PembinaanPengawas MI

Pembinaan Penguatan Program Madrasah Ibtidaiyah Berbasis Karakteristik

PROGRAM PENGUATAN KARAKTERISTIK MADRASAH

Program penguatan karakteristik madrasah membutuhkan perhatian serius. Setiap madrasah perlu mengidentifikasi karakteristik sebagai bahan penyusunan rencana pengembangan.

Madrasah memiliki ciri khas keislaman, program pendidikan menekankan pada pembiasaan peserta didik melaksanakan syariah Islam.

Hal ini terwujud dengan penambahan materi pelajaran pendidikan agama Islam, dan penyelenggaraan kegiatan keagamaan seperti ibadah shalat, tilawah al-quran, dan perayaan hari-hari besar Islam.

Penguatan karakteristik madrasah menjadi tema utama dalam pembinaan di 7 madrasah pada hari Senin, 27 Februari 2017 dan Kamis, 2 Maret 2017.

Karakteristik madrasah yang paling penting adalah pembiasaan pelaksanaan syariah Islam seperti shalat, baca Al-Qur’an dan berakhlak mulia.

Penguatan menjadi kata yang pantas karena madrasah telah melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan secara rutin dalam rangka mendidikan peserta didik agar terbiasa menjalankan syariah Islamiyah.

Oleh karena itu sifatnya hanya menguatkan setiap program kegiatan agar lebih terencana dan terprogram.

Pola pembinaan madrasah melalui kunjungan ke setiap madrasah. Metode pembinaan dengan diskusi dan brainstorming dengan kepala madrasah dan guru-guru.

Tujuan yang diharapkan adalah setiap madrasah menyusun program kegiatan rutin secara terencana dan terprogram.

Data Madrasah Negeri dan Swasta


Ada dua materi utama dalam pembinaan yaitu:

1. Menuntaskan Tugas Administratif

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sebelum melaksanakan tugas tersebut, Guru dituntut mempersiapkan proses pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran yang didukung dengan kelengkapan unsur-unsur kelengkapan administrasi seperti program tahunan, program semester, dan lain-lain.

Hal yang sering menjadi beban guru dalam pemenuhan tugas administratif yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Kendala guru tidak melengkapi RPP bukan karena ketidakmampuan menyusun RPP saja , tapi kebanyakan karena ketidakmauan mengerjakannya. Tambah lagi dengan adanya perubahan komponen RPP bersamaan dengan perubahan kebijakan pengembangan kurikulum secara nasional.

Semua guru menyakini akan pentingnya sebuah perencanaan. Kelengkapan administrasi guru merupakan keniscayaan dalam proses pembelajaran karena perencanaan yang baik akan memandu guru dalam menjaga dan meningkatkan mutu pembelajaran. Dan kegagalan dalam perencanaan akan menghalangi pencapaian kualitas pembelajaran.

Permasalahanya adalah pada format rencana yang telah berstandar secara nasional berdasarkan peraturan menteri. Dimana komponen-komponennya telah ditetapkan secara ajeg.

Walaupun secara sederhana, rencana pembelajaran tidak lepas dari 4 komponen yaitu tujuan, materi, proses, dan penilaian. Sehingga setiap guru perlu memahami secara mendalam pada keempat komponen tersebut.

Perlu diingat, tugas adalah tetap tugas, apapun kondisinya, guru harus melaksanakan tugas tersebut.

Jika guru tidak melaksanakan tugas tersebut, selama itu juga guru akan terbebani dengan tugas tersebut. Ketika merasa terbebani dengan tugas tersebut, maka tidak menutup kemungkinan akan terganggu sehingga tidak sempat memikirkan tentang mutu pembelajaran.

Maka sebagai solusinya adalah selesai tugas administrasi keguruan dengan baik. Selanjutnya, fokus pada bagaimana meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan.

2. Melaksanakan Program secara Terencana

Mayoritas Madrasah memiliki banyak program kegiatan, baik akademik maupun non akademik,  kurikuler maupun ekstrakurikuler. Khususnya kegiatan keagamaan seperti shalat jamaah, tadarusan, dan perayaan hari-hari besar Islam. kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan, sampai tahunan.

Beberapa madrasah belum menetapkan secara jelas tujuan di setiap program.

Fokusnya agar program berjalan dengan baik tanpa halangan.

Ada juga beberapa madrasah memiliki tujuan di setiap kegiatan tapi belum menetapkan materi secara terstruktur dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Beberapa madrasah telah memiliki tujuan dan materi yang terstruktur di setiap kegiatan, tapi belum menentukan proses pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan dan materi.

Dan Mayoritas Madrasah adalah kriteria yang keempat yaitu tidak pernah melakukan evaluasi terhadap setiap kegiatan sehingga tidak tahu seberapa persen ketercapaian tujuan program kegiatan tersebut. Kesannya adalah yang penting berjalan.

Tindakan yang perlu madrasah lakukan adalah menganalisa program-program kegiatan yang rutin madrasah dengan menggunakan pendekatan 4 komponen yang saling berkaitan yaitu tujuan, materi, proses, dan penilaian.

Setiap kegiatan perlu dicari dan ditentukan apa tujuan program itu dilaksanakan. Setelah ditetapkan tujuan, dilanjutkan dengan memilih materi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kemudian bagaimana cara menyampaikan materi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Terakhir perlu terlihat dan terukur ketercapaian tujuan melalui evaluasi atau penilaian pelaksanaan program. Hasil evaluasi menjadi sangat penting sebagai bahan perbaikan di kegiatan selanjutnya.

Akhirnya, perlu kesadaran bahwa berbicara mutu pendidikan secara tidak langsung berbicara tentang standar pendidikan.

Standar pendidikan secara nasional telah ada dengan istilah 8 Standar Nasional Pendidikan.

Bagi Madrasah sebagai sekolah berciri khas Islam, perlu menyusun standar tersendiri di setiap kegiatan keagamaan yang rutin di Madrasah agar terjaga mutu pendidikan keagamaan.

Salah satu contoh kegiatan keagamaan yang bisa berstandar dan menjadi bahan diskusi bagi guru madrasah yaitu Program Tadarus Al Quran tiap Pagi/Tiap Jum’at.

Sebagai bahan diskusi tentang program Tadarasus sebagai berikut:

  1. Apa tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan tadarus Al Quran? Apakah tujuan itu berbeda setiap kelas?
  2. Apa materi yang harus disampaikan di tadaraus Quran agar mencapai tujuan yang diharapkan? Apakah materi setiap kelas harus berbeda?
  3. Bagaimana proses pelaksanaan program tersebut agar mencapai tujuan yang diharapkan? Bagaimana cara menyampaikan materi agar mencapai tujuan yang diharapkan?
  4. Bagaimana cara mengukur keberhasilan program tadarus tersebut? Apa alat ukurnya? Apa rencana tindak untuk perbaikan di kegiatan yang akan datang?

Setiap madrasah bisa mengembangkan  keempat pertanyaan tersebut. Standarnya adalah  suatu program kegiatan itu tersusun secara terencana dan terstruktur. Hasilnya akhirnya, program tersebut menjadi “Brand” madrasah atau ciri Madrasah kepada Masyarakat.

Selamat mencoba.

Wallahu a’lam bishshawab.

Kegiatan Lainnya


Eksplorasi konten lain dari Yunandra

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca