Tiga Cara untuk Menyembuhkan Penyakit Alasan Kecerdasan
Penyakit Alasan Kecerdasan membuat sesorang tidak mampu mengembangkan diri. Bahkan menjadi penghambat sesorang untuk sukses.
Berpikir dan Berjiwa Besar karya David Schwartz menyebutkan 3 penyakit Dalil atau penyakit kegagalan. Penyakit kegagalan yang dimaksud adalah penyakit pikiran yang mematikan pikiran.
Salah satu penyakit kegagalan adalah Dalil inteligensi atau “saya kurang cerdas”. Ungkapan yang muncul “Tetapi Anda harus mempunyai Otak yang cerdas untuk berhasil”.
Ada dua kesalahan dasar terkait dengan kecerdasan, yaitu:
- Kita meremehkan kekuatan otak kita, dan
- Kita terlalu menganggap hebat kekuatan otak orang lain.
Ada tiga cara Menyembuhkan Penyakit Alasan Kecerdasan yaitu:
1. Jangan Meremehkan Inteligensi diri
Jangan pernah meremehkan inteligensi anda sendiri dan menganggap terlalu tinggi inteligensi orang lain.
Inteligensi (Kecerdasan) memiliki banyak pengertian seperti kapasitas untuk logika, pemahaman, kesadaran diri, pembelajaran, pengetahuan emosional, penalaran, perencanaan, kreativitas, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah.
Menurut Wikipedia, Inteligensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk memahami atau menyimpulkan informasi , dan menyimpannya sebagai pengetahuan untuk diterapkan pada perilaku adaptif dalam lingkungan atau konteks.
David J. Schwartz menjelaskan dalam buku ” Berpikir dan Berjiwa Besar” strategi untuk cara pertama yaitu Berkonsentrasilah pada apa yang anda miliki. Temukan bakat unggul anda. Ingat, bukan beberapa banyak inteligensi yang anda miliki yang penting, melainkan bagaimana anda menggunakan otak anda. Manajemenilah otak anda Daripada khawatir mengenai IQ anda.
2. Sikap Lebih Penting
Ingatlah diri Anda beberapa kali setiap hari. “Sikap saya lebih penting Daripada inteligensi saya.”
Menurut aeseducation.com atau Applied Education System, Bri Stauffer menulis sebuah artikel di tentang 12 keahlian yang dibutuhkan oleh peserta didik agar berhasil dalam karier di zaman informasi.
Keduabelas keahlian tersebut dikelompokkkan menjadi 3 kategori. Salah satunya adalah Life Skills atau Kecakapan hidup yaitu kecapakan yang diwujudkan dalam kualitas pribadi dan profesional yang ada dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Life Skills terdiri dari 5 keterampilan yaitu Flexibility, Leadership, Initiative, Productivity dan Social skills’ Dikenal dengan Keterampilan FLIPS.
David Schwartz memberikan strategi pelaksanaannya yaitu Di tempat kerja dan di rumah, praktekkan sikap positif. Lihat alasan mengapa anda dapat melakukannya, bukan alasan mengapa anda tidak dapat. Kembangkan sikap “Saya menang.” Manfaatkan inteligensi anda untuk pemakaian positif yang kreatif. Gunakan otak anda untuk mencari cara-cara untuk menang, bukan membuktikan bahwa anda akan kalah.
3. Kemampuan Berpikir Lebih Penting
Ingat bahwa kemampuan berpikir jauh lebih bernilai Daripada kemampuan mengingatkan fakta.
Menurut Taxonomy Bloom, tahapan berpikir terdiri dari 6 tahapan yaitu menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kecapakan abad 21 menuntut kemampuan 4 c yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi.
David Schwartz menjelaskan strateginnya yaitu Gunakan pikiran anda untuk menciptakan dan mengembangkan gagasan, untuk mencari cara-cara baru dan lebih baik untuk mengerjakan segala sesuatunnya. Tanya diri anda sendiri, “Apakah saya menggunakan kemampuan mental saya untuk membuat sejarah, atau apakah saya menggunakannya hanya untuk merekam sejarah yang dibuat oleh orang lain”
Eksplorasi konten lain dari Yunandra
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.