GuruKepala MadrasahPendidikan

5 Tahapan Membentuk Komunitas Belajar di Sekolah/ Madrasah

yunandra.com. Program pengembangan kompetensi guru tidak boleh berhenti. Karena guru memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah atau madrasah harus menyiapkan sarana yang dapat membantu guru mengembangkan kompetensinya. Salah satunya membentuk komunitas belajar di tingkat sekolah/madrasah.

Menurut Perdirjen GTK Kemendikbudristek No. 4141 Tahun 2023, Komunitas Belajar adalah sekelompok Guru yang belajar bersama-sama dan berkolaborasi secara rutin, baik dalam sekolah, antar sekolah, maupun melalui platform pembelajaran secara daring dengan tujuan yang terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik. (Lihat Perdirjen GTK)

Kata kunci dari tujuan Komunitas belajar hanya 2 yang saling mempengaruhi yaitu Kualitas pembelajaran dan Berdampak pada peserta didik.

Baca: Fokus Pembentukan Komunitas Belajar pada 3 Ide Besar

Buku Panduan optimalisasi komunitas belajar di sekolah memberikan arahan bagaimana membentuk komunitas belajar di satuan pendidikan. Panduan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud Tahun 2023 menjelaskan 5 tahap cara membentuk komunitas belajar di sekolah.

5 Tahap Membentuk Komunitas Belajar di Sekolah

Kepala sekolah atau madrasah dapat membentuk komunitasa belajar dimadrasah dengan mengikuti 6 tahap, yaitu:

1. Membentuk Tim Kecil

Langkah pertama yang dilakukan oleh kepala madrasah yaitu membentuk tim kecil. Tim ini terdiri atas tim manajemen dan guru yang memiliki 3 potensi yaitu

  • menggerakkan rekan sesama guru
  • memiliki komitmen tinggi, dan
  • keterampilan dalam memfasilitasi kegiatan komunitas belajar.

2. Telaah Data Hasil Belajar Murid

Tahap kedua yaitu Kepala madrasah bersama dengan tim kecil melakukan telah data hasil belajar peserta didik. Selain data hasil belajar, sekolah atau satuan pendidikan dibawah Kemendikubud, Mereka menelaah rapor pendidikan, Sedangkah Madrasah perlu menganalisis dulu hasil asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) secara mandiri.

Tujuan telaah data ini adalah untuk mengetahui kondisi belajar peserta didik sebagai dasar penentuan fokus dan prioritas belajar guru di satuan pendidikan tersebut.

3. Sosialisasi Pentingnya Komunitas Belajar

Tahap ketiga, Kepala madrasah melakukan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar kepada seluruh warga sekolah, membuat komitmen bersama , dan menyepakati tata nilai

Pada tahap ini, ada 3 target yang akan dicapai, yaitu

  1. Penguatan pentingnya komunitas belajar.
  2. Pembuatan komitmen bersama.
  3. Penyepakatan tata nilai

4. Memasukkan Jam Efektif Guru

Tahap keempat, kepala madrasah mengeluarkan kebijakan untuk memasukan kegiatan komunitas belajar menjadi bagian dari jam kerja guru di madrasah. Karena belajar bersama di luar jam kerja terkesan memberatkan guru.

Hal ini diharapkan menumbuhkan kesadaran bahwa belajar merupakan bagian dari pekerjaan seorang guru, dan tidak bisa dipisahkan dari mengajar .

Selain itu, kegiatan rutinitas tersebut akan tumbuh pembiasaan guru untuk berdiskusi di komunitas belajar yang berpusat pada pembelajaran murid sehingga tercipta budaya belajar di dalam satuan pendidikan.

Bagi madrasah yang terbatas jumlah gurunya, bisa mengadakan pertemuan bersama secara rutin mingguan. Fokusnya pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Baca: Peran Kelompok Kerja Madrasah

5. Merealisasikan dan Menciptakan Lingkungan Belajar

Tahap terakhir yaitu merealisasikan belajar Bersama dan berbagi Praktik dan menciptakan lingkungan belajar yang ramah guru.

Setelah melakukan 4 tahap sebelumnya, Kepala madrasah dan tim mulai merealisasikan pembentukan komunitas belajar.

Kegiatan yang dilakukan adalah

  1. Membentuk kelompok komunitas belajar sesuai dengan kebutuhan madrasah. Bentuk pengelompokan komunitas belajar dapat per mata pelajaran, kelas, atau lintas mata pelajaran/kelas.
  2. Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi guru. Berikut strategi yang dapat dilakukan:
    • mengingatkan nilai-nilai yang telah disepakati pada pertemuan-pertemuan komunitas belajar;
    • memberikan umpan balik secara santun dan membangun pada guru yang belum mengimplementasikan nilai yang disepakati;
    • tim kecil dan kepala sekolah menjadi role model (contoh) dalam mengimplementasikan nilai yang disepakati;
    • membuka ruang untuk guru menyampaikan keresahannya; dan
    • mendiskusikan secara terbuka dengan anggota komunitas bagaimana aktivitas di komunitas belajar bisa lebih nyaman untuk guru.

Kepala madrasah dan anggota tim kecil mengamati interaksi antar guru dan merasakan suasana dan dinamika belajar guru. Hasil pengamatan tersebut dijadikan dasar perbaikan menciptakan lingkungan belajar.


Sumber: Buku Panduan Optimalisasi Komunitas Belajar, 2023

Artikel Lain