PembinaanPengawas MA

Potensi MAN 19 dalam Pengembangan Madrasah Berasrama

Pengembangan Madrasah berasrama menjadi program Kementerian Agama dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia di masa depan. Kemenag memilih beberapa madrasah Tsanawiyah dan Aliyah untuk mendapatkan dukungan dana pembangunan asrama.

Pada jenjang Aliyah, MAN 19 Jakarta menjadi salah satu Madrasah di Jakarta Selatan yang dipilih untuk menyelenggarakan pendidikan berasrama. Selain MAN 4 Jakarta yang lebih dahulu menjadi Madrasah Berasrama

Di sisi lain, berdasarkan SK terbaru, MAN 19 Jakarta menjadi salah satu sasaran tugas pengawasan Manajerial dan Akademik. Dimana Hari Senin, 29 Maret 2021, menjadi awal kunjungan ke Madrasah Aliyah yang berlokasi di Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Dalam kondisi Pandemi dan pembelajaran jarak jauh, Kunjungan pertama ketemu dengan Kepala TU dan Waka Humas. Adapun Tujuan utamanya adalah silaturahmi untuk memperkenalkan diri sebagai pengawas baru, survei lokasi dan fasilitas yang ada.

Kunjungan ini menghasilkan beberapa catatan ringan. Catatan ringan ini menggunakan Analisis SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, Results). Analisis tersebut berdasarkan informasi yang didapat dari Waka Humas, Kepala TU dan staf TU melalui bincang santai serta pemantauan terhadap fasilitas yang dimiliki oleh MAN 19.

Catatan ini difokuskan pada status MAN 19 sebagai Madrasah Aliyah Berasrama. Harapnya menjadi inspirasi dan bahan diskusi dalam merumuskan Pengembangan madrasah Berasrama ke depan.

A. Konsep Pembelajaran Berasrama

Kementerian Agama telah menetapkan petunjuk teknis Pembelajaran Madrasah berasrama melalui SK Dirjen. Pendidikan Islam No. 6988 Tahun 2019 tentang Juknis Pengelolaan Pembelajaran Asrama pada Madrasah Aliyah Berasrama.

Baca: SK Dirjen. Pendidikan Islam Tentang Juknis Pengelolaan Pembelajaran Asrama pada MA Berasrama

Ada dua istilah yang perlu dipahamai dari Juknis tersebut yaitu profil yang diinginkan dan konsep pendidikan berasrama.

Juknis tersebut menjelaskan profil peserta yang diharapkan yaitu Peserta Didik yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketakwaan (Imtak), menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), memiliki penguatan nilai karakter, moderasi beragama, serta memiliki wawasan kebangsaan dan keindonesiaan yang kuat.

Pendidikan berasrama merupakan program pendidikan yang komprehensif-holistik mencakup Pendidikan keagamaan, Pengembangan akademik, life skills (soft skills-hard skills), memupuk wawasan kebangsaan, keindonesiaan dan wawasan global yang diselenggarakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari program pendidikan di madrasah.

Maka Pola pendidikan berasrama merupakan strategi yang dapat mewujudkan profil tersebut.

B. Potensi Pengembangan Madrasah Berasrama di MAN 19

MAN 19 memiliki potensi menjadi Madrasah Berasrama yang hebat. Potensi tersebut berdasarkan pengamatan terhadap faktor-faktor yang dimiliki oleh Madrasah. Faktor tersebut mendukung keberhasian pelaksanaan madrasah berasrama. Faktor pendukung tersebut adalah

1. Gedung Asrama

Kementerian Agama telah mendukung MAN 19 Jakarta dengan pembangunan Asrama. Menurut informasi, gedung Asrama telah dibangun pada tahun anggaran 2019. Gedung berlatai 3 berdiri tegak di samping Masjid. Suatu tata letak yang ideal untuk membangun semangat keagamaan.

Gedung Asrama tersebut belum sempat digunakan karena penyebaran Virus Covid-19. Dalam rangka mencegah penyebaran virus, Pemerintah mengeluarkan Kebijakan Belajar di Rumah. Lembaga Pendidikan dilarang mengadakan pembelajaran tatap muka apalagi kegiatan berasrama. Akibatnya proses pembelajaran berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Pada saat kebijakan pembelajaran tatap muka diperbolehkan dan penyelenggaraan madrasah berasrama diizinkan, MAN 19 Jakarta baru bisa memanfaatkan gedung asrama tersebut.

2. Jurusan Keagamaan

Sekarang ini, MAN 19 memiliki 2 rombongan belajar jurusan keagamaan di tiap jenjang. Ini bukti animo masyarakat untuk memasukan anak-anaknya ke jurusan Agama masih tinggi. Biasanya masyarakat lebih cenderung memasukan anaknya ke jurusan IPA dan IPS.

Jika Keberadaan asrama sebagai sarana pengembangan jurusan keagamaan, maka MAN 19 sudah memiliki aset penting yaitu Peserta Didik. Aset penting untuk pelaksanaan program asrama, karena peserta didik merupakan input utama dalam proses pembelajaran. Sehingga MAN 19 fokus pada kesiapan peserta didik untuk tinggal di asrama.

Menurut Regulasi terkait keagamaan terdiri dari istilah yaitu Jurusan keagamaan dan program keagamaan. dimana keduanya merupakan bagian dari Madrasah Formal.

  • Program Studi Keagamaan yaitu salah satu penjurusan pada MA yang memfasilitasi kebutuhan pembelajaran serta kompetensi yang diperlukan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi. posisinya seperti Jurusan IPA, IPA, dan Bahasa. (PMA No. 90 Tahun 2013)
  • Madrasah Keagamaan adalah Prototipe madrasah aliyah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang mengembangkan keunggulan kompetetif di bidang keahlian kajian keagamaan (tafaqquh fiddin). Madrasahnya disebut dengan MAN PK yang berjumlah 10 MAN PK. Salah satu kekhususannya adalah layanan keasramaan.

Baca: 10 MAN Program Keagamaan

Berdasarkan 2 istilah di atas dengan fasilitas asrama, MAN 19 Jakarta memiliki dua pilihan apakah fokus menjadi program studi plus asrama atau menjadi MAN PK seperti 10 MAN PK yang telah ditetapkan oleh Pusat.

3. Lingkungan yang Nyaman

Mayoritas Madrasah Aliyah Negeri memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Gedung permanen yang bagus, rata-rata berlantai 3. Fasilitas belajar yang lengkap serta lapangan yang luas. Fasilitas seperti ini jarang dimiliki oleh Madrasah Swasta. Sehingga sepantasnya Madrasah Negeri menjadi Madrasah Hebat dan Bermartabat.

MAN 19 Jakarta memiliki kelebihan lain yaitu lingkungan yang nyaman dan tenang. Pohon-pohon tumbuh di lingkungan madrasah menambah suasana yang teduh. Suasana yang ideal untuk proses pendidikan. Harapannya menjadi lingkungan yang ramah anak, khususnya bagi peserta didik yang ditinggal di asrama.

B. Strategi Pengembangan Madrasah Berasrama

Ketiga faktor tersebut membuat MAN 19 Jakarta sudah meletakan satu kaki di pintu keberhasilan mengelola pendidikan berasrama. Agar dapat meletakan kedua kakinya, maka perlu melengkapi dengan strategi pengembangannya. Minimal ada 5 langkah yang perlu dilakukan MAN 19 Jakarta, yaitu

  1. Penetapan Orientasi Perguruan Tinggi
    Tentukan Perguruan Tinggi yang akan menjadi sasaran alumni progam asrama. cari informasi perguruan tinggi tersebut terkait syarat penerimaan, jadwal pendaftaranya sampai dengan strategi agar dapat diterima di perguruan tinggi tersebut.
    Produk yang dihasilkan adalah Panduan Persiapan Kuliah.
  2. Menentukan Program.
    Setelah Tujuan yang jelas, Susun program-program yang mengarah kepada pencapaian tujuan tersebut. misalnya targetnya Universitas Al Azhar Mesir, Maka program-program apa yang harus diselenggarakan agar alumni Program Keagamaan bisa diterima di Al-azhar Mesir.
    Produk yang dihasilkan adalah Program Pengembangan Madrasah Berasrama
  3. Memetakan Kompetensi.
    Setelah Program ditetapkan, petakan kompetensi yang dibutuhkan untuk mensukseskan program-program tersebut. seperti kompetensi berbahasa Arab, maka kompetensi yang dibutuhkan adalah kemampuan berbahasa Arab secara lisan dan tulisan.
    Produk dari pemetaan kompetensi adalah Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Program Asrama.
  4. Memberdayakan Sumber Daya Manusia
    Pendidik merupakan pelaku utama dalam proses pendidikan. Dengan standar yang telah ditetapkan, MAN 19 bisa memilih 2 cara yaitu memberdayakan potensi yang ada atau merekrut pendidik baru. keduanya terkait dengan waktu dan uang. Pilihan tersebut tergantung dengan kebijakan dan kondisi madrasah.
    Produk Yang dihasilkan adalah Panduan Seleksi dan Peningkatan kompetensi Pendidik dan tenaga kependidikan
  5. Menggali Potensi Peserta didik.
    Peserta Didik merupakan pengguna progam Asrama. Peserta didik perlu digali dan dipetakan potensinya sehingga dapat menentukan intervensi apa yang sesuai dengan potensinya. Guru BK memiliki peran penting dalam menggali dan memetakan potensi peserta didik.
    Produk yang dihasilkan adalah panduan pemetaan potensi Peserta didik

Semoga tulisan ini menjadi bahan pemikiran untuk mengantarkan MAN 19 Jakarta menjadi Madrasah Hebat dan Bermartabat.

Wallahua’lam bishawab


Eksplorasi konten lain dari Yunandra

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *