PendidikanPenilaian

Cara Meminimalisir Dampak Negatif dari Asesmen Nasional (AN)

yunandra.com. Asesmen Nasional merupakan salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek. Jika tidak ada perhatian khusus, akan menimbulkan dampak negatif dari pelaksanaan Asesmen Nasional.

Kebijakan Pergeseran dari UN ke Asesmen Nasional nampak secara bertahap. Mulai dengan perubahan fungsi UN. dari Penentu kelulusan, berubah menjadi pemetaan mutu pendidikan.

Kebijakan tersebut diatur di Permendikbukristek No. 17 Tahun 2021. Tujuannya untuk mengukur 3 hal yaitu hasil belajar kognitif, hasil belajar non kognitif, dan kualitas lingkungan belajar.

Baca : Permendikbukristek No. 17 Tahun 2021 Tentang Asesmen Nasional

Prinsip Reformasi Sistem Asesmen Nasional Menghidari Dampak Negatif

Asesmen nasional untuk mengevaluasi sistem pada akhirnya bertujuan membawa perubahan positif dalam proses belajar-mengajar yang dipraktikkan di kelas.

Namun asesmen nasional tersebut juga bisa memiliki efek samping yang negatif, seperti Ujian Nasional (UN)

Baca 6 Dampak Negatif Ujian Nasional menurut Kajian Akademik.

Untuk mengantisipasi hal tersebut Balitbangbuk telah mengkajinya di Buku Kajian Akademik dan Rekomendasi Reformasi Asesmen Nasional. Pada bagian Prinsip Reformasi Sistem Asesmen, Buku tersebut menjelaskan prinsip untuk menghindari Dampak Negatif.

Adapun 4 prinsip yang perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif dari pelaksanaan Asesmen Nasional sebagai berikut

1.Pemisahan Evaluasi Sistem dan Evaluasi Siswa

Buku Kajian Akademik menegaskan bahwa “Asesmen untuk evaluasi sistem seyogyanya dipisahkan dari evaluasi siswa (termasuk kelulusan dan seleksi)

Dengan demikian, asesmen nasional untuk evaluasi sistem dapat dirancang agar tidak akan memiliki konsekuensi apa pun bagi siswa, dan keikutsertaan dalam asesmen tidak menjadi beban psikologis bagi mereka.

Pemisahan ini juga penting agar asesmen siswa tidak terikat oleh keterbatasan praktis yang melekat pada asesmen skala besar (seperti bentuk soal penilaian tertulis yang kemudian secara praktis didominasi oleh pilihan ganda dan isian singkat).

2. Evaluasi Sistem Berbasis Sampel

Rekomendasi Reformasi Asesmen Nasional menyatakan “Asesmen untuk evaluasi sistem sebaiknya dilakukan pada sampel dan tidak setiap tahun“.

Asesmen pada sampel siswa menegaskan bahwa hasilnya tidak mungkin memiliki konsekuensi pada level individu.

Selain itu, asesmen juga bisa dilakukan setiap dua tahun sekali, mengingat bahwa perubahan kebijakan pendidikan membutuhkan waktu cukup panjang sebelum dampaknya bisa terlihat.

Pelaksanaan asesmen setiap dua tahun ini akan mengurangi tekanan kepada guru dan sekolah, sehingga mengurangi keinginan atau kebutuhan untuk berlaku curang.

3. Perbaikan bukan Komparasi

Kajian Akademik Asesmen Nasional menetapkan prinsip bahwa Pelaporan hasil menekankan pada informasi untuk perbaikan dan peningkatan mutu, bukan komparasi antarsekolah dan daerah.

Setiap siswa memiliki latar belakang sosial ekonomi dan sumber daya pendukung di lingkungan keluarga yang berbeda.

Sementara itu, prestasi siswa dalam asesmen terstandar dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut – yang sayangnya berada di luar kendali sekolah.

Laporan hasil hendaknya merefleksikan mutu proses belajar-mengajar di sekolah. Karena itu, laporan hasil asesmen menekankan pada perubahan capaian di masing-masing sekolah.

Hal ini akan lebih mendorong guru dan sekolah untuk fokus pada upaya perbaikan internal dan berkolaborasi, bukan bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang memiliki kondisi dan sumber daya berbeda.

4. Pelaporan Terpadu

Prinsip keempat yaitu Pelaporan hasil tidak semata menunjukkan capaian belajar siswa namun disertai dengan penjelasan faktor input maupun proses yang memengaruhi.

Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak aspek, baik yang dapat diintervensi oleh sekolah maupun yang di luar kendali sekolah.

Maka evaluasi sistem pendidikan yang baik mampu memberikan informasi mengenai faktor-faktor capaian hasil belajar yang dapat diupayakan sekolah.

Faktor faktor tersebut menggambarkan kualitas pembelajaran di sekolah, iklim sekolah yang kondusif untuk siswa belajar, tingkat kepedulian dan keterlibatan warga sekolah dalam memajukan sekolah.

Sistem evaluasi yang memberikan informasi berupa input, proses maupun hasil dapat memberikan kesempatan kepada setiap kepala sekolah untuk melakukan perencanaan perbaikan yang berbasis pada data.

Ingin memahami kajian
Asesmen Nasional
,

Silahkan membaca materi
di madrasahdigital.net
Buka

Sumber: Buku Kajian Akademik Asesmen Nasional, 2019.

Artikel Asesmen