Mengkaji Kerangka Dasar Kurikulum Prototipe
Kerangka Dasar Kurikulum Prototipe merupakan kurikulum tetap yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai acuan pengembangan kurikulum prototipe. Salah satunya adalah penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah atau Satuan Pendidikan. (KOS).
Selain itu, pada Program Sekolah Penggerak, kerangka dasar Kurikulum menjadi acuan penyusunan alur tujuan pembelajaran, modul ajar, dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Baca:
Kerangka dasar Kurikulum Prototipe terdiri dari 3 komponen, yaitu:
1. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran.
CP berisi kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Pada Materi bimbingan konseling disebut sebagai capaian layanan.
Regulasi tentang Capaian Pembelajaran telah ditetapkan oleh Kepala Balitbangbuk.
2. Struktur Kurikulum Prototipe
Kerangka Dasar Kurikulum Prototipe selanjutnya adalah Struktur Kurikulum.
Struktur kurikulum merupakan pengorganisasian atas capaian pembelajaran, muatan pembelajaran, dan beban belajar.
Pada struktur kurikulum, Pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama. Sehingga beban belajar pun terbagi 2 juga.
Kedua kegiatan tersebut, yaitu:
1. Pembelajaran Reguler Menurut Kerangka Dasar Kurikulum Prototipe
Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler.
Kegiatan pembelajaran reguler untuk setiap mata pelajaran mengarah pada CP dan profil pelajar Pancasila.
Muatan pembelajaran atau mata pelajaran memiliki alokasi yang dihitung 1 tahun. Sehingga Sekolah dapat mengatur mata pelajaran secara fleksibel, tergantung kondisi dan visi yang ditetapkan.
Kegiatan pembelajaran reguler memiliki porsi 70% – 80% dari total beban belajar.
Berikut rekap beban belajar pembelajaran reguler.
- PAUD : 1.050 menit per Minggu
- 1 SD : 828 JP
- 2 SD : 900 JP
- 3, 4, 5 SD : 1044
- 6 SD : 928
- 7 – 8 SMP : 1044
- 9 SMP : 928
- 10 SMA : 1098
- 11 SMA : 1368
- 12 SMA : 1216
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Profil pelajar Pancasila merupakan perwujudan dari tujuan pendidikan nasional. Dimana komponen yang lain diarahkan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Profil Pelajar Pancasila terdiri dari 6 Dimensi, yaitu:
- Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
- Berbinekaan Global
- Gotong Royong
- Kreatif
- Bernalar Kritis
- Mandiri
Menurut SK Mendikbudristek No. 371 Tahun 2021, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan pembelajaran berbasis projek yang yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Tema projek penguatan 3P telah ditetapkan oleh Pusat. Setiap sekolah dapat mengembangkannya dalam bentuk sub tema.
Ada 7 tema projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah:
- Gaya Hidup Berkelanjutan
- Kearifan lokal
- Bhinneka Tunggal Ika
- Bangunlah Jiwa dan Raganya
- Suara Demokrasi
- Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI
- Kewirausahaan
Adapun beban belajar kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai berikut:
- SD I‒V : 252 JP
- SD VI : 224 JP
- SMP VII‒VIII : 360 JP
- SMP IX : 320 JP
- SMA 10 : 486 JP
- SMA 11 : 216 JP
- Dan SMA 12 : 192 JP
3. Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Prototipe
Pada kurikulum Prototipe, ada 3 istilah yang membentuk siklus yaitu Kurikulum, Pembelajaran, dan Asesmen.
Kurikulum yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran yang dihasilkan dari pemetaan standar kompetensi. Pembelajaran adalah proses pembelajaran. sedangkan Asesmen untuk memperbaiki pembelajaran.
Berdasarkan buku panduan, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang memandu pembelajaran, dan asesmen.
Prinsip Pembelajaran Kurikulum Prototipe
Menurut buku Panduan, Pembelajaran Kurikulum Prototipe dilaksanakan berpedoman pada prinsip Pembelajaran sebagai berikut:
- Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
- Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
- Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
- Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.
- Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Prinsip Asesmen Kurikulum Prototipe
Berdasarkan buku panduan, Pelaksanaan Asesmen mengacu pada prinsip sebagai berikut:
- Pelaksanaan Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
- Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
- Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
- Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
- Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Ketiga kerangka dasar kurikulum menjadi acuan Sekolah menyusun Kurikulum Operasional Sekolah atau Satuan Pendidikan (KOS), Alur Tujuan Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, dan Modul Ajar.
Artikel Kurikulum Prototipe
Eksplorasi konten lain dari Yunandra
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.