoppable).

Konsep tipping Point bisa menjadi acuan untuk mengimplementasikan transformasi kepemimpinan di madrasah

Pada www.ide-bisnis.com, beberapa pertanyaan dapat membantu dan memandu transformasi kepemimpinan. Pertanyaan tersebut terbagi di 3 kategori yaitu jumlah orang, waktu pelatihan, dan kecepatan perubahan.

Tulisan ini mencoba mengadaptasi ke tranformasi kepemimpinan di madrasah. Harapannya menjadi inspirasi bagi semua pihak yang terlibat dalam transformasi kepemimpinan madrasah.

Baca: Apa Itu The Tipping Point Gladwell?, Pengertian dan 3 Elemen Kunci

Tiap kategori memiliki pertanyaan sebagai pemantik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diadaptasi sesuai karakteristik madrasah. Berharap menjadi acuan untuk membantu transformasi kepemimpinan madrasah.

1. Jumlah

Kategori pertama tentang jumlah orang dengan pertanyaan:

  • Berapa persen dari jumlah GTK yang perlu kepala madrasah libatkan dalam transformasi ini ?
  • Berapa banyak yang perlu kepala madrasah berikan pelatihan agar bisa menularkan semangat dan budaya profesionalisme dalam perusahaan

Menurut www.ide-bisnis.com, agar transformasi kepemimpinan berjalan baik, setidaknya kepala madrasah perlu menargetkan 10% dari total GTK atau guru yang berpengaruh terhadap guru lainnya.

Konsep 10% bisa kepala madrasah terapkan dalam konteks wakil kepala atau koordinator program. Mereka yang menjadi andalan transformasi kepemimpinan.

2. Waktu

Pertanyaan kedua terkait dengan waktu yaitu

“Berapa lama inisiatif transformasi profesionalisme ini perlu berlangsung?”

Pendekatan neuroscience (biologi otak dan psikologi) percaya bahwa dibutuhkan sekitar 6-9 bulan pelatihan untuk sukses membangun momentum profesionalisme.

Bila tidak, apalagi hanya melakukan pelatihan kepemimpinan 1 hari, kemungkinan besar guru atau tenaga kependidikan akan kembali ke etos kerja yang lama.

Makanya tidak heran program guru penggerak di Kemendikdasmen (dulu Kemendikbudristek) menerapkan 9 bulan pelatihan. Lalu berubah sekarang menjadi 6 bulan. Karena ingin menyiapkan guru yang mampu melakukan transformasi.

Sebenarnya regulasi Kemenag sudah mengatur dengan PMA No. 38 Tahun 2018 tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) Guru.

Baca: PMA No. 38 Tahun 2018 PKB Guru

Berdasarkan konsep ini, kepala madrasah perlu merancang pengembangan keprofesian berkelanjutan secara sistematis, agar bisa meningkatkan kompetensi guru yang dapat mendukung transformasi kepemimpinan madrasah.

Rancangan pengembangan keprofesian guru dapat menghasilkan sebuah rapot kompetensi guru.

Baca: 5 Tahapan Membentuk Komunitas Belajar di Sekolah/ Madrasah

3. Kecepatan

Pertanyaan di kategori kecepatan yaitu “Seberapa cepat kepala madrasah perlu memprakarsai transformasi ini?”

Jawabannya; lebih cepat adalah lebih baik dalam pelaksanaan program transformasi kepemimpinan.

Melakukan program kepemimpinan yang cepat (baca: intensif) lintas bidang akan menjadi daya tarik seperti grativasi – yang akan menggeser cara berpikir dan bekerja yang lama.

Kepala madrasah perlu bertindak dengan istilah “sat set” agar cepat melakukan transformasi kepemimpinan madrasah menuju tata kelola yang lebih baik.


Baca: Memahami Konsep Tipping Point

Lainya


Artikel Terbaru

Ingin Meningkatkan Kompetensi
Secara Mandiri
,

Silahkan belajar
di madrasahyunandra.com
Buka

Eksplorasi konten lain dari Yunandra

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca