PendidikanPengawas

Pendekatan Supervisi Akademik

Pendekatan supervisi akademik merupakan pendekatan yang dapat dilakukan oleh Pengawas Madrasah. Supak merupakan salah satu tugas dan fungsi pengawas sekolah dalam menjalankan beban kerja pengawas sekolah.

Supervisi Akademik merupakan salah satu beban tugas Kepala sekolah dilakukan terhadap guru dan Tenaga kependidikan sesuai beban kerja kepala sekolah. Peraturannya ditetapkan berdasarkan Permendikbud No. 15 tahun 2018.

Supervisi Akademik merupakan tugas yang dilaksanakan oleh pengawas madrasah/sekolah dalam membina satuan pendidikan. Juga tugas kepala madrasah/sekolah dalam mengelola satuan pendidikan.

Perlu kiranya membahas kata demi kata dari pendekatan supervisi akademik sebelum menjelaskan pengertian pendekatan supervisi akademik. Tiga kata yang tertulis dari judul di atas yaitu pendekatan, supervisi, dan akademik.

Pendekatan adalah cara atau perbuatan untuk mendekatkan diri kepada suat objek atau langkah-langkah menuju objek (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016) atau titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran,

A. Pengertian Supervisi Akademik

Sedangkan supervisi, menurut bahasa, berasal dari 2 kata bahasa inggris yaitu  “super” dan “vison”, super yang berarti di atas, sedangkan vision yang berarti melihat atau memandang. Jika digabungkan menjadi supervision yang berarti melihat atau memandang dari atas.(suharsimi,2004)

Mulyasa menguraikan bahwa supervisi berasal dari kata super dan visi yang berarti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan (Mulyasa, 2003 : 154).

Pada istilah pendidikan, supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah saebagai pejabat yangberkedudukan di atas atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru.

Adapun Akademik berasal dari Akademi (bahasa Yunani) adalah suatu institusi pendidikan tinggi, penelitian, atau keanggotaan kehormatan. Nama ini berasal dari sekolah filsafat Plato yang didirikan pada sekitar tahun 385 SM di Akademia.(wikipedia) akademik berkaitan dengan bidang keilmuan.

Akademi yang mempunyai beberapa makna, salah satunya berarti suatu masyarakat atau kumpulan orang-orang terpelajar, kata akademik juga mempunyai bermacam-macam makna antara lain yaitu yang bersifat teoritis bukan praktis, kajian yang lebar dan mendalam bukan kajian teknis dan konvensional, dan sangat ilmiah (Tim, 2001)

Maka secara istilah Supervisi akademik adalah supervisi yang mengarah pada pengendalian dan pembinaan bidang akademik melalui kegiatan dan proses pembelajaran di sekolah agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik (Tim, 2001).

Jadi gabungan dari pendekatan supervisi akademik yaitu strategi untuk melakukan kegiatan supervisi akademik. Pendekatan untuk menjawab bagaimana cara supervisor (pengawas sekolah/madrasah dan Kepala Sekolah/madrasah) bersama guru melakukan perbaikan/peningkatan. Dan siapa yang dominan?

Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sebenarnya juga sangat bergantung kepada prototipe orang yang disupervisi.

B. Pendekatan Supak

Menurut Sahertian yang dinukil di Buku Panduan Supervisi Akademik Kurikulum 2013 SMA,  Pendekatan supervisi akademik terdiri dari 3 pendekatan, yaitu:

  1. Pendekatan langsung (direktif) yaitu cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Direktif dapat disebut dengan pendekatan tatap muka atau (direct contact). Pendekatan Supervisi akademik langsung artinya Pengawas Madrasah/sekolah dan Kepala sekolah/madrasah memberikan arahan langsung kepada guru/pendidik. Dalam pendekatan langsung, pengaruh perilaku pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah lebih dominan.
  2. Pendekatan tidak langsung (non-direktif) atau (indirect contact) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. pendekatan tidak langsung menggunakan perantara, seperti melalui surat menyurat, media massa, media elekronik, radio, kaset, internet dan lain-lain.  yaitu cara pendekatan terhadap permasalahan yang menggunakan media perantara. Perilaku Pengawas madrasah/sekolah dan kepala sekolah/madrasah dalam pendekatan supervisi akademik non-direktif adalah: mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah.
  3. Pendekatan Kolaboratif, adalah cara pendekatan yang memadukan cara direktif dan non-direktif menjadi pendekatan baru, pada pendekatan ini pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah maupun guru bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Perilaku supervisor adalah Pendekatan kolaboratif ini menekankan prinsip bahwa sesama guru bertanggung jawab terhadap pertumbuhan profesional mereka, belajar kooperatif dan secara kolega, serta saling bekerja sama. Pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah berperilaku sebagai menyajikan, menejlaskan, mendengarkan, memecahkan, dan negosiasi.

C. Model Lain Supervisi Akademik

Panduan Supervisi Akademik menjelaskan juga pendekatan supervisi akademik yang lain adalah:

  1. Scientific, didasarkan atas data (hasil pengamatan dan pencatatan yang teliti, objektif dan valid) untuk selanjutnya diambil langkah perbaikan yang diperlukan. Pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah menerapkan pendekatan saintifik dalam supervisi akademik untuk memperbaiki individual guru berdasarkan atas data.
  2. Artistic, dilakukan secara tidak langsung pada persoalan (to the point) menggunakan seni. Pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah menggunakan seni tertentu. Pendekatan artistik merekomendasikan agar Pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah turut mengamati, merasakan, dan mengapresiasikan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Langkah-langkah pendekatan artistik, yaitu:
    1. Ketika hendak berangkat ke lapangan, kepala sekolah tidak boleh mempunyai pretensi apa pun tentang pengajaran yang akan diamati.
    2. Melakukan pengamatan terhadap guru dengan cermat, teliti, utuh, menyeluruh serta berulang-ulang.
    3. Memberikan interpretasi atas hasil pengamatan secara formal, setelah pengajaran selesai.
    4. Menyusun hasil interpretasi dalam bentuk narasi.
    5. Menyampaikan hasil interpretasi yang sudah dinarasikan kepada guru.
    6. Menerima umpan balik dari guru terhadap pengamatan yang telah dilakukan.
  3. Clinic, didasarkan atas diagnosis kekurangan (kelemahan/penyakit) baru diberikan perbaikan, pendekatan ini lebih dikenal dengan pendekatan supervisi klinik. Pendekatan supervisi akademik Klinik diumpamakan seperti dokter yang mendiaknosa penyakit pasien, artinya Pengawas sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah sebagai dokter dan guru sebagai pasiennya.

Satu pendekatan tidak dapat diterapkan di  semua kondisi dan tujuan supervisi akademik. Satu pendekatan yang dipilih harus dapat memenuhi kebutuhan dan kesulitan individual guru (Abanil, 2014).  Maka pemilihan pendekatan supervisi akademik  merupakan proses harus dilakukan secara hati-hati, harus dipertimbangkan pendekatan mana yang efektif dan mengapa (Quiroz, 2015).

Pengawas Madrasah atau Pengawas Sekolah dalam memilih pendekatan supervisi akademik harus mempertimbangkan mana yang efektif untuk memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan kesulitan guru dalam proses pembelajaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *