Kenapa Pendidikan Menjadi Masalah Tidak berujung
Pertanyaan kenapa pendidikan menjadi masalah Tidak berujung. Menurut Ahmad Tafsir bahwa pendidikan adalah unfinished agenda.
Faktor penyebab pendidikan menjadi masalah yang tidak berujung adalah 3 faktor yaitu:
1. Fitrah manusia
Ahmad Tafsir menjelaskan bahwa fitrah manusia menginginkan yang lebih baik. Ia menginginkan pendidikan yang lebih baik sekalipun belum tentu tahu mana pendidikan yang lebih baik.
Dalam kamus lisan Arab, kamus bahasa Arab terlengkap (15 jilid), fitrah (fithrah) berasal dari akar kata fathara-fathran, berarti membelah, merobek, tumbuh, dan berbuka.
fitrah yang berarti sifat atau pembawaan luhur sejak lahir. Jadi keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik merupakan sifat manusia yang dibawa sejak lahir.
Pendidikan yang baik dapat diukur secara sederhana pada tingkat ketercapaian tujuan pendidikan nasional.
Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Walaupun tujuan pendidikan sudah tercantum secara jelas, karena keinginan yang lebih baik merupakan fitrah manusia, maka faktor ini pertama tidak bisa dibahas lebih lanjut.
Sifat ingin lebih baik mendorong manusia selalu berpikir maju dan terus berkembang.
2. Teori Pendidikan
Menurut Ahmad Tafsir bahwa teori pendidikan dan teori pada umumnya selalu ketinggalan oleh kebutuhan masyarakat.
Kenapa pendidikan menjadi masalah tidak pernah selesai, karena kebutuhan masyarakat terus berkembang dan lebih cepat dari teori pendidikan.
Teori pendidikan adalah sebuah pandangan atau serangkaian pendapat terkait pendidikan yang disajikan dalam bentuk sebuah konsep.
Teori pendidikan dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat pada tempat dan waktu tertentu. Karena waktu berubah dan tempat selalu berubah, maka kebutuhan masyarakat juga berubah.
Indonesia dengan beragam budaya membuat teori pendidikan perlu menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Sehingga dalam kebijakan pemerintah ada mata pelajaran yang bernama muata lokal. Hal ini untuk mengakomodir karakteristik daerah.
Perubahan tempat dan waktu ikut merubah pula sifat masyarakat. Karena adanya perubahan itu, Maja masyarakat tidak puas dengan teori pendidikan yang ada.
3. Pandangan hidup
Faktor ketiga yang menyebabkan pendidikan menjadi masalah adalah Pandangan hidup.
Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia
Menurut Ahmad Tafsir, pada saat tertentu seseorang telah puas dengan keadaan pendidikan di tempatnya karena sudah sesuai dengan pandangan hidupnya. Ketika pandangan hidupnya terpengaruh oleh pandangan hidup yang lain, maka berubah juga pendapatnya yang tadinya memuaskan.
Ujung dari ketiga faktor tersebut bahwa sifat manusia yang tidak pernah puas. Ketidakpuasan memberikan dampak kepada keinginan untuk selalu maju.
Ahmad Tafsir menyebutkan bahwa ketidakpuasan perlu dikendalikan oleh rasa syukur. Jika dikaitkan dengan pendidikan, ketika tidak puas dengan suatu pendidikan maka perlu mencari jalan perbaikannya dan sementara yang sudah ada wajib disyukuri walaupun belum memuaskan. Bukan mengutuk atau menyalahkan terus menerus.
Sumber: Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami , 2006:40-41