Kepala MadrasahPendidikan

Bertahan atau Mundur? 4 Indikator Penting untuk Kepala Madrasah Swasta

yunandracom. Mundur kepala madrasah swasta bukanlah hal yang jarang terjadi. Banyak kepala madrasah merasa tertekan karena usahanya tidak dihargai, mengalami ketidaknyamanan dalam bekerja, atau menghadapi konflik dengan yayasan.

Sebagian orang menilai keputusan ini sebagai kelemahan, seolah-olah tidak tahan menghadapi tekanan.

Namun, ada pula yang melihatnya sebagai langkah tepat demi menjaga kenyamanan hati dan kesehatan mental.

Pertanyaannya, bagaimana cara menentukan apakah keputusan mundur itu bijak atau justru tergesa-gesa?

Buku Madrasah Minimalis Strategi Pengembangan Sekolah Unggul Berbasis Islam
Buku Terbaru

Sebagai konsultan pendidikan, menawarkan empat indikator yang bisa menjadi bahan pertimbangan seorang kepala sekolah atau madrasah swasta untuk memutuskan bertahan atau mundur.

Keempat indikator ini meliputi kenyamanan dalam bekerja, peluang berkarya, kompensasi yang seimbang, serta prediksi apakah masalah yang dihadapi akan berlalu

1. Kenyamanan dalam Bekerja

Dalam teori motivasi Herzberg, kenyamanan kerja termasuk faktor higienis yang memengaruhi kepuasan.

Seorang kepala sekolah atau madrasah yang tidak dihargai yayasan, sering ditekan, atau tidak merasa aman dalam bekerja akan sulit mempertahankan motivasi.

Kenyamanan bukan berarti tanpa masalah, tetapi adanya rasa dihargai, diterima, dan bisa bekerja sesuai nilai yang diyakini.

Jika kenyamanan hilang, bertahan hanya akan memperburuk kondisi mental.

2. Peluang untuk Berkarya

Menurut teori kebutuhan Maslow, aktualisasi diri merupakan puncak kebutuhan manusia. Kepala sekolah atau madrasah tentu ingin berinovasi, mengembangkan kurikulum, dan membangun budaya sekolah atau madrasah.

Jika peluang ini tersedia, bertahan menjadi pilihan yang logis. Namun, jika setiap gagasan dipatahkan atau tidak mendapat ruang, maka peluang berkarya hilang.

Dalam situasi itu, mundur kepala sekolah atau madrasah swasta bisa menjadi langkah untuk mencari ruang baru yang lebih sehat.

3. Kompensasi yang Seimbang

Equity Theory dari Adams menjelaskan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh keadilan antara input (tenaga, tanggung jawab, waktu) dan output (gaji, penghargaan, fasilitas).

Tanggung jawab kepala sekolah/madrasah swasta sangat besar. Jika kompensasi yang diberikan tidak sepadan, maka akan muncul rasa tidak adil.

Pertimbangan kompensasi yang seimbang sangat penting sebelum memutuskan bertahan.

4. Prediksi Apakah Masalah Akan Berlalu

Dalam manajemen perubahan Kurt Lewin, setiap organisasi melalui fase unfreezing, changing, dan refreezing.

Masalah di sekolah/madrasah seringkali bersifat sementara, misalnya akibat rotasi pimpinan yayasan atau kebijakan yang berubah. Jika kepala sekolah/madrasah memprediksi masalah hanya sementara, bertahan adalah langkah bijak.

Namun jika masalah bersifat struktural dan terus berulang, maka mundur bisa menjadi keputusan terbaik.

Keputusan mundur kepala sekolah/madrasah swasta tidak bisa dipandang sekadar benar atau salah.

Yang lebih penting adalah mempertimbangkan empat indikator: kenyamanan dalam bekerja, peluang berkarya, kompensasi yang seimbang, dan prediksi apakah masalah bisa berlalu.

Jabatan kepala sekolah/madrasah sejatinya adalah amanah untuk memberi manfaat, bukan sumber penderitaan.

Mundur bukan berarti kalah, justru bisa menjadi langkah berani untuk menjaga martabat dan kesehatan diri.

Namun, bila masih ada peluang untuk berkontribusi, bertahan dengan strategi adaptasi adalah pilihan yang mulia.


Lainnya


Artikel Terbaru

Ingin Meningkatkan Kompetensi
Secara Mandiri
,

Silahkan belajar
di madrasahyunandra.com
Buka