PendidikanSejarah Islam

Sejarah Jeddah dan Tempat Wisata Kota

Yunandra. Kota Jeddah memiliki cerita panjang dalam perjalanan ibadah haji. Sejarah kota Jeddah menarik untuk dikaji termasuk tempat wisata para jamaah haji dan umrah.

JEDDAH bukan sekadar nama kota pelabuhan di Jazirah Arab yang terkenal sejak lama karena kesibukan-kesibukannya di dalam perdagangan, tetapi juga merupakan kota paling ramai dikunjungi oleh umat Islam dari seluruh pelosok dunia, di dalam rangkaian perjalanan ibadah haji ataupun umrah. Jeddah juga merupakan pintu gerbang menuju kota lain di dalam pelaksanaan ibadah haji ataupun umrah, khususnya kota-kota suci Mekah dan Madinah.

Jeddah berasal dari bahasa Arab “Jaddah” atau “Juddah” yang berarti nenek. Konon, nama ini dihubungkan dengan suatu klaim bahwa nenek moyang manusia, Hawa, dikuburkan di daerah ini. Berdasarkan sumber lain mengatakan bahwa Jeddah berasal dari kata Jiddah dalam bahasa Arab yang berarti lepas pantai

Secara geografis kota ini terletak di sebelah pantai timur Laut Merah pada 309 garis BT dan antara 21-289 garis LU, persisnya di daratan rendah pinggir Laut Merah, ±75 Km dari Kota Suci Makkah.

Kota Jeddah memiliki arti penting dan strategis bagi kemajuan dan perkembangan Kerajaan Arab Saudi sejak zama dahulu. Pelabuhan Jeddah yang diberi nama “Pelabuhan Islam” (Jeddah Islamic Port) itu, merupakan pintu utama segala kegiatan bisnis, baik dalam bentuk komoditas impor maupun komoditas ekspor.

Khusus untuk pengangkutan jamaah haji, pemerintah Arab Saudi telah membangun pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Pelabuhan udara yang dibangun dinamakan Bandara King Abdul Aziz yang terletak beberapa kilometer dari Kota Jeddah. Bandara King Abdul Aziz merupakan sebuah pelabuhan udara yang sangat megah, indah dan menakjubkan. Penggunaan bendara tersebut dimulai sejak diresmikannya pada tahun 1981.

Pada tahun itu pula, MUI mengeluarkan fatwa tentang sahnya Bandara King Abdul Aziz sebagai Miqat Makani bagi jamaah haji Indonesia. Dengan demikian, sejak saat itu tempat memulai ihram bagi jamaah haji Indonesia beralih dari Kota Jeddah ke Bandara King Abdul Aziz.

Dalam kaitannya dengan ibadah haji, Kota Jeddah berfungsi sebagai salah satu Miqat Makani dalam pelaksanaan ihram bagi ibadah haji. Jamaah haji Indonesia yang memasuki Kota Mekkah dengan menggunakan fasilitas pesawat terbang menggunakan Kota Jeddah sebagai tempat memulai ihram. Keputusan ini oleh pihak pemerintah Indonesia sejak tahun 1980 berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Beberapa tempat yang sering menjadi wisata jamaah haji Indonesia di kota Jeddah

1. Masjid Terapung

    Masjid yang berada di pinggir laut Merah. Orang Indonesia menyebut mesji ampung karena jika pasang air laut, masjid akan kelihatan terapung.

    2. Masjid Qishas

    Masjid Qishah yaitu bagian depannya terdapat halaman dan tempat parkir, dengan semacam tenda permanen dari beton. Tempat ini untuk pelaksanaan hukum Qishash atau hukum pancung bagi yang membunuh dan narkoba,  dan Potong tangan bagi pencuri.

    3. Makam Siti Hawa

    Makam Siti Hawa. Merupakan tempat Makamnya Siti Hawa, Nenek moyangnya Manusia. Bernama Kota Jeddah berarti nenek karena ada Makam Siti Hawa.

    4. Balad /Corniche

    Balad / Corniche adalah Pusat pertokoan mirip dengan Tanah Abang di Jakarta. Pertokoan serba ada dengan harga yang relative murah.

    5. Bicycle Square (Midan Addarajah)

    Bicycle Square (Midan Addarajah) atau Bundaran sepeda merupakan tempat berdirinya monument yang berbentuk sepeda besar. Monumen sepeda merupakan salah satu dari beberapa monument yang berada di tengah kota Jeddah. Sehingga kota Jeddah terkenal dengan kota Monumen.

    6. Mekkah Gate

    Mekkah Gate atau Pintu Masuk Mekah. Gerbang masuk ke kota Mekah dengan simbul Al Quran di atas Gapura besar.

    7. Laut Merah

    Laut Merah atau Pantai Laut merah adalah Laut yang membentang luas sebagai perbatasan antara Saudi Arabia dengan Negara Mesir dan Sudan, juga yang memisahkan antara Benua Asia dengan Benua Afrika.


    Lainnya


    Artikel Terbaru

    Eksplorasi konten lain dari Yunandra

    Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

    Lanjutkan membaca