Psikologi

7 Kebiasaan Manusia Efektif

The 7 Habits of Highly effective : 7 Kebiasaan Efektif Menurut Steven R Covey

Aristoteles berkata “Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang, karena itu, keunggulan bukanlah suatu perbuatan,melainkan sebuah kebiasaan. Sebuah pepatah yang ditulis di buku “ The 7 Habits of Highly effective People bahwa Karakter kita pada dasarnya adalah gabungan dari kebiasaan-kebiasaan kita. Buku karya Steven Covey, 7 Kebiasaan Efektif. “Taburkan gagasan, tuailah perbuatan; taburlah perbuatan, tunailah kebiasaan; taburlah kebiasaan, tuailah karakter; taburlah karakter, tuailah nasib”.

Baca juga: 5 Dasar Kecerdasan Emosional Daniel Goleman

Kebiasaan adalah factor yang kuat dalam hidup kita. Karena konsisten, dan sering merupakan pola yang tak disadari, maka kebiasaan secar terus menerus, setiap hari, mengekspresikan karakter kita dan menghasilan efektivitas kita … atau ketidakefektivan kita.

Steven R Covey mendefinisikan kebiasaan sebagai titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan, dan keinginan. Pengetahuan adalah paradigm teoritis, apa yang harus dilakukan dan mengapa. Keterampilan adalah bagaimana melakukannya. Dan keinginan adalah motivasi, keinginan untuk melakukan. Agar sesuatu bisa menjadi kebiasaan dalam hidup, maka harus mempunyai ketiga hal ini.

7 Kebiasaan Efektif Steven Covey

Ada 7 kebiasaan yang memberikan pendekatan yang meningkat, berurutan,dan sangat terpadu bagi perkembangan efektifias pribadi dan antarpribadi. Ketujuh kebiasaan ini meningkatkan secara progresif pada kontinum kematangan dari ketergantungan (dependence) menuju kemandirian (independence) hingga kesalingtergantungan (interdependence).

Ketujuh kebiasaan itu antara lain:

1. Jadilah Proaktif

Prinsip kebiasaan pertama adalah Prinsip Visi Pribadi. Orang Proaktif dapat mengatur cuaca mereka sendiri. Proaktif berbeda dengan reaktif. Reaktif lebih kepada penyesuaian diri terhadap stimulus dari luar. Sedangkan Proaktif berasal dari dalam diri, atau berubah dari dalam ke luar: untuk menjadi berbeda, dan dengan menjadi berbeda, untuk mengadakan perubahan positif pada apa yang ada di luar sana saya dapat menjadi lebih banyak akal, saya dapat menjadi lebih rajin, saya dapat menjadi lebih kreatif, saya dapat menjadi lebih mau bekerja sama.

Ada sebuah ungkapan “Saya tidak tahu fakta lain yang lebih membesarkan hati selain kemmapuan manusia yang tidak diragukan untuk dapat meningkatkan kehidupan melalui upaya yang disadarinya.”

2. Mulai dengan Akhir dalam Pikiran.

Prinsip kebiasaan kedua adalah Prinsip kepemimpinan Pribadi.

Cara efektif untuk merujuk tujuan akhir adalah dengan mengembangkan pertanyaan misi pribadi atau filosofi. Ada pepatah “ apa yang ada di belakang kita dan apa yang ada di depan kita merupakan hal kecil dibanding dengan apa yang ada di dalam kita.

3. Dahulukan yang utama.

Prinsip kebiasaan ketiga adalah Prinsip manajemen Pribadi. Prinsip ini menghaislkan sebuah kebiasaan untuk memanaj sesuatu berdasarkan prioritas. Adapun prioritas bisa ditentuan berdasarkan matrik manajemen waktu. Matrik manajemen waktu terbagi menjadi empat: pertama, Penting dan mendesak; kedua, Penting tidak mendesak; ketiga, Tidak penting mendesak; dan Keempat, Tidak penting dan tidak mendesak.

4. Berpikir Menang/menang

Prinsip kebiasan keempat adalah Prinsip Kepemimpinan antarpribadi. Prinsip ini menghasilkan sebuah kebiasaan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.

Ada enam paradigma interaksi manusia:

  1. Menang/Menang : keranga pikiran dan hati yang erus menerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi manusia
  2. Menang/Kalah : paradigm ini mengatakan “Jika saya menang, anda kalah”
  3. Kalah /Menang : Biasanya berusaha menyenangkan atau memenuhi tuntutan orang lain
  4. Kalah/Kalah : ketika dua orang Menang/kalah berkumpul hasilnya adalah kalah/kalah
  5. Menang : Mentalitas menang tidak harus menginginkan orang lain kalah. Yang pentng adalah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan
  6. Menang/menang atau tidak sama sekali : jika tidak dapat memperoleh solusi yang akan menguntungkan berdua, sepakat untuk tidak sepakat tidak sama sekali

5. Berusaha Mengerti terlebih dahulu … baru dimengerti.

Sebuah ungkapan “Hati memiliki akalnya sendiri yang tidak dikenal oleh akal.”

Pinsip yang digunakan dalam kebiasaan kelima ini adalah Prinsip komunikasi Empati. cara mendengarkan secara empatik adalah berusaha terlebh dahulu untuk mengerti.

6. Wujudkan sinergi

Sebuah ungkapan “Saya menjadikan harapan seorang suci sebagai pedoman saya: dalam hal-hal yang kritis, kesatuan – dalam hal-hal pentng, kebinekaan – dalam segala hal, kemurahan hati”

Prinsip kebiasaan keenam adalah prinsip kerja sama kreatif. Sinergi dapat diartikan hubungan antar bagian dimana bagian-bagian itu merupakan bagian di dalam dan dari hubungan itu sendiri.

7. Ambilah Gergaji

Prinsip asahlah gergaji adalah prinsip pembaharuan diri yang seimbang. Asahlah gergaji pada dasarnya berarti mengekspresikaan keempat motivasi yaitu fisik, social/emosional, mental dan spiritual.


Sumber: 7 Kebiasaan Manusia Efektif

Artikel Psikologi