Cara Merancang Projek Profil Pelajaran Pancasila dengan Mudah
yunandra.com. Projek profil pelajar Pancasila menjadi pembeda kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013 atau sebelumnya. Kegiatan kokurikuler dengan pembelajaran berbasis projek bertujuan untuk penguatan kompetensi dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. Lalu bagaimana cara Merancang projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Panduan Pengembangan P5 telah menjelaskan beberapa contoh yang dapat dijadikan inspirasi ketika merumuskan projek profil pelajar Pancasila. Madrasah bisa mengambil contoh tersebut sesuai dengan kondisi dan kemampuan madrasah.
Baca: Panduan Pengembangan P5
1. Guru dan Peserta Didik di SMP
Ningsih seorang siswa SMP. Ningsih tinggal di desa nelayan gurita. Di sekolah, guru Ningsih merancang projek profil bertopik “Detektif Gurita.“ Ningsih mengeksplorasi segala hal tentang dunia gurita, mulai dari karakteristik dan cara hidup gurita, hingga bagaimana gurita mempengaruhi kesejahteraan masyarakat desanya. Sewaktu menyelidiki, Ningsih dan teman-teman baru tahu bahwa gurita yang tidak laku biasanya hanya dibuang ke laut. Dengan bimbingan guru, Ningsih dan teman sekelasnya bersama-sama mengembangkan kreasi pangan olahan gurita untuk memanfaatkan gurita yang tidak laku. Ningsih sangat senang karena ia dan teman-teman berkesempatan mengasah dimensi Kreatif dan Gotong Royong melalui projek profil.
Berdasarkan kasus di atas, merancang Projek Profil Pancasila berdasarkan kearifan lokal. Ada 2 profil yang ingin dicapai yaitu:
- Dimensi Kreatif dan Gotong royong
- Tema : Direktif Gurita
2. Guru SLB
Pak Aso seorang guru SLB. Pak Aso mengamati, siswanya suka minum teh manis tetapi belum bisa membuat sendiri. Pak Aso merancang projek profil bertema Kewirausahaan untuk mengembangkan dimensi Mandiri, berjudul “Kita Suka Teh Manis”. Siswa belajar mengenal alat dan bahan, menentukan ukuran gula dan air yang digunakan, menuangkan air dalam gelas, hingga menyajikan teh sendiri. Projek profil dilakukan melalui pendampingan, pengulangan dan pembiasaan baik di sekolah maupun di rumah. Lebih jauh lagi, Pak Aso menyemangati siswanya berjualan teh manis pada pameran projek profil. Siswa Pak Aso sangat senang, 20 gelas teh manis laku terjual hari itu. Setelah projek profil berakhir, beberapa orang tua bercerita pada Pak Aso bahwa anaknya kini membuat teh manis sendiri setiap pagi.
Kisah di atas memberikan inspirasi bahwa rancangan projek profil pelajar Pancasila dapat disusun berdasarkan kondisi siswa. Dimensi yang dikembangkan hanya satu yaitu kemandirian.
3. Kepala Sekolah SMA
Bu Mondang sedang prihatin. Baru saja terbetik kabar, di SMA yang dipimpinnya telah terjadi kasus perundungan kepada siswa dengan etnis minoritas. Bertekad menyelesaikan persoalan ini, Bu Mondang berkoordinasi dengan Tim Fasilitator Projek Profil SMA. Mereka sepakat merancang projek profil yang menyasar dimensi Kebhinnekaan Global, dengan topik “Sayangi Diri Sayangi Sesama.”
Para guru memfasilitasi dialog antar siswa. Sekolah juga mengundang narasumber dari komunitas lintas-etnis untuk berdialog dengan siswa. Bermitra dengan komunitas tersebut, sekolah mengadakan kegiatan live-in untuk memberi kesempatan siswa berinteraksi dengan keluarga yang berbeda etnis.
Projek profil ini berhasil menghilangkan ketegangan antar etnis, juga menumbuhkan empati serta rasa persatuan di SMA yang dipimpin oleh Bu Kondang.
4. Pengawas SD
Selain bekerja sebagai pengawas sekolah, Pak Abdullah aktif berkegiatan di komunitas lingkungan. Akhir-akhir ini, di Ternate sering terjadi krisis air bersih karena mata air mengering. Ketika SD dampingannya berkonsultasi untuk merancang projek profil, Pak Abdullah menyarankan tema Gaya Hidup Berkelanjutan, topik “Konservasi Air”.
Siswa belajar tentang siklus air, lalu menyelidiki penyebab keringnya mata air. Ternyata sebabnya adalah kerusakan hutan di lereng Gunung Gamalama, akibat erupsi pada tahun sebelumnya. Siswa dan sekolah sepakat membuat aksi penghijauan lereng gunung. Pak Abdullah bantu menghubungi Dinas LHK untuk mendapat bantuan bibit pohon. Setelah penanaman, siswa kerap berkunjung untuk menjenguk dan merawat pohon mereka.
Dimensi Akhlak Mulia, khususnya Akhlak terhadap Alam, berkembang pesat pada diri siswa setelah menjalani projek profil ini.
5. Komite Sekolah SMK
Bu Reina adalah pengurus komite di SMK tempat puteranya bersekolah. 50% lulusan SMK tersebut belum diterima bekerja. Dari observasi pada saat praktek, Bu Reina menemukan, siswa belum memiliki budaya kerja yang baik. Bu Reina mendukung inisiatif Tim Fasilitator Projek Profil untuk membuat projek profil bertema Kebekerjaan.
Dengan bantuan dana dari komite, siswa melakukan kunjungan ke industri dan merefleksikan budaya kerja yang baik di dunia industri. Siswa lalu berdiskusi dan menyepakati budaya kerja yang ingin mereka latih, lalu menerapkannya di waktu praktek.
Di akhir projek profil, Bu Reina lega karena para siswa telah terbiasa bekerja secara profesional baik secara mandiri maupun di dalam tim, cerminan berkembangnya dimensi Mandiri dan Gotong-Royong.
Berdasarkan contoh-contoh di atas, merancang Projek Profil pelajar Pancasila disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Dan gagasan projek bisa berasal dari guru, kepala, pengawas, dan komite.
Juga Dimensi yang akan dikembangkan paling banyak 2 dimensi di setiap projek.
Bagaimana wajah projek profil di satuan pendidikan Anda?
Mari jalankan projek profil sesuai keunikan konteks satuan pendidikan, dan bantu peserta didik kita bertumbuh kembang menjadi pelajar Pancasila.
Sumber: Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil pelajar Pancasila, 2022
Eksplorasi konten lain dari Yunandra
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.