Hakikat Ilmuwan dan Jahil
Yunandra. Hakikat Ilmuwan dan Jahil terasa tanpa perbedaan dalam bersikap terhadap ilmu. Maka istilah keduanya terungkap dari kata mutiara berikut
Seorang ilmuwan adalah yang selalu menuntut ilmu dan menambah (meningkatkan) ilmunya. Orang yang merasa sudah cukup ilmunya masa sesungguhnya dia adalah seorang yang jahil (bodoh).
Hakikat Ilmuwan Sebagai Penuntut Ilmu
Hakikat Seorang ilmuwan terletak pada semangat tak kenal lelah mereka untuk terus belajar dan menggali pengetahuan.
Adapun tanda seorang ilmuwan adalah
- Keingintahuan yang Tak Terpuaskan
- Minat Mendalam terhadap Pengetahuan
- Sikap Skeptis
- Kreativitas
- Keterbukaan terhadap Perubahan
- Ketelitian dan Keakuratan
- Komunikasi yang Efektif
Hakikat Jahil yang Berhenti Belajar
Jahil atau orang bodoh adalah seseorang yang enggan untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
Berhenti belajar memiliki sejumlah dampak negatif, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan:
- Keterbatasan dalam Beradaptasi
- Menurunnya Kualitas Hidup
- Menghambat Perkembangan Masyarakat
Jadi hakikat ilmuwan dan jahil terletak pada faktor psikis terkait perasaan puas terhadap ilmu.
Kata Mutiara
- Hakikat Anak Adalah Calon Suami dan Istri Orang Lain, Juga Orang Tua Cucu KitaAnak Kita bukan Sekedar menjadi Anak Kita. Mereka akan menjadi suami dan istri orang lain dan menjadi orang tua cucu kita. (Mary S. Calderone, Tokoh Perempuan AS).
- Hakikat Ilmuwan dan JahilSeorang ilmuwan adalah yang selalu menuntut ilmu dan menambah (meningkatkan) ilmunya. Orang yang merasa sudah cukup ilmunya masa sesungguhnya dia adalah seorang yang jahil (bodoh).
- 3 Ciri atu Tanda Orang BahagiaTiga Ciri kebahagiaan yaitu Pertama, orang yang semakin tua usianya, makin berkurang keserakahannya, Kedua, orang yang semakin banyak hartanya, makin meningkat kedermawanannya, Ketiga, orang yang semakin tinggi kedudukannya makin rendah hatinya (tawadhu). (Dzunun al Misri).
- 3 Jenis Harta ManusiaHarta itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.’ (Hadits)
Artikel Terbaru
- 5 Alasan Guru Perlu Menerapkan Metode Flipped Classroom
- 3 Pilar Partisipasi Semesta, Strategi Kebijakan Kemendikdasmen
- 5 Program Penguatan Pendidikan Karakter Kemendikdasme
- Apa Maksud Pendidikan Untuk Semua menurut Mendikdasmen
- Strategi dan Area Inovasi Program Madrasah pada PKKM 2024
- 4 Materi Ujian Masuk PTKIN 2025