6 Karakter Ayah Yang Sukses
Karakter ayah yang sukses tidak hanya tergambarkan sebagai kesuksesan dalam karir kerja atau berlimpah kekayaan. Tapi kesuksesan ayah tergambar juga dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai kepala rumah tangga. Dimana ada anggota keluarga yang perlu dipimpin dan diarahkan.
Tugas kepala lebih banyak difokuskan dalam memenuhi kebutuhan keluarga yang bersifat materi, akibatnya waktunya habis untuk bekerja dan bekerja.
ketika semua materi terpenuhi, maka seorang ayah menganggap bahwa dirinya telah melaksanakan tugas sebagaimana kepala keluarga. Padahal ada tugas lain yang belum terpenuhi yaitu mendidik.
Pada tulisan ini akan dibahas tentang perbedaan mendidik dan mengasuh serta apa karakter ayah yang sukses.
Perbedaan Tugas Mengasuh dan Mendidik bagi Ayah yang Sukses
Kesalahpahaman yang sering terjadi pada banyak orang tua adalah tidak dapat membedakan antara makna mengasuh dan mendidik. Mengasuh berarti menyediakan pakaian, makanan, dan segala sarana hidup yang layak. Adapun mendidik artinya adalah menunjukan jalan yang benar dan salah, halal atau haram, dan apa yang seharusnya dia kerjakan atau ditinggalkan.
Setiap manusia bisa menjadi ayah. Namun tidak setiap manusia dapat menjadi seorang ayah pendidik yang tanggap dan bertanggung jawab. Akibat kesalahan dalam memahami makna pengasuhan (ri’ayah) dan pendidikan (at-tarbiyah).
Kata-kata, “pengasuhanku untuk anakku”, artinya memenuhi pakaian (sandang), makanan (pangan), dan kebutuhan-kebutuhan hidup yang baik baginya. Sedangkan “pendidikanku untuknya”, artinya mengajarkannya yang benar dan salah, yang halal dan haram, dan yang boleh dilakukan serta yanag tidak boleh dilakukannya.
Namun banyak ayah yang mengatakan, “Aku telah memberikan mereka apa yang tidak diberikan oleh seorang ayah lainnya. Aku telah memenuhi berbagai fasilitas untuk kesenangan hidup yang penuh kenikmatan. Aku memasukannya ke sekolah elit dan memberikan apa yang dia inginkan. Lalu kenapa dia mengecewakan harapanku?”
Anggapan yang keliru, dia mengira uang dan fasilitas menggugurkan tanggung jawab dan kewajibannya akan nilai pendidikan. dia tidak meyadari bahwa hati, kedua telinga, dan waktunya tidak diberikan untuk anaknya. Padahal semua itu lebih berharga daripada harta, pakaian, dan makanan, jutaan persen bandingannya.
Maka perlu ditampilkan karakteristik atau sifat-sifat seorang ayah pendidik. Karakteristik disimpulkan dalam satu kalimat “ seorang ayah yang sukses harus menanamkan fondasi-fondasi pendidikan sesuai fitrah yanag benar.” Fitrah inilah yang membedakan antara yang bagus dengan yang buruk, yang jahat dengan yang baik, dan yang benar dengan yang batil.
6 Karakter Ayah Yang Sukses mengasuh dan Mendidik
Berikut beberapa karakteristik yang diharapkan melekat dalam jiwa ayah pendidik:
1. Kedudukan Ayah Lebih Agung
Membuat seorang anak tahu/menyadari bahwa kedudukan ayah lebih agung darinya. Karena itu, secara alamiah seorang anak akan meneladani ayahnya.
Berdasarkan hakikat psikologis antara sang anak dengan sang ayah, anak akan meneladani ayahnya. Masa kanak-kanak tidak banyak masalah yang dihadapi oleh seorang ayah. Ketika menginjak dewasa muncul ketidakpatuhan anak terhadap ayah. Hal ini bisa terjadi karena kepribadian ayah tidak lebih besar dari kepribadian anaknya atau karena anaknya bisa menandingi kepribadian ayahnya.
2. Berbagi Pengalaman
Membuat anak merasakan bahwa ayahnya selalu mempersembahkan yang terbaik untuk dirinya.
Seorang ayah hendaknya memberikan sumbangsih kepada anak, berupa pengalaman-pengalaman pribadinya ataupun informasi lainnya yang bersifat mendidik. Selain itu sang ayah mengetahui keistimewaan pribadi anaknya, agar dapat mengetahui dengan baik apa yang sebenarnya dibutuhkan sang anak.
3. Memberikan Yang Terbaik
Hendaknya ayah memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Apa saja yang diberikan kepada anak, tidak akan ada artinya jika cara yang digunakan tidak tepat. Dalam memberikan sesuatu, hendaknya dilakukan dengan cara yang menyebabkan anak merasa senang, bukan malah menyebabkan anak merasa takut. Untuk itu , jaminan pertama yang hendaknya diberikan adalah rasa cinta.
4. Kemampuan Mendidik
Memiliki kemampuan dalam mendidik.
Karakter Ayah yang sukses adalah ayah yang memiliki kemampuan mendidik. Karena mendidik memerlukan kerja keras, berkreasi, dan ikhlas. Dr. Musthafa As-Siba’I mengatakan “hanya kepada Allah kami mengadukan segala kerja keras kami dalam mendidik anak selama di rumah, meskipun didikan itu akan lenyap ketika anak pergi ke sekolah dan bermain di luar.”
5. Mengawasi dan Mengarahkan
Semestinya seorang ayah mampu mengawasi dan mengarahkan anak
Muhammad Qutb mengatakan “pendidikan adalah aktivitas kontinu yang tidak cukup hanya memberi pengarahan sepintas, meskipun dilakukan dengan tulus dan tepat. Akan tetapi perlu adanya pengawasan dan pengarahan secara kontinu. Sebab yang dihadapi adalah jiwa manusia dan bukan mesin yang tombolnya bisa ditekan sekali kemudian ditinggal dan dibiarkan begitu saja.
6. Mendidik diri sendiri
Mencoba mendidik diri sendiri
seorang ayah perlu mendidik diri sendiri, sebelum mendidik anak kita. Seorang pendidik yang tidak memiliki kemampuan mengubah kebiasaan dalam berpikir, bergaul, menerima kritik, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan menyadari kesalahan adalah pendidik yang sudah masuk kedalam golongan pensiun.
Artikel Pendidikan Islam
- 4 Prinsip Reformasi Sistem Asesmen Nasional
- Formasi Jabatan Pengawas Sekolah Dengan Pendekatan Objek Kerja
- Perubahan Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka, Kenapa?
- Kode Etik Nasional Dosen pada PermendikbudRistek No. 44 Tahun 2024
- 5 Kompetensi Keagamaan dan Penomoran Madrasah Negeri Al Azhar Asy Syarif
- 3 Proses Penegerian Madrasah Al Azhar Asy Syarif Indonesia
Eksplorasi konten lain dari Yunandra
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.