Prinsip Pendidikan Karakter dalam Islam
Prinsip Pendidikan Karakter menurut Buku “Pendidikan Karakter dalam Islam” yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI tahun 2010, adalah sebagai berikut
1. Manusia dipengaruhi Faktor Internal dan Ekternal
Prinsip Pendidikan karakter yang pertama bahwa manusia adalah makhluk yang dipengaruhi aspek, yakni kebenaran yang ada di dalam dirinya dan dorongan atau kondisi eksternal yang mempengaruhi kesadarannya.
Oleh karena itu, pendidikan yang bertujuan menumbuhkan peserta didik perlu sekaligus mengenalkan konsep “yang baik” dan menciptakan lingkungan yang mengkondisikan peserta didik mencapai pemenuhan karakter utamanya. Penciptaan konteks (komunitas belajar) yang baik dan pemahaman akan konteks peserta (latar belakang dan perkembangan psikologi) menjadi bagian penting dalam membangun karakter. (Bambang:2008)
2. Kesatuan Kenyakinan, Perkataan dan Tindakan
Kedua, konsep pendidikan dalam rangka membangun karakter peserta didik sangat menekankan pentingnya kesatuan antara keyakinan, perkataan dan tindakan. Hal ini paralel dengan keyakinan dalam Islam yang menganut kesatuan antara roh, jiwa dan badan. Ketiganya membentuk suatu entitas ontologis manusia yang tak bisa direduksi ke dalam bagian-bagiannya. Prinsip ini sekaligus memperlihatkan pentingnya konsistensi dalam perilaku manusia dalam tindak kehidupan sosial sehari-hari.
3. Pendidikan karakter berdasarkan Kesadaran Pribadi
Ketiga, pendidikan karakter mengutamakan munculnya kesadaran pribadi peserta didik untuk secara ikhlas mengutamakan karakter positif dalam dirinya. Sebagaimana dikatakan bahwa setiap manusia memiliki modal dasar, potensi dan kapasitas dalam dirinya. Aktualisasi dari kesadaran ini dalam pendidikan adalah merawat dan memupuk kapasitas ini sehingga memungkinkan karakter positif ini memiliki daya tahan dan daya saing dalam perjuangan hidup tanpa tergeser oleh godaan-godaan sementara yang hilir mudik dari pengaruh-pengaruh informasi dan budaya asing.
4. Manusia Ulul Albab
Prinsip yang keempat adalah pendidikan karakter mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia Ulul Albab yang tidak hanya memiliki kesadaran diri tetapi juga kesadaran untuk terus mengembangkan diri, memperhatikan masalah lingkungannya, dan memperbaiki kehidupan sesuai dengan pengetahuan dan karakter yang dimiliki.
” Manusia semacam ini adalah manusia yang memiliki competence, compassion dan consence. (Heru Prakosa :2007) Manusia yang competence adalah manusia yang unggul dan menghargai proses. Termasuk dalamnya adalah menghindari kesuksesan yang diperoleh secara instan. Adapun manusia yang memiliki compassion adalah manusia yang peduli dengan sesamanya. sementara consence adalah manusia yang sadar akan tujuan hidupnya.
5. Kebebasan Memilih Karakter Positif
Karakter seseorang ditentukan oleh apa yang dilakukannya berdasarkan pilihan bebasnya. Dalam hidup sehari-hari, setiap keputusan yang diambil seseorang mencerminkan kualitas seseorang di mata orang lain. Seorang individu yang mampu membuat pilihan yang tepat sebetulnya memperlihatkan kuatnya karakter yang dimilikinya.
Dalam sejarah pendidikan Islam pada awal-awal perjuangan kemerdekaan, karakter semacam ini terutama dimiliki oleh komunitas pesantren yang tidak mudah tergoda oleh rayuan pemerintah kolonial yang hendak menjajah baik secara fisik maupun pengetahuan. Karena itu pembentukan mental atau karakter pribadi yang kuat seharusnya menjadi tujuan utama pendidikan Islam di tengah arus globalisasi
Eksplorasi konten lain dari Yunandra
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.