PendidikanPendidikan Karakter

Pembentukan Karakter Pembelajar Melalui Tahfiz Al-Qur’an

Yunandra.com. Pembentukan Karakter Pembelajar melalui pembelajaran Tahfidzul Qur’an maksudnya adalah Pembelajaran menghafal Al-Qur’an dapat membentuk peserta didik memiliki karakter pembelajar.

Pada dasarnya setiap mata pelajaran memiliki peran dalam pembentukan karakter peserta didik. Karena tujuan pendidikan tidak lepas dari 3 ranah yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Termasuk mata pelajaran Tahfiz Al-Qur’an memiliki peran dalam pembentukan karakter pembelajar.

Pada pendidikan formal, Menghafal Al-Qur’an memiliki dua kategori yaitu

  • Mata Pelajaran. Dimana Tahfidzul Qur’an menjadi mata pelajaran inti atau muatan lokal. Sebagai mata pelajaran inti seperti di Madrasah Al Azhar Asy Syarif mulai MI, MTS, MA. Sedangkan muatan lokal seperti kebijakan kanwil Kemenag DKI Jakarta yang menetapkan Tahfidzul Qur’an sebagai muatan lokal.
  • Program. Tahfidzul Qur’an menjadi program lembaga atau program unggulan. Beberapa pesantren memfokuskan pembelajarannya pada hafalan Al-Qur’an sehingga dikenal dengan pesantren Tahfidzul Qur’an. Atau menjadikan program unggulan pesantren atau madrasah.

Lihat Profil Madrasah Al Azhar Asy Syarif Indonesia

Tulisan ini akan membahas pembentukan 3 karakter yang dilatih secara alamiah saat menghafal Al-Qur’an. Pembahasan ini merupakan hasil pengamatan dan pengalaman mengikuti pembelajaran Tahfidzul Qur’an.

Pembentukan 3 Karakter Melalui Pembelajaran Tahfidzul Qur’an.

Menurut seorang filosof, Karakter merupakan kumpulan kebiasaan-kebiasaan dari hasil melakukan tindakan secara rutin.

Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an yang rutin dapat membentuk minimal 3 karakter yaitu

1. Rajin

Karakter pembelajar pertama yang terbentuk adalah sikap rajin. Menurut KBBI, rajin memiliki 2 arti yaitu

  1. suka bekerja (belajar dan sebagainya); getol; sungguh-sungguh bekerja; selalu berusaha giat: rajin lah belajar supaya naik kelas;
  2. kerapkali atau terus-menerus: ia rajin ke masjid;

Berdasarkan pengertian di Atas, Para penghafal Al-Qur’an harus terus menerus dan berulang-ulang agar dapat menguasai hafalan.

Secara tidak langsung, Peserta didik dilatihkan untuk memiliki sikap rajin, suka menghafal dan terus menerus melakukan tindakan tersebut.

2. Tekun

Karakter pembelajar kedua yaitu sikap tekun. Menurut KBBI, tekun memiliki arti rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh: ia belajar dengan tekun.

Tekun bisa diartikan rajin yang disertai kesungguhan dan konsentrasi. Para penghafal Al-Quran dilatih untuk tekun dalam menghafal Al-Qur’an karena tanpa kesungguhan dan ketekunan akan sulit menghafal Al-Qur’an.

3. Ikhlas

Karakter ketiga yang terbentuk melalui pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an adalah jiwa ikhlas.

Sebagian orang mengatakan bahwa Al Qur’an itu susah menghafal. Jika sudah dihafal, cepat lupanya.

Kenapa ikhlas perlu dalam pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an? Karena terkadang setelah menguasai 1 halaman Al Qur’an, lalu melanjutkan untuk halaman berikutnya. Ketika mau mengulang halaman sebelumnya, terkadang lupa lagi.

Para penghafal Al-Qur’an dilatih untuk ikhlas saat lupa hafalan yang telah dikuasai. Dan dia akan tetap mengulangi kembali hafalannya.

Baca: Pengertian Pendidikan Karakter Dalam Permendiknas

Pembentukan Karakter Pembelajaran

Ketiga karakter tersebut merupakan modal utama bagi para pembelajar. Ketika seseorang memiliki ketiga sikap tersebut, maka akan mudah menguasai ilmu apapun.

Pembentukan karakter pembelajar dapat dibentuk melalui pembelajaran hafalan Al-Qur’an. Sehingga orang yang hafal Al-Qur’an biasanya mudah menguasai ilmu yang lain. Karena sudah memiliki modal 3 karakter yaitu rajin, tekun, dan ikhlas.


Baca:

Artikel Lain