PembinaanPengawas RA

Kompetensi Abad 21 pada Pelatihan Guru Kurikulum 2013 di IGRA Kebayoran Baru

KOMPETENSI ABAD 21

Kurikulum 2013 membawa misi penyempurnaan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan kompetensi abad 21. Sehingga kurikulum 2006 mengalami perubahan, terutama pada penguatan karakter peserta didik.

Di Gedung Perpustakaan Jakarta Selatan, IGRA Kebayoran Baru menyelenggarakan pelatihan K13 tingkat pendidikan usia dini (PAUDNI).

IGRA Kebayoran Baru melakukan kerja sama dengan pejabat Perpustakaan Umum  Jakarta Selatan untuk dapat mengizinkan ruang pertemuannya digunakan tempat pelatihan.

Tujuan pelatihan adalah meningkatkan kompetensi guru Raudhatul Athfal (RA) dalam mengaplikasikan kurikulum 2013, mulai dari pemahaman konsep k13 sampai penyusunan rencana. Khususnya dalam menyusun rencana kegiatan mingguan (RKM) Dan Rencana kegiatan harian (RKH).

Pelatihan kurtilas PAUDNI diikuti oleh Semua guru Raudhatul athfal se-kecamatan Kebayoran Baru. Mereka berasal dari 14 RA (Raudhatul Athfal). Biasanya  kegiatan IGRA Kebayoran Baru hanya dapat menghadirkan perwakilan guru dari tiap RA karena keterbatasan tempat dan ruang pertemuan. Melalui kerjasama dengan Perpustakaan Umum Kota Jakarta Selatan, maka tersedia ruangan pertemuan yang dapat menampung semua guru.

Data Raudhatul Athfal (RA) IGRA Kebayoran Baru


Dalam kesempatan memberikan pengarahan, ada penegasan akan perlunya mempersiapkan anak-anak Raudhatul Athfal (RA) memiliki 4 kompetensi yang perlu di abad 21 yaitu creator, collaborator, communicator, dan critical thinking, dengan singkatan 4 C.

Keempat kompetensi tersebut akan memberikan dampak positif dan negatif tergantung siapa yang memilikinya, maka perlu alat kendali keempat kompetensi yaitu agama. Prinsip Islam menjadi dasar perkembangan keempat kompetensi ke arah yang positif. Adapun rincian 4C dikaitkan dengan prinsip Islam.

1. Creator (mampu mencipta)

    Kreativitas menurut bahasa adalah kemampuan untuk mencipta, daya cipta. Sebelumnya, Kreatif lebih banyak berhubungan dengan bidang seni, tapi dalam perkembangannya kreativitas bisa berkaitan dengan semua bidang kehidupan. Seperti kreatif menciptakan peluang bisnis, kreatif dalam mengembangkan teknologi digital.

    Cara mengembangkan kreativitas anak banyak teori seperti teori dari Utami Munadar dengan Strategi 4P yaitu personal, Press, Process, dan Product.

    • Personal artinya Setiap individu memiliki keunikan dan potensi yang telah diberikan oleh Allah swt untuk memiliki daya cipta. Sehingga pendidikan merupakan proses menggali potensi anak.
    • Press (Pendorong) artinya perlu memberikan dorongan atau motivasi agar anak dapat mengembangkan kreativitasnya.
    • Process atau proses artinya dalam mengembangkan kreativitas membutuhkan proses.
    • Product atau produk artinya memungkinkan anak bisa menciptakan produk kreatif dan bermanfaat untuk orang lain.

    Kreatif bermanfaat menjadi kunci karena menghidari kreataifitas yang menimbulkan bahaya dan melanggar aturan agama. Oleh karena itu kreatifitas orang berada dalam bingkai aturan agama Islam.

    2. Collaborator (Bekerjasama)

    Kompetensi ini sangat diperlukan pada masa sekarang. Bahkan Al Quran telah menegaskan agar selalu bekerjasama dalam kebaikan, dan tidak boleh bekerja sama dalam kejahatan. Bahkan kejahatan yang terorganisir bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorgansiir

    Cara melatih kerjasama di dunia pendidikan dengan memberikan tugas kelompok atau diskusi. Melalui tugas kelompok, anak berlatih untuk bekerjasama, saling tolong menolong, saling menghargai, dan menghilangkan rasa mau menang sendiri, hidup individual dan egoisme,

    3. Communicator (mampu komunikasi)

    Kemampuan berkomunukasi merupakan kemampuan menyampaikan pesan kepada orang lain dan dapat diterima dengan baik. Islam telah melahirkan generasi umat Islam sebagai umat yang menganjurkan kepada kebaikan dan melarang dari berbuat Munkar.

    Tugas menyuruh dan melarang merupakan tugas yang memerlukan kemampuan komunikasi yang baik sehingga terhindar dari kesalahpahaman dan perselisihan.

    Komunikasi terbagi dua yaitu komunikasi verbal dan non verbal, Komunikasi verbal dalam proses pendidikan, siswa berlatih untuk mengungkapkan pendapat di depan umum, atau berlatih menyampaikan atau mempresentasikan hasil kerjanya di depan teman-temanya.

    Adapun komunikasi non verbal bisa dalam bentuk kemampuan menulis atau mengarang.

    4. Critical Thinking (mampu berpikir kritis)

    Berpikir kritis yaitu mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dengan pegamatan yang tajam. Kebanyakan orang suka mengkritik tapi tidak memberikan solusi. oleh karena itu, Anak perlu berlatih untuk mengamati, menanya, menggali informasi, dan menganalisis sehingga menemukan solusi yang baik.

    Keempat kompetensi tersebut sudah terangkum di kurikulum 2013 dengan istilah pendekatan saintifik yaitu 5 M (mengamati, menanya, menggali informasi, menganalisis, dan menginformasikan). Kelimanya bukan sebuah metode belajar tapi kompetensi belajar. Artinya siswa belajar untuk memiliki kelima kompetensi tersebut.


    Kegiatan Lainnya


    Eksplorasi konten lain dari Yunandra

    Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

    Lanjutkan membaca