Teknik Supervisi Akademik
Teknik Supervisi Akademik merupakan keterampilan yang perlu dikuasai oleh Pengawas madrasah setelah menguasai Pendekatan Supervisi Akademik.
Teknik Supervisi Akademik untuk menjawab tentang bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan supervisor (pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah) dengan guru.
Adapun menurut bahasa, teknik adalah Teknik (bahasa Melayu: kejuruteraan) atau rekayasa(bahasa Inggris: engineering) adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia.(wikipedia)
Teknik supervisi adalah cara spesifik yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Menurut Buku Panduan Supervisi Akademik SMA (2018), Teknik supervisi akademik terdiri dari
A. Teknik Supervisi Akademik Individual
Teknik supervisi Akademik individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru, Teknik supervisi individual terdiri atas lima macam yaitu kunjungan kelas observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas dan menilai diri sendiri.
Individual berarti perseorangan. Jadi teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor terhadap guru secara perorangan. Supervisor berhadapan dengan seorang guru untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut.
Teknik supervisi individual terdiri dari atas lima cara, yaitu.
1. Teknik Supervisi Akademik Kunjungan kelas
Kelas sebagai pusat utama proses pembelajaran menjadi objek utama dalam pelaksanaan supervisi individual. Karena proses pembelajaran di kelas menjadi ukuran keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Maka kunjungan kelas menjadi teknik supervisi yang penting dalam pelaksanaan supervisi individual. Kunjungan kelas artinya teknik pembinaan guru oleh pengawas sekolah atau kepala sekolah sebagai supervisor untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk menolong guru mengatasi kesulitan dan masalah di dalam kelas.
Kunjungan kelas dapat dilaksanakan:
- dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang hendak disupervisi, tergantung sifat tujuan dan masalahnya,
- atas permintaan guru yang akan disupervisi,
- bila instrumen atau catatan-catatan sudah disiapkan, dan
- setelah menentukan tujuan kunjungan kelas.
Ada empat tahap dalam melaksanakan kunjungan kelas.
Tahap persiapan (Pra Observasi/Pertemuan Awal)
Pada tahap ini, pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor merencanakan waktu dan sasaran, menyiapkan instrumen, dan cara mengobservasi proses pembelajaran. Tahapan ini dimaksudkan untuk : menciptakan suasana akrab dengan guru; membahas persiapan yang dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan; menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan.
Tahap pengamatan selama kunjungan (Obervasi/Pengamatan Pembelajaran)
Pada tahap ini, pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor mengimplementasikan perencanaan supervisi akademikt, yaitu mengamati jalannya proses pembelajaran. Pada Tahapan ini hal yang perlu diperhatikan oleh supervisor adalah : pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati; menggunakan instrumen observasi; disamping instrumen perlu dibuat catatan (fieldnotes);catatan observasi meliputi perilaku guru dan siswa;tidak mengganggu proses pembelajaran.
Tahap akhir kunjungan. (Pasca Observasi/ Pertemuan Balikan)
Pada tahap ini, pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, hal –hal yang perlu diperhatikan oleh supervisor pada tahap ini adalah : dilaksanakan segera setelah observasi; tanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru saja berlangsung; tunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan); beri kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya; diskusikan secara terbuka hasil observasi terutama pada aspek yang telah disepakai atau dikontrak (berikan penguatan terhadap penampilan guru, hindari kesan menyalahkan, dan usahakan guru menemukan sendiri kekurangannya); berikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya; tentukan bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya.
Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat dan stakeholder. Tindaklanjut tersebut berupa penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar. Motivasi diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar dan diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut.
Dalam melaksanakan kunjungan kelas, digunakan enam kriteria yaitu:
- memiliki tujuan-tujuan tertentu;
- mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru;
- menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang obyektif;
- terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian;
- pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan
- pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.
2. Observasi kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data objektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.
Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah:
- usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,
- cara menggunakan media pengajaran
- variasi metode,
- ketepatan penggunaan media dengan materi
- ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan
- reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap:
- persiapan,
- pelaksanaan,
- penutupan,
- penilaian hasil observasi; dan
- tindak lanjut.
pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor dalam observasi kelas sudah siap dengan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi, serta observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.
3. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor dan guru. Tujuannya adalah:
- memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi;
- mengembangkan hal mengajar yang lebih baik;
- memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan
- menghilangkan atau menghindari segala prasangka.
Terdapat empat jenis pertemuan (percakapan) individual (Swearingen, 1962) sebagai berikut:
- classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat);
- office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru;
- casual-conference, yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru;
- observational visitation, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Pada pelaksanaan pertemuan individual, supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.
Pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik pertemuan individual sebaiknya melalui tahapan sebagai berikut:
- Persiapan: mengumpulkan informasi tentang guru yang akan disupervisi, mengidentifikasi masalah guru, dan menetapkan tujuan supervisi.
- Pelaksanaan: mengkonfirmasi permasalahan yang dihadapi guru dan tujuan supervisi, mendiskusikan permasalahan yang dihadapi guru dan beberapa alternatif pemecahan masalahan.
- Akhir pertemuan: menyepakati waktu dan tempat pertemuan untuk pemecahan masalah
- Tindak lanjut: menindaklanjuti kesepakatan.
4. Kunjungan antar kelas
Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.
Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas:
- harus direncanakan;
- guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi;
- tentukan guru-guru yang akan mengunjungi;
- sediakan segala fasilitas yang diperlukan;
- supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat;
- adakan tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu;
- segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru yang bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
- adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.
5. Menilai diri sendiri
Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri.
Cara-cara menilai diri sendiri diuraikan sebagai berikut.
- Suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut nama.
- Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.
- Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara individu maupun secara kelompok.
B. Teknik Supervisi Akademik Kelompok
Teknik supervisi Akademik kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditunjukkan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan- kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu, kemudian diberi layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhannya.,
Menurut Panduan Supervisi Akademik SMA, ada 3 teknik supervisi kelompok yaitu pertemuan atau rapat (meeting), diskusi kelompok (group discussion), dan mengadakan penataran-penataran (inservice-training)
Selain ketiga teknik tersebut, teknik supervisi kelompok terbagi dalam 13 teknik yaitu: kepanitiaan-kepanitiaan, kerja kelompok, laboratorium dan kurikulum, membaca terpimpin, demonstrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan, organisasi profesional, buletin supervisi, pertemuan guru, lokakarya atau konferensi kelompok.
Dalam menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat, Pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor harus mengetahui tiga hal yaitu aspek keterampilan yang akan dibina, karakteristik setiap teknik supervisi, dan sifat atau kepribadian guru, sehingga teknik yang digunakan sesuai dengan guru yang akan dibina melalui supervisi akademik.
Maksud kepribadian guru, Lucio dan McNeil seperti dikutip dalam Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:43 menyarankan agar Pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru, temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatik guru/aktivitas fisik (Kemdiknas, 2007).