MetodePendidikan

Wellbeing dan Strategi Mengajar Guru Finlandia

Wellbeing atau kesejahteraan Guru dan Siswa merupakan fokus pendidikan di Finlandia. sehingga Finlandia melahirkan profil siswa-siswa yang mencatat skor tertinggi di PISA (Programme for International Student Assesment) di tahun 2001.

Lalu muncul beberapa penelitian untuk melihat strategi mengajar yang diterapkan guru di Finlandia dalam rangka mewujudkan Student wellbeing. Seperti T. Timothy D. Walker dalam buku “Teach Like Finland, 33 Simple Strategies for Joyful Classroom” menjelaskan 7 strategi sederhana agar tercipta kelas yang menyenangkan.

Bahagia Itu bukanlah hasil dari Kesuksesan Namun Kunci Kesuksesan

Guru dan siswa yang bahagia (Student Wellbeing) berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran di kelas. Artinya betapa pentingnya kesehatan fisik, emosi dan mental guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

1. Wellbeing dengan Jadwal Istirahat Otak (Schedule brain breaks)

Schedule Brain Breaks maksudnya adalah memberikan waktu jeda (pit stop) yang teratur sekitar 15 sampai 30 menit di antara proses pembelajaran untuk menyegarkan otak.

Menurut Daniel Levitin, Pakar Psikologi McGill Kanada, bahwa memberikan waktu untuk istirahat, melalui jeda yang teratur akan mengarah pada produktivitas dan kreativitas yang lebih besar.

Guru perlu mengatur waktu istirahat untuk dirinya dan Siswa yang memiliki sifat kesenangan, kemandirian, dan kebaruan.

2. Belajar Sambil Bergerak Untuk Wellbeing (Learn on the move)

Learn on The Move merupakan strategi pembelajaran aktif yang menuntut siswa bisa bergerak selama pembelajaran. Guru perlu menyusun rencana pembelajaran yang dapat melibatkan siswa untuk belajar aktif dan tidak monoton duduk rapi di bangkunya masing-masing.

Bisa juga guru melakukan “Energizeer” yaitu istirahat pendek agar siswa tidak duduk selama pembelajaran. Tujuannya untuk membangkitkan kembali semangat siswa ketika sudah mulai bosan dan mengantuki

Finlandia melaksanakan program “Finnish School on the Move” atau Sekolah Finlandia Bergerak. harapannya Sekolah-sekolah dapat meningkatkan kegiatan fisik anak-anak.

Ada beberapa saran untuk menerapkan program tersebut:

  • Cari cara untuk memasukkan kegiatan yang mengandung unsur berdiri, atau gerak yang terlihat alami ke dalam pembelajaran
  • Ketika Siswa mulai mengantuk dan Sudah lama duduk, lakukan instruksi latihan fisik seperti militer seperti lari di tempat atau lompat.
  • Membentuk “Recces Activators” (Penggiat Istirahat) yaitu menyiapkan Siswa kelas Tinggi (kelas 6) mengatur tempat bermaian dan alat permainan secara bergiliran.
  • Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih berdiri, bergerak dan bergoyang ketika belajar.

3. Recharge Setelah Sekolah (Recharge after school)

Maksud dari Recharge setelah sekolah adalah meluangkan waktu setelah mengajar atau belajar di sekolah dengan kegiatan lain yang menyenangkan. Menurut Timothy, Guru perlu memperhtungkan kekuatan dirinya. Mengisi ulang secara rutin dapat menjaga kekuatan sebagai guru.

Mengajar itu seperti Lari Marathon daripada lari Sprinting (lari cepat)

Info “Tidak PR di Finlandia” tidak sepenuhnya benar, karena menurut Timothy, Guru-guru Finlandia tetap memberikan PR, tapi Mereka dapat memutuskan berapa banyak PR yang sesuai dengan siswa mereka. Guru Finlandia memberikan PR yang relatif sedikit dan mudah. Mudah itu artinya arti Siswa dapat menyelesaikan tugasnya secara mandiri tanpa bantuan dari orang tua atau orang Dewasa.

4. Menyederhanakan Ruang (Simplify Space)

Simplify Space atau menyederhanakan Ruang maksudnya adalah menjadikan kelas yang bersih dan tertata rapi. Dinding hanya diisi oleh Karya siswa yang dipandang terbaik dan membanggakan. bukan Kelas yang dipenuhi oleh poster-poster dan karya siswa, sehingga kelas seperti “Ruang Pameran” Siswa.

Timothy memberikan trik untuk guru jika ditanya kenapa dinding kelasnya kosong.

  • Ingin menampilkan di ruang kelas memancarkan kualitas para siswa. Karya yang dipajang adalah sebuah kehormatan.
  • waktu adalah komoditas yang paling berharga. Perlu membatasi waktu yang dihabiskan untuk memajang dan menghias kelas.
  • Penegasan pada barang yang ditampilkan di DInding
  • Mengurangi faktor eksternal yang mempengaruhi fokus siswa dalam belajar.

5. Menghirup Udara Segar (Breathe Fresh Air)

Di Finlandia, Guru dan Siswa sering membuka jendela kantor atau kelas untuk menghirup udara segar. Mereka menyadari pentingnya kualitas udara. sehingga mereka membatasi jumlah siswa dalam satu ruangan.

Menurut Penelitian, ketika Anak-anak terkena cahaya yang lebih alami, mereka menunjukan performa yang lebih baik. Maka mereka menyaranakan untuk mengurangi penggunaan cahaya buatan atau cahaya listrik di dalam kelas.

6. Masuk ke Alam Liar (Get into The Wild)

Maksud Get into The Wilda atau masuk ke alam liar adalah mengajak siswa untuk dekat dengan lingkungan sekitar atau alam. Sering disebut belajar di luar kelas baik sekitar sekolah atau ke alam terbuka. DI Finlandia, Kegiatan di luar kelas yang paling disukai oleh siswa-siswa SD adalah berkemah.

Menurut Richard Louv di buku Last Child in the Woods, “Penelitian menegaskan bahwa alam dapat membantu anak belajar membangun kepercayaan diri mereka, mengurangi gejala gangguan hiperaktif akibat kurangnya perhatian, menenangkan anak, serta membantu mereka untuk fokus”

Tahapan yang dapat dilakukan oleh guru dalam mempraktekan “Get into The Wild”, menurut Timothy dapat dilakukan daari yang rendah sampai tinggi.

  • Dalam Ruang kelas, seperti nenam tumbuh-tumbuhan yang dapat diletakan di ruang kelas
  • Luar Kelas, seperti mengenal objek alam yang ada di sekitar lingkungan sekolah
  • Penghijauan Sekolah, seperti membuat taman kupu-kupu atau membuat kebun.

7. Menjaga Kedamaian Menjaga Wellbeing (Keep The Peace)

Sekolah di Finlandia sangat menjaga kedamaian, bersahabat. tenang dan bebas dari tekanan. “Proses belajar didukung oleh suasana bekerja yang damai dan bersahabat serta susasana hati yang tenang dan damai.

Strategi menjaga kedamaian dan ketenangan, Timothy dalam bukunya “Mengajar seperti Finlandia” menjelaskan beberapa solusi:

  • Achor Charts (Aturan). Menetapkan peraturan yang disepakati oleh Guru dan Siswa. Peraturan yang mengerucut pada 3 hal yaitu hormati diri sendiri, hormati orang lain, hormati lingkungan. Tujuannya adalah membuat harapan kelas menjadi lebih jelas.
  • Pengukuran Kebisingan. Pengukuran kebisingan buat siswa yang terpasang di depan kelas yang dapat digunakan guru dan siswa secara teratur untuk mengukur tingkat kebisingan kelas.
  • Menciptakan keseimbangan. Menciptakan pembelajaran yang perlu ketenangan di saat belajar mandiri, dan Berkolaborasi dalam diskusi bersama .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *