PembinaanPengawas RA

Guru RA Cilandak Yang Kreatif

KURTILAS RA DI IGRA CILANDAK

Kurikulum 2013 menjadi tema utama di pendidikan nasional, dimana lahirnya K13 atau kurtilas terkesan terburu dan tidak dipersiapkan secara matang, terutama kesiapan guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum. Walaupun, Menteri Pendidikan Nasional telah menjelaskan latarbelakang disahkanya kurikulum 2013. Beliau menegaskan bahwa kajian kurikulum merupakan program yang telah disusun beberapa tahun sebelumnya dan telah melalui beberapa kajian, sehingga munculnya kurikulum 13 (K13 atau kurtilas). Misalnya dengan dimunculkannya Kompetensi Inti 1 (spiritual) dan Kompetensi Inti 2 (sosial) disetiap mata pelajaran, hal ini memeberikan dampak bahwa tanggungjawab pembinaan akhlak baik spirtual maupun sosial dibebankan kepada semua guru, tidak hanya kepada guru Agama dan guru PKN.

Tapi, karena isunya kurikulum 2013 memberatkan guru, dengan perubahan struktur organisasi di kementerian pendidikan dan kebudayaan mengakibatkan penghentian sementara pelaksanaan kurikulum 2013. Instruksinya adalah mengembalikan pelaksanaan kurikulum 2013 ke kurikulum 2016 di semua sekolah, kecuali beberapa sekolah yang telah melaksanakan K13 selama 3 semester.

Pada masa penghentian kurikulum 13,  Kementerian akan mengkaji ulang penerapan kurikulum 13 atau kurtilas, terutama pada sistem penilaian yang terkesan berat bagi guru-guru. Sempat beredar bahwa kurtilas akan diganti dengan kurikulum nasional atau istilah yang lain. Hasilnya tahun 2016 , istilah kurikulum 13 tetap ada dengan perubahan dibeberapa aspek. Secara terstruktur,  kurikulum 2013 mulai bergerak sejak Maret dengan pelatihan instruktur nasional. kemudian dilanjutkan dengan pelatihan instruktur provinsi dan akan berujung di guru sasaran.

Gema kurikulum 2013 mulai terdengar kembali. Merespon kondisi tersebut, IGRA (ikatan guru raudhatul athfal) Cilandak mengadakan pelatihan kurikulum 13 bagi guru-guru ra se kecamatan Cilandak. Pesertanya adalah semua guru-guru RA di kecamatan Cilandak. Tempaat Kegiatan pelatihan di RA Al-Ittihadiyah Cipete Selatan.

Pada pengarah, ada beberapa catatanyang perlu diperhatikan oleh peserta pelatihan:

  1. Pendidikan Usia dini memiliki peranan penting dalam mempesiapkan generasi emas bang Indonesia. mereka menjadi harapan melanjutkan estapet kepemimpinan bangsa Indonesia. Pelaku utama dalam membina generasi emas berada di tangan guru-guru RA.
  2. Pelatihan K13 merupakan sarana mempersiapkan guru-guru untuk menjadi guru yang dapat membantu anak/siswa menemukan dan mengembangkan potensi.
  3. Pendidikan Usia dini difokuskan pada pembinaan KI-1 dan KI-2 yaitu pembinaan spiritual dan sossial. Pembinaan spiritual yaitu membina anak-anak untuk mengenal ALlah, mengenal Rosulnya, dan mengenal al-Quran.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *