PembinaanPengawas MI

Mewujudkan MIN 4 Ponpin Excellent

MEWUJUDKAN MADRASAH UNGGUL

Pada awal Februari 2016, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 4 Pondok Pinang menyelenggarakan Rapat kerja untuk menyusun rencana kerja MIN 4 Pondok Pinang tahun 2016. Raker yang diselenggarakan di Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) MAN 4 Pondok Pinang mengangkat tema “dengan kerja profesional kita wujudkan MIN 4 Ponpin Excellent”. Peserta raker terdiri dari kepala madrasah, guru, dan semua tenaga kependidikan serta pengurus komite madrasah Ibtidaiyah negeri 4 Pondok Pinang.

Excellent menurut bahasa memiliki arti unggul, jadi Madrasah Excellent adalah madrasah unggul. Menurut Husni Rahim dalam buku Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia” bahwa Madrasah  Unggulan terdiri dari 2 kategori yaitu:

  1. Unggulan alami atau unggulan akademik artinya untuk memasuki madrasah tersebut calon siswa tersebut harus benar-benar pintar/cerdas, terampil, dan memiliki kepribadian yang baik.
  2. Unggulan eksklusif yaitu madrasah unggulan eksklusif atau madrasah yang unggul ditopang dengan kemampuan dana secara ekonomik, artinya hanya mereka yang mampu yang dapat memasukan anaknya ke sekolah tersebut.

Adapun istilah madrasah menurut Bahasa berarti sekolah. Tapi di Indonesia, Madrasah memiliki arti khusus yaitu sekolah agama atau sekolah Arab yang memiliki karakteristik berbeda dengan sekolah umum. Berdasarkan sejarah perkembangan madrasah di Indonesia,  Menurut Husni Rahim di dalam buku yang sama mengatakan bahwa terdapat 4 karakteristik madrasah, yaitu

  1. Madrasah milik masyarakat (Community Base Education), CBE merupakan kebijakan yang memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk ikut serta berperan serta dalam pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat tertentu.
  2. Madrasah sebagai manajemen berbasis sekolah (school base management)
  3. Madrasah sebagai lembaga “tafaqqahu fid-dien”
  4. Madrasah sebagai lembaga kaderisasi dan mobilisasi umat

Perkembangan MIN 4 Pondok Pinang sangat pesat dan memiliki sarana yang ideal untuk menjadi madrasah unggulan dengan gedung berlantai 3 dan lokasi strategis. serta mendapat dukungan dari komite madrasah

Disamping itu, Status MIN 4 Pondok Pinang sebagai Madrasah negeri satu-satunya di Kebayoran Lama, memiliki peran menjadi model bagi madrasah swasta. Model berarti contoh yang bisa ditiru dan diikut. Artinya madrasah model adalah madrasah yang bisa ditiru dan diikuti oleh madrasah lain. Disini perlu fokus bahwa MIN 4 Pondok Pinang tidak hanya membangun dirinya menjadi madrasah unggul, lebih jauh dari itu menjadi madrasah yang memberi dampak positif bagi kemajuan madrasah-madrasah swasta yang berada di sekitarnya.

Ketika memberikan sambutan sebagai pengawas pembina, materi pembinaan dibatasi pada dua peran yang harus dilakukan oleh MIN 4 Pondok Pinang, yaitu madrasah unggul dan madrasah model. Madrasah Unggul adalah bagaimana MIN Pondok Pinang menjadi madrasah yang memiliki ciri khas yang membedakan dengan madrasah lain. Dengan istilah lain madrasah yang memiliki brand atau merek. Sedangkan madrasah model adalah bagaimana MIN Pondok Pinang menjadi madrasah yang bisa ditiru dan diikuti oleh madrasah lainagar bisa berkembang dan mendekati madrasah yang berstandar.

A. Madrasah Unggul atau Madraasah yang memiliki Brand/Merek

Sebuah Madrasah harus merencanakan program-program pengembangan madrasah agar bisa menjadi madrasah unggulan. Program-program tersebut diupayakan bisa mendorong terciptanya suatu brand bagi madrasah. Branding menjadi penting sebagai cara mempromosikan  identitas madrasah yang dapat dikenal di masyarakat. sehingga brand tersebut menjadi daya tarik masyarakat.

Istilah brand atau merek banyak digunakan di dunia usaha. Menurut teori (Kotler,2009:332) Brand  atau Merek Brand merupakan  nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan) dari barang atau jasa pesaing.

Jika ditarik ke dunia pendidikan, Brand Madrasah adalah ciri khas madrasah yang membedakan dengan madrasah lain. Dalam proses memiliki Brand, Madrasah dapat mengembangkan di 5M, yaitu:

  1. MAN (Sumber daya Manusia)

    Sumber daya Manusia di Madrasah adalah Kepala madrasah, guru, staf administrasi, serta tenaga kependidikan lainnya. Madrasah unggul perlu memiliki program pemberdayaan dan pengembangan  sumber daya manusia secara maksimal sehingga mencapai kompetensi dan kualifikasi yang ideal. Selama ini, Progam pengembangan dan pemberdayaan SDM madrasah kurang diperhatikan. Bahkan anggaran tidak banyak menyentuhnya. JIkapun Ada lebih kepada pemberian insentif dan kesejahteraan. Akhirnya tidak banyak merubah terhadap kualitas pembelajaran. Disini peran Komite Madrasah sangat diperlukan agar dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi SDM Madrasah.

    Brand yang bisa diangkat di sumber daya manusia adalah “Guru Inspiratif”, “Guru Kreatif”, “Guru Super“, dan “Guru Terpuji”. Brand Guru Terpuji” cocok dengan arti nabi Muhammad yaitu orang terpuji atau orang yang pantas dipuji karena kebaikan, kesholehan, keikhlasan, dan ketaatan kepada Allah.

  2. Machine atau sarana (alat – sarana)

    Sarana dan prasarana merupakan komponene yang selalu menajdi prioritas utama dalam mengembangkan madrasah atau lembaga pendidikan. karena sekarang  alat ukur madrasah yang bagus adalah gedung dan fasilitasnya lengkap. Bahkan, ketika siswa baru yang akan masuk ke suatu lembaga, pertama kali dilihat dan ditanyakan adalah Sarananya. Maka tidak aneh, sekolah baru membangun gedung yang megah dulu sabagai daya tarik orang tua siswa memdaftarkan anaknya.

    Bagi MIN 4 Pondok Pinang sebagai madrasah negeri telah memiliki unsur tersebut. Madrasah yang memiliki gedung permanen dengan 3 tingkat serta halaman yang luas. semuanya bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat. Apalagi mulai dikembangkan dan dilengkapi dengan alat-alat modern yang mendukung pembelajaran seperti LCD Proyektor, AC dll. Bahkan sudah terpasang alatmonitoring berupa CCTV di setiap ruangan. Brand “Madrasah modern” atau “madrasah Gadget” bisa diangkat menjadi brand/merek madrasah.

    Tapi Hal yang perlu diperhatikan adalah pemanfaatan fasilitas tersebut. Seberapa banyak fasilitas tersbut dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kualitas pembelajar. Karena ujung pendidikan adalah kualitas pembelajaran di kelas.  Hal ini berkaitan langsung dengan proses bagaimana guru mengajar di kelas. Seperti CCTV digunakan tidak hanya menjag keamanan dan ketertiban kelas tapi menjadi sarana untuk melakukan supervisi pembelajar yang hasilnya menjadi bahan evaluasi peningkatan proses pembelajaran. Sehingga Brand sarana bisa terasa manfaatnya.

  3. Methode (cara)

    Methode atau cara yang berkembang di tahun ini adalah metode saintifk yaitu proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mnengamati, menanya, menggali informasi, mengasosiasi/menganalisis, dan menginformasi/mengkomunikasikan. Menurut salah satu pendapat bahwa 5M itu bukan metode belajar tapi kompetensi, Artinya siswa dilatih memiliki kompetensi mengamati, kompetensi menanya, kompetensi menggali informasi, kompetensi menngasosiasi/ menganalisis, dan kompetensi mengkomunikasikan/ menginformasikan. Karena setiap kompetensi tersebut memerlukan latihan dan pembiasaan.

    Selain itu, madrasah memiliki tanggungjawab mengajarkan agama Islam kepada siswanya, sehingga dalam metodenya tidak cukup menggunakan taxonomi bloom yaitu pengetahun, keterampilan, dan sikap. Seperti materi shalat, seorang anak mengetahui tata cara shalat, kemudian dapat mempraktekan shalat, terus memahami akan pentingnya shalat, dan ketika ujian tulis dan praktek anak dapat nilai sempurna. Secara standar kompetensi lulusan, siswa tersebut dapat dikatakan berkompeten. Tapi bagi pendidikan agama Islam belum cukup, jika siswa tersebut tidak terbiasa melaksanakan shalat atau jarang melaksanakan shalat dalam kehidupan saehari-hari. Maka madrasah sebagai lemabaga Islam berusaha menjadikan siswa terbiasa melaksanakn shalat.

    Metode yang cocok untuk pendidikan Agama Islam  adalah metode internalisasi atau personalisasi., yaitu metode atau cara mengajarkan atau mendidik sesuatu menjadi karakterk, kebiasaan atau bagian dirinya. Ada tiga cara dalam metode internalisasi yaitu:

    • Model atau contoh atau Tauladan
    • Pembiasaan
    • Motivasi

    Dari metode dapat diangkat bran “madrasah islami”,  “madrasah saintifik”,

  4. Material

    Materi yang dimaksud adalah rencana, program, atau kurikulum yang dikembangkan dan menjadi ciri khas madrasah. Komponen ini paling sering menjadi perhatian setiap lembaga pendidikan, karena salah satu inti pendidikan selain guru dan siswa. Pendidikan tanpa kurikulum adalah “pendidikan Bisu” atau suatu interaksi tanpa makna dan kata, karena interaksi antara guru dan siswa perlu sebuah materi yang sampaikan sehingga terjadi interaksi keduanya.

    Jika diamati Brand komponen program/kurikulum yang berkembang di sekolah-sekolah Islam, adalah praktek ibadah, tahfidz al-Quran, dan bahasa Inggris. Ketiga program tersebut yang sering ditawarkan kepada orang tua. Sehingga muncul sekolah Islam terpadu, Madrasah berstandar Cambridge di bahasa Inggris, atau madrasah tahfidz Al Quran.

    Madrasah memiliki satu ciri khas yang bisa dikembangkan menjadi brand, walaupun tidak terlalu populer di masyarakat yaitu bahasa Arab. banyak pertanyaan apatis tentang bahasa Arab, seperti buat apa belajar bahasa Arab, bahasa Arab itu hanya bahasa Agama, bahasa arab tidak diperlukan di dunia kerja, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan madrasah-madrasah kuranag memperkuat terhadap pembelajar bahasa Arab. padahal jika melihat sejarah madrasah, bahwa madrasah dikenal dengan sekolah Arab karena mengajarkan materinya berbahasa Arab. bahkan dalam sejarah, madrasah mengajarkan ilmu bumi dengan menggunakan buku-buku dari Al Azhar Mesir tujuannya untuk mengajarkan bahasa Arab(Mahmud Yunus: 2008: 65).

    Pada zaman dulu, banyak orang tua tidak bisa membaca hurup latin, tapi mampu membacu huruf arab. yang terkenal dengan arab melayu yaitu bahasa melayu yang ditulis dengan huruf Arab. sehingga zaman dahulu sedikit yang buta baca AL Quran. Zaman sekarang, kebalikannya yaitu bahasa arab ditulis latin, bahkan al-Quran pun ditulis latin, tujuan awalnya untuk mempermudah mengajarkan cara membaca al-Quran, tapi harus dijaga jangan sampai lupa dengan huruf aslinya, karena tulisan alQuran dengan latin rawan dikaburkan maknanya dan dapat mengasingkan umat Islam dengan al-Quran.

  5. Money atau uang atau pembiayaan

    Uang bisa menjadi merek atau Brend suatu madrasah. Merek “madrasah gratis” sangat populer sekarang ini. Merek ini sangat riskan dan banyak disalahartikan. Sehigga banyak orang tua/wali siswa enggan membayar uang madrasah karena ada label gratis walaupun orang tua/wali tersebut mampu membayar bahkan kehidupanya terlihat sangat berkecukupan atau kaya.

    Perlu diingat, Orang tua memiliki kewajiban mengasuh dan mendidik anak-anak. Mengasuh berarti menyediakan pakaian, makanan, dan segala sarana hidup yang layak. Adapun mendidik artinya adalah menunjukan jalan yang benar dan salah, halal atau haram, dan apa yang seharusnya dia kerjakan atau ditinggalkan. (buku Sukses menjadi Ayah). Artinya ketika oranag tua tidak mampu menndidik anaknya kemudian meminta bantuan (bukan menyerahkan) ke sekolah/madrash untuk mengajark dan mendidik anaknya, maka bukan berarti tanggungjawab orang tua gugur, tapi orang tua mendukung dan mencukupi kebutuhan sekolah agar dapat mendidik anaknya.

    Jika bicara biaya, ada ungkapan bahawa pendidikan yang bagus perlu biaya. Titik perbedaanya adalah sumber biayanya. Sekolah/madrasah negeri telah memiliki sumber biaya dari pemerintah secara terbatas sehingga masih perlu dukungan dari orang tua dan sebaagi tanggungjawab orang tua terhadap anak-anaknya.

    Sedangkan madrasah swasta memiliki sumber biaya dari orang tua, sehingga kelihatan biaya sekolahnya sangat mahal. Beberapa Sekolah swasta memasang biaya yang sangat besar untuk mendukung proses penndidik secara maksimal. Hal ini dalam rangka mencukupi biaya operasionalnya terutama gaji guru-guru.

    Brend “Madrasah Elit”, atau “madrasah mahal” masih tetap laku dan banyak peminatnya, karena adanya kesadran orang tua terhadap usaha para guru mendidik anak-anaknya. Mungkin logika sederhana bahwa para orang tua sendiri tidak akan siap meninggalkan keluargnya untuk mendidik dan mengajar anak orang lain dari pagi sampai siang selama 5 hari dengan diberi pengahrgaan 1 jt sebulan dan bisa lebih kecil dari itu.

B. Madrasah Model atau Panutan Madrasah Swasta

Tujuan pendirian madrasah negeri adalah sebagai madrasah percotohan dalam mengelola madrasah bagi madrasah swasta. Sehingga perlu dipikirkan apa kontribusi yang isa dilakukan dalam rangka memajukan madrasah-madrasahj swasta. Hampir 90% adalah madrasah swasta, dimana banyak mengalami kendala dalam mengembangkan madrashnya.

Banyak program-program nasional dalam mengembangkan madrasah telah dilaksanakan dan berhasil menjadi madrasah terebut menjadi madrasah yang bagus. Tapi madrasah-madrasah swasta tidak bisa menirunya. Hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal.  Jika  dilihat berdasarkan 5 komponen pendidikan atau 5 M. Ketidak mampuan madrasah lain terutama madrasah swasta mengikuti madrasah model terletak pada 2 kompenen pendidikan yaitu machine (sarana prasarana) dan Money (pembiayaan).

Program-program nasional yang dikembangkan banyak mendapat dukungan dari pemerintah baik biaya maupun pengadaan sarana prasarana, sehingga madrasah-madrasah model memiliki fasilitas yang lengkap dengan gedung permanen serta biaya operasional yang cukup. Kedua hal tersebut tidak dimiliki oleh madrasah swasta.

Oleh karena itu fokus madrasah negeri agar dapat berkontribusi ke madrasah-madrasah swasta adalah di tiga komponen sisanya yaitu Manpower, material, methode. Guru-guru madrasah negeri diharapkan bisa membantu guru-guru swasta dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah swasta. Guru madrasah negeri bisa menjadi tutor atau pendamping madrasah-madrasah swasta dalam mempraktekan metode-metode pembelajaran yang efektif

Kepala sekolah Negeri bisa berbagi pengalaman dan membantu kepala sekolah swasta dalam mengelola madrasah yang efektif. Program-program yang dikembangkan di madradsah negeri bisa disosialisasikan juga ke madrasah swasta dengan modifikasi yang sesuai dengan karaktersitik dan kondisi madrasahnya.

Akhirnya “madrasah lebih baik, lebih baik madrasah” tergatung pada kerjasama semua pihak. Dan keberhasilan madrasah adalah bila bisa mengangkat madrasah swasta menjadi lebih baik.

Waalu’alam bishawab.