Cerita InspiratifPsikologi

Contoh Orang yang Cerdas Spiritual, Kisah Nelayan dan Pengusaha.

Yunandra. Kecerdasan spiritual atau Spiritual Intelligence melengkapi Emotional Quotient yang menandingi Intelligent Quotient. Spiritual Intelligence atau Spiritual Quotient (SQ) diangkat oleh Danah Zohar dalam buku “SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spritual”. Danah menceritakan kisah tentang Nelayan dan pengusaha sebagai contoh atau ciri seseorang memiliki kecerdasan Spiritual.

Buku: Danah Zohar, SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spritual.

Kisah Nelayan yang Memiliki Kecerdasan Spiritual

Danah Zohar dalam bukunya “SQ, memanfaatkan kecerdasan Spiritual”, menceritakan sebuah kisah yang menarik dalam judul menjadi cerdas secara spiritual dalam budaya yang bodoh secara spiritual. Kisah tersebut menceritakan tentang Nelayan yang cerdas secara spiritual dan Pengusaha yang bodoh secara spiritual. Adapun kisah selengkapnya sebagai berikut:

Seorang Pengusaha Amerika sedang berdiri di dermaga di sebuah desa pantai Meksiko ketika sebuah perahu kecil yang hanya memuat seorang nelayan berlabuh. Di dalam perahu terdapat beberapa ikan tuna sirip kuning. Orang Amerika itu memuji si nelayan Meksiko atas kualitas ikanya dan bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menangkapnya.

Nelayan Meksiko itu menjawab, “Hanya sebentar.”

Selanjutnya, orang Amerika itu bertanya mengapa dia tidak tinggal di laut lebih lama agar dapat menangkap ikan lebih banyak.

Nelayan Meksiko itu menjawab bahwa yang dibawanya sudah cukup untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarganya saat ini.

Lalu, orang Amerika itu bertanya, “tetapi, apa yang Anda lakukan dengan waktu Anda selebihnya?

Nelayan Meksiko itu berkata, “Saya tidur larut, memancing sebentar, bermain dengan anak-anak saya, berjalan-jalan ke desa setiap malam dan bermain gitar bersama kawan-kawan. Saya mempunyai kehidupan yang lengkap dan sibuk, Senor.”

Orang Amerika itu mencemooh, “Saya seorang MBA lulusan Harvard dan dapat menolong Anda. Anda mestinya menggunakan waktu lebih banyak untuk menangkap ikan. Dengan keuntungan dari situ, Anda dapat membeli perahu yang lebih besar. Dari hasil perahu yang lebih besar, Anda dapat membeli beberapa perahu lagi. Pada akhirnya, Anda akan memiliki armada perahu nelayan. Bukannya menjual tangkapan kepada tengkulak, Anda Dapat menjual langsung pada pabrik pengolah ikan, dan akhirnya, Anda bias membuka usaha pengalengan sendiri. Anda akan mengontrol produk, pemrosesan, dan distribusi. Nantinya, Anda harus meninggalkan desa pantai yang kecil ini dan pindah ke kota Meksiko, lalu ke Los Angeles, dan akhirnya ke New York, dan Anda akan menjalankan perusahaan Anda sendiri yang semakin berkembang.”

Nelayan Meksiko itu bertanya, “ tetapi Senor, berapa lama waku yang dibutuhkan untuk ini?”

Orang Amerika itu menjawab, “Lima belas sampai dua puluh lima tahun.”

“Tetapi, kemudian setelah itu apa, Senor?”

Orang Amerika itu tertawa dan berkata bahwa itulah bagian yang paling baik. “Jika waktunya sudah tepat, Anda akan menjual saham perusahaan kepada masyarakat dan menjadi sangat kaya. Anda akan menghasilkan uang berjuta-juta.”

“Berjuta-juta, Senor? Lalu untuk apa?”

Orang Amerika itu berkata, “Lalu Anda akan pensiun, Pindah ke kota pantai kecil supaya Anda bisa tidur larut, memancing sedikit, bermain dengan anak-anak, berjalan-jalan ke desa di malam hari dan bermain gitar bersama teman-teman”.

Contoh Orang yang Memiliki Kecerdasan Spiritual dan Tidak

Danar Zohar berpendapat bahwa pengusaha Amerika dalam cerita di atas itu bodoh secara spiritual, sedangkan Meksiko itu cerdas.

Mengapa? Kata beliau, sang nelayan memiliki pemahaman yang cerdas mengenai tujuan hidupnya sendiri yang dianggapnya penting, motivasinya sendiri yang paling dalam. Dia menjalankan gaya hidup yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya, dia meluangkan waktunya untuk hal-hal yang berarti baginya, dia merasa damai, dia berpusat.

Pengusaha Amerika itu, sebaliknya, adalah anak dari kebudayaannya sendiri yang bodoh secara spiritual. Dia ambisius, dia harus mencapai sesuatu demi pencapaian sendiri, dia tidak bersentuhan dengan hal-hal dalam kehidupan yang dapat memberi motivasi mendalam kepada seseorang seperti nelayan tersebut. Dia telah menyerap cita-cita tak bermakna hanya karena cita-cita itu dia pelajari di Harvard.

Motivasi Seorang Muslim

Lalu bagaimana seorang muslim bersikap, apakah mengikuti gaya hidup Nelayan? Atau gaya hidup Pengusaha Amerika yang ambisius? Tentunya kunci jawabannya kembali kepada tujuan hidup seorang muslim. Dan salah satu yang bisa menjadi acuan adalah hadis Nabi yang mengatakan “sebaik-baik orang adalah orang yang paling bermanfaat”


Pengembangan Diri