Dimensi Adversity Quotient
Dimensi Adversity Quotient merupakan temuan baru dalam psikologi perkembangan. AQ menambah jenis kecerdasan manusia selain IQ, EQ, dan SQ. Kemampuan otak terhadap penguasaan materi bukan satu-satunya orang menjadi sukses. Sehingga berkembang berbagai kecerdasan yang menjadi faktor kesuksesan seseorang.
Adversity Quotient (AQ) merupakan hasil penelitian Paul Z Stoltz. Asal kata Adversity berarti kesengsaraan dan kemalangan, sedangkan quotient adalah kemampuan atau kecerdasan. Adversity quotient berarti kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengamati kesulitan dan mengolah kesulitan tersebut dengan kecerdasan yang dimiliki sehingga menjadi sebuah tantangan untuk diselesaikan.
Menurut Paul G Stoltz mengatakan bahwa Adversity Quotient (AQ) memiliki tiga bentuk yaitu:
- suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memeahmi dan meningaktkan semua segi kesuksesan.
- AQ adalah suatu ukuran untuk mengetahui respon Anda terhadap kesulitan.
- AQ adalah serangkaian peralatan yang memiliki sar ilmiah untuk mempernaki respon Anda Terhadap kesulitan.
Di dalam Buku “Adversity Quotient, Mengubah Hambatan menjadi Peluang” terdapat memiliki 4 dimensi di AQ yang dikenal dengan rumus CO2RE (Control, Origin-Ownership, Reach, Endurance), yaitu:
1. Dimensi Adversity Quotient : Control (C)
Control atau kendali yaitu sejauhmana seseorang mampu mempengaruhi dan mengendalikan respon individu secara positif terhadap situasi apapun. Kendali yang sebenarnya dalam suatu situasi hampir mungkin diukur, kendali yang dirasakan jauh lebih penting. Dimensi control ini merupakan salah satu yang paling penting karena berhubungan langsung dengan pemberdayaan serta mempengaruhi semua dimnesi CO2RE lainnya.
Kendali bersifat internal. Orang yang memiliki kendali tinggi akan mengambil tindakan dan Cenderung melakukan pendakian, yang akan menghasilkan banyak kendali lagi. Orang QA tinggi apabila berada dalam situasi yang sulit, dia akan berpikir:
- Pasti ada yang bisa saya lakukan, saya tidak percaya saya tidak berdaya dalam situasi seperti ini.
- Selalu ada jalan
- Siapa berani, akan menang
Sebaliknya orang yang memiliki kendali rendah cenderung berpikir:
- Ini di luar jangkauan saya
- Tidak ada yang bisa saya lalukan sama sekali
2. Origin-Ownership (O2)
Origin-Ownership terdiri dari 2 kata yaitu Origin berarti asal usul dan Ownership adalah pengakuan. Keduanya mempertanyakan: siapa atau apa yang menjadi asal usul kesulitan? Dan sampai sejauhmanakah saya mengakui akibat-akibat kesulitan itu?
Origin atau asal-usul berkaitan dengan rasa bersalah yang memiliki dua fungsi penting yaitu rasa bersalah itu membantu Anda belajar dan rasa bersalah menjurus pada penyesalan.
Dimensi asal-usul sangat berkaitan dengan perasaan bersalah yang dapat membantu seseorang belajar menjadi lebih baik sedangkan rasa penyesalan dapat menjadi motivator untuk melakukan perbaikan.
Rasa bersalah dengan kadar yang tepat dapat menciptakan pembelajaran yang kritis atau lingkaran umpan balik yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan terus-menerus.
Ownership atau pengakuan lebih menitik beratkan kepada “tanggungjawab” yang harus dipikul sebagai akibat dari kesulitan. Tanggungjawab di sini merupakan suatu pengakuan akibat-akibat dari suatu perbuatan, apapun penyebabnya.
Jadi Origin-Ownership adalah sejauhmana sesorang menanggung akibat dari situasi tanpa mempermasalahkan penyebabnya.
Orang AQ yang tinggi merasakan penyesalan yang sewajarnya dilanjutkan dengan mengambil pelajaran dari kesalahan tersebut kemudian mengakui kesalahan tersebut yang disikapi dengan tanggungjawab. Artinya Orang AQ yang tinggi tidak akan mempersalahakan orang lain sambil mengelak dari tanggung jawab.
Sebaliknya, Orang AQ yang rendah akan terlalu mempersalahkan diri sendiri dan tidak mengakui masalah yanga mengakibatkan gagal bertindak, menyerah, dan menuding orang lain.
3. Reach (R)
Reach atau jangkauan mempertanyakan Sejauhmanakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan saya?
Artinya jangkauan adalah sejauhmana seseorang membiarkan kesulitan menjangkau bidang lain dalam pekerjaan dan kehidupannya. Sesorang dengan AQ tinggi memiliki batasan jangkauan masalahnya pada peristiwa yang dihadapi. Biasanya orang tipe ini merepon kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas.
Sedangkan AQ yang rendah akan menganggap peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana, dengan membiarkan meluas dan mempengaruhi kebahagian dan ketenangan pikiran.
4. Endurance (E)
Edurance atau Daya Tahan mempertanyakan Berapa lamakah kesulitan akan berlangsung? Dan berapa lamakah penyebab kesulitan itu akan berlangsung?.
Artinya Daya tahan yaitu seberapa lama seseorang mempersepsikan kesulitan ini akan berlangsung. Jika kesulitan tersebut dikaitkan dengan sesuatu yang sifatnya sementara, cenderung yakin bahwa perbaikan terhadap kekurangan tersebut akan dapat teratasi kesulitan tersebut. Sebaliknya jika kesulitan tersebut dikaitkan dengan sesuatu yang permanen cederung menimbulkan sikap menyerah dan pasrah terhadap kesulitan.
Orang AQ tinggi biasanya memandang kesuksesan sebagai sesuatu yang berlangsung lama, sedangkan kesulitan-kesulitan dan penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara.