Al Azhar Asy SyarifPembinaan

3 Tuntutan Madrasah MTsN 41 Al Azhar Asy Syarif

Tantangan Madrasah. Pulang kampung atau balik ke kandang menjadi tanda ketika diberi amanat untuk mengawasi dan membina MATASYA.

Sebelumnya, membantu dan berkontribusi terhadap MATASYA merupakan tuntutan moral, karena Al Azhar telah membimbing dan memberi kesempatan untuk berkembang sejak tamat  belajar di Mesir sampai mengajar di Madrasah. Mulai dari dukungan  beasiswa, maupun pemberi kesempatan mengajar sambil belajar. Dengan kesempatan tersebut dapat  memiliki pengalaman yang luar biasa dan bermanfaat untuk di masa sekarang.

Profil: MTsN 41 Al Azhar Asy Syarif

Tapi sekarang ditambah dengan tuntutan kedinasan, dimana tugasnya melakukan pengawasan dan pembinaan dalam aspek akademik dan manajerial. Hal ini berimplikasi untuk merencanakan program pengawasan yang sistematis dan mendukung keberhasilan pencapaian visi misi, juga meningkatkan kualitas pembelajaran, baik kurikulum nasional maupun kurikulum Al Azhar Mesir.

Langkah awal dengan bersilaturahmi dengan dewan guru. Silaturahmi ini berjalan bersamaan dengan pertemuan rutin mingguan. Hari Rabu, 2 November 2016 menjadi momentum pertama berkumpul dengan dewan guru, dan Kepala MTsN 41 sebagai penanggung jawab.

Dalam kesempatan pertama, beberapa hal yang perlu diperhatikan dan disadari oleh MATASYA adalah sebagai berikut:

1. Kealazharan sebagai Tantangan Madrasah Afiliasi Al Azhar Mesir

MATASYA sudah terlanjur dikatakan madrasah unggulan, baik akademik maupun non akademik, khususnya dengan penerapan kurikulum Al Azhar Mesir.

Mayoritas orang tua memilih madrasah ini karena ada Al Azhar. Al Azhar yang dimaksud adalah al Azhar Mesir. Sehingga mau tidak mau dewan guru yang terlibat dalam proses pembelajaran dan bergabung dengan MATASYA harus menyadari kondisi tersebut.

Oleh karena itu, semua guru dan karyawan tidak punya pilihan lain kecuali berusaha memantaskan diri sebagai dewan guru profesional yang mampus membuktikan bahwa madrasah Tsanawiyah negeri 41 Al Azhari Asy Syarif atau MATASYA sebagai madrasah unggulan.

Maka perlu bekerja sama semua pihak yang terlibat dalam pengembangan MATASYA ini.

2. Kedinasan sebagai Tantangan Madrasah Formal

Pengawas memiliki tugas dan fungsi melakukan supervisi akademik dan manajerial. Akademik berkaitan dengan aktivitas guru dalam  pembelajaran, mulai dari persiapan, pelaksanaan, pembimbingan, dan penilaian. Administrasi pembelajaran menjadi bagian dari tugas yang perlu di supevisi oleh pengawas. Oleh karena itu, Diharapkan administrasi guru sudah tuntas, agar bisa konsentrasi pada peningkatan mutu madrasah.

Peran wakil kepala madrasah sangat dibutuhkan untuk terpenuhinya tuntutan administrasi pembelajaran, juga perlu mengingatkan para  guru untuk menuntaskan kewajiban administrasinya agar masalah administrasi bukan lagi beban yang akan mengganggu pelaksanaan pembelajaran.

3. Keagamaan sebagai Tantangan Tujuan pendidikan Nasional.

Salah satu pesan presiden kepada menteri baru, Muhajir Efendi adalah penguatan pendidikan karakter (PPK). Kenapa penguatan? Karena pada dasarnya pendidikan adalah dalam rangka membina dan melatih karakter peserta didik. Oleh karena itu, program PPK merupakan program penguatan pendidikan karakter yang sudah berjalan agar lebih kuat lagi dan mendapat perhatian khusus.

Adapun nilai-nilai penguatan pendidikan karakter yang dicanangkan tahun ini dikelompok menjadi 5 nilai utama penguatan pendidikan karakter yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.

Bagi Madrasah, Pendidikan Karakter bukan hal baru, karena Madrasah merupakan lembaga pendidikan keagamaan yaitu agama Islam yang memusakan pendidikananya pada pembinaan manusia sebagai insan kamil  Melalui proses pendidikan dan pengajara syariah Islam, Peserta didik ditanamkan keimanan dan ketakwaan serta dapat menjalan syariah Islam dengan baik dan benar. Buah dari pendidikan iman dan ibadah adalah akhlak yang mulia.

Artinya penguatan pendidikan karakter bagi Madrasah adalah bagaimana mendidik peserta didik memiliki akhlak yang baik sesuai dengan syariah Islam.

Baca: Pengertian dan Perkembangan Madrasah di Indonesia

Contoh yang paling sederhana yang dapat dilakukan dan dikembangkan oleh Madrasah adalah pelaksanaan shalat dhuhur berjamaah. Dikelola dengan baik, mulai dari cara mereka berangkat ke masjid dengan tepat waktu, tertib meletakan sandal, rapih dalam barisan shalat, samapai kemampuan menjalankan ibadah shalat dengan baik. Jika itu bisa terwujud, maka Pelaksanaan shalat menjadi program unggulan dalam membentuk karakter atau Akhlak peserta didik.

Akhirnya, dengan munculnya kesadaran semua pihak akan adanya tuntutan terhadap madrasah Tsanawiyah Negeri 41 Al Azhar Asy Syarif (MATASYA), akan mendorong untuk selalu memperbaki diri dan memantaskan diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *