Kompetensi Digital Guru: Nomor 5 Paling Sering Dilupakan!
yunandracom. Kompetensi digital guru menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan pendidikan abad 21.
European Framework for the Digital Competence of Educators (DigCompEdu) menjelaskan ada 6 area kompetensi digital pengajar atau pendidik yang wajib dikuasai.
Menariknya, ada satu kompetensi digital pengajar atau pendidik yang paling sering dilupakan, padahal sangat menentukan kesuksesan pembelajaran di era digital.

6 Kompetensi Digital Guru Menurut DigCompRdu
Dokumen European Framework for the Digital Competence of Educators, menyebutkan enam area yang difokuskan oleh DigCompEdu untuk aktivitas profesional dari pengajar.
6 areal untuk Kompetensi digital guru tersebut adalah
1. Professional Engagement
Area pertama adalah Professional Engagement.
Penggunaan teknologi digital untuk
- komunikasi,
- kolaborasi dan
- pengembangan profesional
2. Digital Resources
Area kedua adalah Digital Resources.
Sumber, Pembuatan, dan Berbagi sumber secara digital
3. Teaching and Learning
Area ketiga adalah Teaching and Learning.
Mengatur dan memimpin penggunaan teknologi dalam belajar dan mengajar
4. Assessment
Area keempat adalah Assessment.
Penggunaan teknologi digital dan strategi untuk meningkatkan asesmen
5. Empowering Learners
Area kelima adalah Empowering Learners.
Penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan
- inklusi,
- personalisasi dan
- keterlibatan aktif dari siswa
6. Facilitating Learners’ Digital Competence
Area keenam adalah Facilitating Learners’ Digital Competence.
Membolehkan siswa untuk menggunakan teknologi digital dengan kreatif dan bertanggung jawab untuk
- informasi,
- komunikasi,
- pembuatan konten,
- kesejahteraan dan
- pemecahan masalah.
Kompetensi Digital Pemberdayaan Siswa
Areal kompetensi digital guru yang tersering terlupakan adalah empowering leaners atau pemberdayaan siswa.
Menurut beberapa sumber, alasan areal tersebut terlupakan yaitu
- Banyak guru fokus pada teknis penggunaan teknologi (misalnya membuat media, mengajar online, atau menilai dengan aplikasi).
- Namun lupa bahwa esensi transformasi digital adalah memberdayakan siswa: bagaimana teknologi bisa meningkatkan motivasi, partisipasi aktif, pembelajaran mandiri, dan inklusif.
- Akibatnya, pembelajaran digital hanya jadi “ganti papan tulis dengan PowerPoint” atau “ganti ujian kertas dengan Google Form”, bukan memberdayakan siswa agar lebih kritis, kreatif, dan mandiri.
Adapun strategi memaksimalkan areal pemberdayaan siswa adalah
- Memberikan pilihan proyek berbasis digital sesuai minat siswa.
- Menggunakan aplikasi kolaborasi agar siswa merasa terlibat.
- Memanfaatkan teknologi untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus.
- Membiarkan siswa jadi kreator, bukan sekadar konsumen konten digital.
Sumber: Dokumen European Framework for The Digital Competence of Educators
Guru dan Literasi Digital
- ICT Literacy UNESCO Framework: 3 Tingkatan Literasi Digital Global
- 5 Keterampilan Digital Era 5.0 untuk Sukses di Dunia Kerja
- Literasi Digital: 7 Kompetensi Penting Menurut UNESCO
- 4 Kompetensi Kecakapan Digital dari Kominfo yang Wajib Dikuasai
- Kompetensi Budaya Digital: Kunci Etis Bermedia di Era Modern
- Kompetensi Etika Digital: Kunci Bijak Bermedia di Era Online
Artikel Terbaru
- Membaca Buku: Kunci Sukses TKA di MA Pembangunan UIN Jakarta
- Kebijakan Pendidikan dan Kurikulum Nasional
- Teknologi Digital dan Media Pembelajaran: Literasi, Etika, dan Keterampilan Abad 21
- Orientasi PKKM 2025: Menggali Komitmen Perubahan di Madrasah
- Dampak TKA dan Tiga Pilar Spiritual di MAN 23 Al Azhar Asy Syarif
- Bisakah TKA Sebagai Pendorong Inovasi di MA Citra Cendekia?
| Ingin Meningkatkan Kompetensi Secara Mandiri, Silahkan belajar di madrasahyunandra.com |
| Buka |
