PembinaanPengawas MA

Shalat Dhuhur di Madrasah Aliyah Pembangunan: Efektif Jam Istirahat atau Jam Pelajaran?

yunandracom. Shalat Dhuhur berjamaah sudah menjadi kegiatan rutin di berbagai madrasah, termasuk di Madrasah Aliyah (MA) Pembangunan UIN Jakarta.

Dalam kegiatan pendampingan (25/09/2025), terjadi diskusi ringan dengan Kepala MA Pembangunan, Zakariya, Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Yayat, dan Kasubdit Pendidikan Menengah Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta, Jamaluddin.

Salah satu topik yang mencuat adalah efektivitas pelaksanaan Shalat Dhuhur di madrasah: apakah sebaiknya dilakukan saat jam istirahat, atau dijadikan bagian dari jam pelajaran?

Kegiatan Shalat Dhuhur di Madrasah

Tulisan ini mencoba menguraikan dengan melihat kedudukan shalat dalam pendidikan Islam, pentingnya kegiatan shalat di madrasah dan pelaksanaan kegiatan Shalat Dhuhur di madrasah.

Buku Terbaru

Pendidikan Islam memiliki tujuan yaitu menjadikan siswa menjadi muslim yang taat terhadap ajaran Islam. Salah satunya taat melaksanakan perintah shalat.

Shalat bukan hanya ibadah ritual, melainkan juga bagian integral dari sistem pendidikan akhlak dan pembentukan karakter seorang Muslim.

1. Materi Esensial

Shalat menjadi materi esensial di pendidikan Islam. Minimal ada dua alasan shalat sebagai materi esensial

a. Shalat tiang agama

Shalat merupakan tiang agama dan kewajiban utama bagi setiap Muslim.

Dalam hadis disebutkan:

Shalat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya berarti menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti merobohkan agama.” (HR. Baihaqi).

b. Pendidikan Shalat sejak Dini

Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya pendidikan shalat sejak dini:

Perintahkanlah anak-anakmu untuk melaksanakan shalat pada usia tujuh tahun, dan pukullah mereka (dengan pukulan mendidik) jika meninggalkannya pada usia sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud).

Hadits mengajarkan betapa pentingnya shalat bagi pendidikan anak sejak kecil agar menjadi kebiasaan saat dewasa.

2. Pembentukan Karakter

Shalat tidak hanya menanamkan karakter religius, lebih dari itu membiasakan hidup disiplin.

Al-Qur’an menegaskan:

Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”(QS. An-Nisa: 103)

Rasulullah SAW juga bersabda:

Amalan yang paling dicintai Allah adalah shalat tepat pada waktunya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalil-dalil ini menunjukkan, shalat bukan sekadar ibadah ritual, tetapi juga penegak disiplin waktu.

3. Sistem Penjadwalan Kegiatan

Shalat menjadi jadwal kegiatan seorang muslim. Menurut Mastuhu dalam bukunya Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (1994), pesantren menetapkan jadwal kegiatan santri berdasarkan waktu shalat wajib. Sehingga istilah “qabla” (sebelum) dan “ba‘da” (sesudah) sangat populer di pesantren.

Artinya Shalat tidak hanya ibadah, tetapi menjadi “penanda waktu” (time marker).

Istilah qabla dan ba‘da menunjukkan bagaimana pesantren menjadikan waktu shalat sebagai kerangka dasar manajemen kegiatan sehari-hari.


Kegiatan shalat Dhuhur di madrasah memainkan peran strategis. Ia bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan identitas sekaligus media pendidikan berciri khas Islam.

1. Identitas Madrasah

Pada awalnya, Shalat Dhuhur merupakan kegiatan rutin madrasah saja. Tapi pada perkembangannya, sekolah pun sudah melaksanakannya, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.

Bahkan selain Shalat Dhuhur, banyak madrasah dan Sekolah mengadakan juga kegiatan shalat Dhuha atau shalat Ashar.

Kondisi seperti ini menjadi perhatian Prof. Muhaimin, bahwa istilah madrasah sebagai sekolah umum berciri khas Islam jangan terbatas simbolik tapi harus fokus pada substansi.

Madrasah harus memiliki inovasi lain di kegiatan keagamaan yang lebih substansial.

Buku: Rekonstruksi Pendidikan Islam, Muhaimin

2. Penampakan Karakter Religius

Pelaksanaan shalat di madrasah menjadi indikator nyata proses pembentukan karakter religius siswa.

Kebiasaan melaksanakan ibadah wajib merupakan proses menanamkan salah satu dimensi profil lulusan yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Selain itu, pelaksanaan shalat Dhuhur berjamaah menanamkan kedisiplinan, ketaatan, dan rasa kebersamaan yang dapat terlihat dari keteraturan mereka dalam mengikuti shalat berjamaah.

3. Profil Siswa Madrasah

Buku madrasah Minimalis menyebutkan 2 karakter siswa madrasah yaitu shalat shubuh berjamaah di masjid dan baca Al Qur’an setiap hari.

Shalat shubuh berjamaah di masjid mengandung beberapa arti

  1. Melaksanakan shalat yang paling berat yaitu shubuh
  2. Shalat berjamaah
  3. Shalat di masjid sebagai tanda orang yang hatinya terpaut dengan masjid

Kegiatan shalat Dhuhur berjamaah di Madrasah sebagai metode pendidikan agar siswa memiliki identitas sebagai lulusan madrasah.

Buku: Madrasah Minimalis: Strategi Baru Mengembangkan Sekolah Unggul Berbasis Islam, YY Yunadi


Pertanyaan utama dalam diskusi di MA Pembangunan adalah: lebih efektif mana, shalat Dhuhur saat jam istirahat atau sebagai bagian dari jam pelajaran? Kedua pilihan ini memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga perlu strategi yang tepat.

1. Shalat Dhuhur sebagai Kegiatan Pembiasaan

Selama ini, Madrasah menjadi kegiatan shalat Dhuhur sebagai kegiatan pembiasaan yang masuk jam istirahat siang.

Ada beberapa Keuntungan dengan menggunakan waktu istirahat untuk shalat:

  • Tidak mengurangi jam pelajaran akademik. Siswa tetap mendapatkan durasi belajar penuh.
  • Memberikan jeda alami. Siswa mendapat refreshing spiritual di tengah rutinitas belajar.
  • Lebih fleksibel. Siswa bisa memanfaatkan waktu istirahat untuk makan sekaligus shalat.

Di sisi lain terdapat kekurangan:

  • Risiko keterlambatan. Siswa bisa kembali ke kelas setelah waktu yang molor.
  • Kurang disiplin. Tanpa pengawasan ketat, sebagian siswa bisa meninggalkan shalat.
  • Waktu terbagi. Makan, istirahat, dan shalat harus dilakukan dalam durasi singkat.

2. Shalat Dhuhur sebagai Jam Pelajaran

Kurikulum Merdeka menetapkan alokasi waktu khusus untuk kokurikuler. Hal ini memberikan opsi lain yaitu memasukkan shalat Dhuhur ke dalam jam pelajaran.

Ada beberapa kelebihan dengan opsi ini:

  • Lebih terkontrol. Guru mendampingi siswa ke masjid sehingga kehadiran lebih terjamin.
  • Pembiasaan kolektif. Seluruh siswa shalat bersama, menumbuhkan kedisiplinan.
  • Shalat lebih khusyuk. Tidak dikejar waktu istirahat yang sempit.

Opsi ini tidak lepas dari kekurangan. Berikut kekurangan dalam memilih shalat Dhuhur menjadi jam pelajaran madrasah

  • Mengurangi waktu belajar. Jam akademik bisa berkurang 30–45 menit.
  • Perlu rekonstruksi jadwal. Mata pelajaran lain harus disusun ulang agar tidak tumpang tindih.
  • Butuh komitmen guru. Semua pendidik harus mendukung pola ini agar berjalan efektif.

3. Orientasi Pengembangan Madrasah

Penentuan antara shalat Dhuhur di waktu istirahat atau masuk menjadi waktu belajar tergantung orientasi pengembangan madrasah.

Minimal ada 3 kategori

  • Madrasah Akademik yaitu madrasah yang berorientasi pada pencapaian target akademik. Maka shalat Dhuhur tetap pada jam istirahat dengan pengawasan guru agar disiplin.
  • Madrasah Karakter yaitu madrasah yang mengutamakan pembinaan religius. Maka shalat pada jam pelajaran, menjadi program wajib.
  • Madrasah Akademik Berkarakter. Shalat tetap pada jam istirahat, tetapi dicatat sebagai bagian dari pembelajaran karakter. Guru wajib mendampingi agar lebih disiplin.

Pada buku Madrasah Minimalis, Kurikulum yang ditawarkan adalah Kompetensi 531.

Kompetensi 531 terdiri 3 kategori yaitu keagamaan, kebahasaan dan teknologi.

Dengan prinsip mudah, murah dan lestari, madrasah dengan kondisi apapun bisa pencapaian kompetensi 531, salah satunya dengan kegiatan shalat dhuhur berjamaah.

Madrasah dapat melakukan inovasi pada kegiatan shalat Dhuhur berjamaah yang dapat mencapai kompetensi 531.

Berikut beberapa kegiatan yang bisa madrasah lakukan selama shalat Dhuhur.

  • Menjadi muadzin
  • Menjadi Imam shalat
  • Menghafal dan menterjemahkan Ayat atau hadits sebelum shalat
  • Membaca Al Qur’an bersama sebelum atau sesudah shay
  • Memimpin dzikir dan doa
  • Kuliah Tujuh Menit
  • Membaca hadits atau mahfudzah

Masih banyak lagi kegiatan yang bisa menjadi rangkaian dari kegiatan shalat Dhuhur berjamaah. Hal yang penting adalah komitmen dan tujuan yang terukur secara kualitatif dan kuantitatif.

Baca: Kompetensi 531, Keterampilan Siswa Madrasah Lintas Generasi


    Diskusi tentang Shalat Dhuhur di Madrasah Aliyah Pembangunan memperlihatkan pentingnya ibadah dalam dunia pendidikan.

    Baik dilaksanakan saat jam istirahat maupun jam pelajaran, yang terpenting adalah bagaimana shalat berjamaah dikelola agar benar-benar membentuk disiplin, kekhusyukan, dan karakter religius siswa.

    Dengan manajemen yang tepat, Shalat Dhuhur di madrasah bukan hanya rutinitas ibadah, tetapi juga menjadi pusat pembentukan akhlak, kedisiplinan, dan identitas madrasah unggul.


    Madrasah yunandra
    Ruang Belajar Pengawas

    Lainya


    Artikel Terbaru

    Ingin Meningkatkan Kompetensi
    Secara Mandiri
    ,

    Silahkan belajar
    di madrasahyunandra.com
    Buka