PendidikanSiswa

Profil Pelajar Pancasila Menurut Kemendikbud

Profil Pelajar Pancasila menurut kemendikbud diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Pelajar atau Peserta didik adalah sasaran utama proses pendidikan, Siswa merupakan objek sekaligus subjek pendidikan. Tujuan akhir dari sebuah pendidikan adalah mengeluarkan siswa sesuai dengan profil yang diharapkan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menetapkan 6 profil pelajar Indonesia. Adapun 6 profil itu disebut sebagai Profil Pelajar Indonesia Pancasila. Keenam profil tersebut mengacu kepada program Penguatan pendidikan karakter yang dituangkan dalam Peraturan Presiden no. 87 tahun 2017.

Pada pasal 1 ayat 1, Penguatan Pendidikan Karakter atau PPK adalah Gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah piker, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, Keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Pada pasal 13 ayat 2, menjelaskan salah satu tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Merumuskan kebijakan dan penyelenggaraan PKK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal di bawah kewenangannya.

Maka dikeluarkan Permendikbud no, 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal

Pasal 2 ayat menjelaskan tentang 5 nilai utama yang saling berkaitan yaitu

  1. Religiositas
  2. Nasionalisme
  3. Kemandirian
  4. Gotong Royong
  5. Integritas

Dari kelima nilai utama tersebut, pada acara Webinar di Jakarta, Selasa (5/5/2020), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, menjelaskan 6 Profil Pelajar Pancasila, yakni:

1.  Bernaral Kritis dan dapat memecahkan masalah

Bernalar kritis atau berpikir kritis adalah berpikir pada sebuah level yang kompleks dengan menggunakan berbagai proses analisis dan proses evaluasi terhadap informasi yang didapatkan.

Menurut Sumadi Suryabrata (2002) pola berpikir kritis memerlukan tiga langkah yaitu:

  1. proses analisis berdasarkan ciri-ciri dari beberapa objek yang sejenis.
  2. proses menyambungkan pemahaman atau pengertian antara satu hal dengan hal yang lain.
  3. Kemampuan menggabungkan beberapa hal atau pendapat yang berbeda-beda menjadi sebuah kesimpulan atau suatu keputusan. Keputusan bisa bersifat induktif, deduktif, serta analogis.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bahwa Pelajar Indonesia harus bisa bernalar dan berpikir kritis. Tak hanya itu saja, pelajar juga bisa memecahkan masalah. Ini jadi aspek kognitif.

Kemampuan memecahkan masalah atau Problem Solving menjadi skill pertama dari 10 skill yang diperlukan di tahun 2020 Menurut forum Ekonomi Dunia.

2. Profil Pelajar yang Mandiri

Karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.

Menurut buku Konsep dan Panduan PPK yang diterbitkan oleh Kemendikbud tahun 2017, subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), Tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, Keberanian dan menjadi Pembelajar sepanjang hayat.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bahwa Seorang pelajar haruslah mandiri. Pelajar diharapkan mampu secara independen termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya.

3. Profil Pelajar yang Kreatif

Secara etimologis, “Kreatif” berasal dari Bahasa Inggris yaitu “to create” yang berarti membuat atau menciptakan. Jadi kreatif adalah kemampuan dalam menciptakan suatu ide dan konsep dalam memecahkan suatu masalah. Pengertian lain dari kreatif adalah suatu kemampuan dalam menciptakan hal-hal baru atau cara-cara baru yang berbeda dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.

Perbedaan dengan inovatif yaitu proses dari pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki proses produk, atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti.

Menurut Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan bahwa menjadi seorang pelajar untuk saat ini harus kreatif. Pelajar juga harus bisa menciptakan hal-hal yang baru.

4. Punya sikap Gotong Royong

Menurut Buku Konsep dan Pedoman PPK, nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi Bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

Menurut Nadiem, pelajar harus mempunyai sikap gotong royong. Semangat kolaborasi ini akan menjadi soft skills yang sangat relevan sampai kapanpun.

5. Sikap Kebhinekaan Global

Pelajar Indonesia harus mencintai keberagaman budaya, mencintai keberagaman agama dan ras secara internasional. Menurut Nadiem, sudah harus ada perluasan pengetahuan budaya dari dalam negeri. Karena itu, pelajar Indonesia diminta memiliki rasa sebagai penduduk global yang wajib berkompetisi.

6. Berakhlak Mulia

Menurut Nadiem, “Di sinilah moralitas, etika, spritual itu ada. Jadi mau enggak mau pendidikan karakter harus jadi pilar inti dari pembangunan pendidikan nasional,”.

Menurut Nadiem, keenam profil pelajar Pancasila tersebut akan menjadi pilar inti dari pola pembelajaran. Khususnya di zaman serba moderen seperti saat ini.