MadrasahPendidikan

Proses Pengembangan Inovasi Madrasah

yunandra.com. Pengembangan madrasah tidak boleh berhenti karena tantangan dan tuntutan zaman terus berubah. Madrasah perlu melakukan inovasi dengan mengikuti proses pengembangan inovasi menurut Rogers.

Dinukil dari buku Visi Baru Manajemen Sekolah yang ditulis oleh Sudarwan Danim bahwa inti manajemen pendidikan adalah pembuatan keputusan untuk meningkatkan mutu kinerja sekolah. Hal ini mengandung makna keputusan inovatif.

Proses tersebut dapat mengikuti konsep Roger yaitu Innovation development proses.

Baca: Madrasah Minimalis, Model Pengembangan Madrasah di Era Merdeka Belajar

6 Proses Pengembangan Inovasi Madrasah

Proses Pengembangan Inovasi yang dapat diadopsi oleh Madrasah terdiri atas 6 langkah.

1. Adanya masalah atau kebutuhan

Proses pertama dalam pengembangan inovasi madrasah adalah recognizing a problem or need. Pertama yaitu adanya masalah atau kebutuhan untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasa secara lebih baik.

2. Penelitian (Research)

Proses kedua adalah research atau penelitian yang dilakukan melalui percobaan terapan dan terbatas.

3. Pengembangan

Proses pengembangan inovasi ketiga adalah development atau pengembangan. Penelitian dan pengembangan (research and development) mempunyai kaitan yang erat. Pengembangan dilakukan berdasarkan hasil penelitian.

4. Komersialisasi

Proses keempat yaitu commercialization atau komersialisasi yang tidak dipersepsikan seperti bidang bisnis. Madrasah tidak hanya sebatas unit kerja yang membelanjakan semata (cost center) tapi harus mampu menjadi prakarsa untuk mendapatkan uang (revenue generating)

5. Defusi dan Adopsi

Proses kelima yaitu deffusion and adoption. Dimana Madrasah harus memutuskan untuk mulai mendifusikan inovasi kepada adaptor potensial sehingga terjadi proses adopsi.

6. Konsekuensi

Proses terakhir adalah consequences atau konsekuen. Madrasah harus konsekuen dengan inovasinya. Sehingga dapat diketahui apakah masalah atau kebutuhan diawal dapat diatasi dengan inovasi tersebut.


Sumber: Visi Baru Manajemen Sekolah, Sudarwan Danim, 50-51