PembinaanPengawas MA

Mewujudkan Profil Pelajar IHSAN Pasca PKKM di MAN 4

Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM) di MAN 4

Yunandra. Penilaian Kinerja Kepala Madrasah atau PKKM merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan terhadap Kepala Madrasah. Tentunya pengawas madrasah sebagai anggota tim penilaian perlu memahami juknis PKKM agar prosesnya berjalan dengan baik. Yang penting dari itu, pengawas dan kepala madrasah perlu memikirkan tindak lanjut dari PKKM. Agar bukan hanya kegiatan formalitas, tapi PKKM memberikan dampak pada program kerja kepala madrasah dan program pengembangan madrasah.

Tahun 2022, PKKM di MAN 4 berjalan dengan sistem kombinasi antara offline dan online dengan dokumen tersedia secara online di Google Drive. sehingga fleksibel dan rekam jejak digital bisa tersimpan.

Selain hasil PKKM dalam bentuk instrumen yang baku sesuai peraturan, proses PKKM memberikan pelajaran berharga untuk perbaikan kualitas pelayanan pendidikan.

Tulisan ini mencoba mengungkap dampak pelaksanaan PKKM, terutama terhadap program kerja kepala madrasah dan program pengembangan madrasah, khususnya MAN 4.

A. Dampak PKKM Terhadap Program Kerja Kepala Madrasah

Penilaian kinerja dapat memberikan dampak yang positif ketika mensikapinya sebagai bentuk refleksi akhir tahun. Setelah berjalan selama satu tahun, tentunya ada keinginan melihat apa yang telah dicapai dan diraih. Akan lebih mudah jika sudah ada rencana tertulis di awal tahun dalam bentuk program atau tujuan yang ingin dicapai. Sehingga cukup membandingkan apa yang direncanakan dengan apa yang telah dicapai.

Dalam konteks ini, kepala madrasah negeri di DKI Jakarta, mulai MIN, MTsN, dan MAN punya kontrak prestasi yang telah dipaparkan di awal tahun. Dihadapan para penguji, Kamad menyampaikan Target prestasi, baik akademik maupun non akademik dan menyampaikan strategi untuk mencapainya. Sehingga PKKM bisa menjadi pintu untuk mengukur tingkat keberhasilan kontrak prestasi. (Lihat: Kontrak Prestasi Sebagai Program Tindak Lanjut PKKM di MAN 13).

Untuk itu, perlu membicarakan dulu tentang instrumen PKKM sebelum bicara dampak terhadap program kerja kepala madrasah.

1. Komponen Penilaian Kinerja Kepala Madrasah

PKKM dengan indikator yang telah disiapkan, tidak lepas dari kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala madrasah. Dari 5 kompetensi kepala madrasah, 3 kompetensi yang digunakan yaitu kompetensi manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi guru dan tenaga kependidikan. ditambah komponen pengembangan madrasah dan hasil kerja. komponen hasil kinerja dinilai di tahun keempat menjabat sebagai kepala madrasah. (Lihat: Komponen Penilaian Kinerja Kepala Madrasah)

Adapun kompetensi kepribadian dan sosial tidak digunakan sebagai instrumen penilaian kinerja. Bisa jadi kesulitan dalam menyusun alat ukur atau terlalu berat dalam pelaksanaan.

Kedua Kompetensi tersebut terkait langsung dengan sikap dan karakter kepala madrasah. Dimana akan berdampak secara tidak langsung terhadap kinerja kepala madrasah dan akhirnya berpengaruh terhadap ketercapaian program kerja madrasah.

Perlu pemikiran bagaimana cara mengukur kompetensi spritual dan kompetensi sosial agar tidak menyulitkan dalam pelaksanaan.

Kompetensi Sikap baik spritual (kepribadian) maupun sosial tidak hanya menjadi kompetensi kepala madrasah, tapi menjadi kompetensi yang mesti dimiliki oleh peserta didik. Posisinya bisa dilihat di kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka.

a. Kompetensi Sikap di Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memposisikan Kompetensi Spritual (istilah lain kepribadian) dan Sosial menjadi KI-1 dan KI-2. Keduanya menjadi prioritas dalam penguatan karakter peserta didik. Sehingga muncul program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan 5 Nilai utama yaitu religius, integritas, mandiri, nasionalis, dan gotong royong.

Secara desain Kurikulum, kompetensi inti terbagi menjadi 4 kompetensi, yaitu KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial), K-3 (pengetahuan), dan K-4 (keterampilan). Keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga saat implementasi dalam proses pembelajaran, keempat kompetensi tersebut harus menjadi tujuan pembelajaran.

Pemisahan kompetensi tersebut dapat memudahkan untuk mengukur tingkat ketercapaian di setiap kompetensi. Sebagian peserta didik memiliki ketercapaian lebih tinggi di kompetensi K-3 dan KI-4 dibandingkan K-1 dan K-2. Atau sebagian besar peserta didik memiliki ketercapaian lebih tinggi di KI-3 dibandingkan dengan tiga Kompetensi lainnya.

Idealnya, peserta didik menguasai semua kompetensi inti secara seimbang. seorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan juga memiliki sikap sosial spiritual yang baik.

Pada kenyataannya, Ada peserta didik yang secara pengetahuan dan keterampilan sangat bagus, tapi sikap sosial dan spiritual belum baik. Atau sebaliknya, Peserta yang memiliki sikap sosial dan spiritual sangat baik tapi kurang di penguasaan pengetahuan dan keterampilan.

Dengan adanya pemisahan kompetensi tersebut, guru dapat melakukan tindak lanjut sesuai dengan kebutuhan pencapaian kompetensi.

Biasanya yang jadi masalah adalah ketidakseimbangan di pelaksanaan. Dominasi penyampaian KI-3 dan KI-4 lebih terlihat dibandingkan KI-1 dan K-2. Dampaknya kepada hasil, Pengetahuan dan keterampilan bisa terlihat hasilnya. Sedangkan KI-1 dan K-2 terabaikan.

Kemungkinan alasannya ada 2 yaitu bobot materi KI-3 dan KI-4 yang banyak menyebabkan waktu terpakai untuk penyampaian materi. Alasan Kedua adalah penilaian sikap yang rumit dan membutuhkan waktu banyak.

Solusi yang bisa dilakukan yaitu memilih materi-materi esensial agar beban materi berkurang dan alokasi waktu lebih leluasa untuk mencapai keempat kompetensi tersebut secara berimbang. Dan solusi tersebut sudah diterapkan di kurikulum 2013 yang disederhanakan atau kurikulum darurat.

b. Penilaian Sikap berbasis Projek pada Kurikulum Merdeka

Karena susah dan sering terlupakan, Kurikulum Merdeka mendesain pencapaian kompetensi sikap sosial dan spiritual dengan membuat kegiatan terpisah dari Intrakurikuler. Kegiatan tersebut bernama Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Kehadiran Kegiatan Projek merubah format struktur kurikulum, yang biasanya hanya ada 1 kolom alokasi waktu untuk Intrakurikuler. Sekarang menjadi dua kolom. Satu lagi kolom alokasi waktu kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Sehingga kurikulum merdeka mengatur 2 kegiatan utama yaitu kegiatan intrakurikuler dan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Tujuan kedua kegiatan tersebut berbeda. Kegiatan intrakurikuler dalam rangka mencapai capaian pembelajaran yang diatur oleh SK BSKAP No. 008 Tahun 2022 yang telah diubah dengan SK Kepala BSKAP No. 33 Tahun 2022.

Sedangkan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila dalam rangka mencapai capaian perkembangan Profil Pelajar Pancasila yang diatur di SK Kepala BSKAP No. 009 Tahun 2022.

Kebijakan ini menegaskan pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik agar menjadi generasi emas tahun 2045. Karakter menjadi modal utama di Abad 21, sehingga beberapa kalangan menetapkan kompetensi yang dibutuhkan di abad 21 cenderung pada softskill.

Kurikulum merdeka masih berjalan secara terbatas, evaluasi terus berlangsung. Seperti dalam kajian akademik kurikulum merdeka bahwa Prinsip Implementasi Kurikulum Merdeka sebagai proses belajar. (Lihat isi kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran)

Oleh karena itu, patut ditunggu hasil evaluasi pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Apakah bisa mengukur ketercapaian perkembangan profil pelajar Pancasila atau kembali mengukur kompetensi pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk projek.

2. Program Kerja Kepala Berdampak pada Madrasah

Dengan tuntutan 5 standar kompetensi kepala madrasah termasuk kompetensi kepribadian dan sosial, dan ada penilaian kinerja kepala secara rutin, diharapkan dapat memaksimalkan peran kepala memimpin madrasah.

Setelah melaksanakan PKKM, dan analisis terhadap instrumen, Ada dua program kerja kepala madrasah yang bisa dipertimbangkan, yaitu:

  1. Menciptakan lingkungan yang cocok untuk tumbuhnya kompetensi spritual dan kompetensi sosial bagi warga madrasah. Misalnya program pembiasaan islami yang terstruktur dan terukur.
  2. Menyusun program yang berorientasi pada standarisasi program unggulan. sehingga bukan memilih satu program menjadi unggulan tapi membuat semua program menjadi berstandar unggulan.

Kedua program di atas disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik madrasah.

B. Dampak PKKM terhadap Program Kerja Madrasah

Bagian ini berbicara tentang penerapan 2 program kerja kepala di MAN 4 Jakarta Selatan, berdasarkan hasil pengamatan selama ini dan pelaksanaan PKKM. Harapannya tulisan ini menjadi inspirasi untuk menyusun rencana tindak lanjut pasca PKKM.

Berdasarkan pengamatan bahwa MAN 4 merupakan madrasah di DKI Jakarta yang selalu terdepan. Maksudnya setiap program pengembangan madrasah yang dicetuskan oleh Kementerian Agama, MAN 4 selalu menjadi prioritas.

Pada saat program madrasah model, MAN 4 menjadi salah satu piloting sehingga dikenal sebagai MAN model, Label ini masih menempel sampai sekarang.

Pada saat program Madrasah terpadu, MAN 4 menjadi sasaran utama di DKI Jakarta karena berada satu lokasi dengan MTsN 3 dan MIN 4.

Ketika muncul program sekolah rintisan berstandar internasional (RSBI), MAN 4 menjadi Rintisan Madrasah Berstandar Internasional. MAN 4 sibuk melaksanakan penilaian ISO dan melakukan kerjasama dengan sekolah luar dalam program sister school.

Sejak keluar PMA No. 60 Tahun 2015 yang merubah PMA No. 90 Tahun 2913, muncul madrasah unggulan dengan tiga kategori yaitu unggulan akademik, keterampilan, dan keagamaan. MAN 4 masuk menjadi salah satu dari 53 yang ditetapkan sebagai madrasah Unggulan akademik berdasarkan SK Dirjen No. 1834 Tahun 2021. (Termasuk MAN 13 Jakarta Selatan)

Selain itu, MAN menjadi salah satu dari 14 Madrasah Aliyah di Jakarta sebagai Madrasah Riset berdasarkan SK Dirjen Pendidikan Islam No. 6757 Tahun 2020.

Selain itu, muncul program madrasah Berasrama, MAN 4 mendapatkan bantuan pembangunan gedung asrama untuk melaksanakan pembelajaran berbasis asrama.

Terakhir piloting kurikulum merdeka, MAN 4 menjadi sasaran pelaksanaan kurikulum merdeka tahun pelajaran 2022-2023 berdasarkan SK Dirjen No. 3811 Tahun 2022

Sekarang ini, MAN 4 punya program kelas Cambridge dengan keunggulan bahasa Inggris sebagai pengantar.

Bagaimana cara merespon semua program tersebut, berikut 2 ide bisa jadi inspirasi bagi kepala dan guru MAN 4 dalam menyusun program kerja madrasah

1. Madrasah All In One One In All

Dengan Berbagai label tersebut, MAN 4 memiliki berbagai keunggulan. Saking banyaknya, Kepala MAN 4, Aceng Sholihin, sempat mengungkap bahwa MAN 4 banyak unggulan dan semuanya unggul, makanya tidak ada Unggulan.

Ungkapan tersebut bisa disamakan dengan logika bahwa Kebanyakan itu identik biasa dan sedikit itu identik luar biasa. Banyaknya program unggulan, dan Semuanya sama unggul, maka tidak yang menjadi unggulan. Tapi jika hanya ada satu program yang bagus dan unggul dibandingkan yang lain, maka program itu bisa menjadi unggulan.

Logika ini tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah, Mungkin keunggulan MAN 4 itu adalah banyak keunggulan. Kenapa banyak? Karena apapun program unggulan di Kemenag, MAN 4 selalu jadi sasaran utama implementasinya.

Oleh Karena itu, MAN 4 tidak perlu bicara lagi tentang 1 atau 2 program agar menjadi unggulan, tapi harus naik menjadi “madrasah berstandar”. artinya program apapun yang dilaksanakan memiliki standar mutu yang baik.

MAN 4 cocok memiliki slogan madrasah “All In One, One In All”. Artinya semua program unggulan ada di MAN 4, dan MAN 4 ada di semua program unggulan.

Atau “Madrasah PALUGADA” akronim dari “Apa Lu Mau Gue Ada. Jika ingin mencari program-program unggulan madrasah, carilah di MAN 4, semua ada.

Keunggulan tidak terbatas pada program kelembagaan, tapi MAN 4 harus unggulan juga dalam program ketenagaan, program pengembangan profesi dan kegiatan guru seperti program PKG, MGMP, atau program lainnya.

MAN 4 punya potensi dan budaya kerja yang dapat mendukung Kepala Madrasah dan Guru untuk mewujudkannya.

2. Profil Pelajar IHSAN

IHSAN merupakan akronim Integritas, Humanis, Spritual, Adaptif, dan Nasionalis. Profil IHSAN sudah lahir sebelum profil pelajar Pancasila. Artinya MAN 4 sudah sesuai dengan perkembangan dan tuntutan nasional. Kehadiran Kurikulum Merdeka dengan Profil Pelajar Pancasila bisa jadi memperkuat profil IHSAN. Tinggal memikirkan strategi penerapan program penguatan karakter IHSAN secara terstruktur dan terencana agar sesuai dengan profil pelajar Pancasila

Terstruktur artinya komponen IHSAN memiliki indikator pencapaiannya, baik global maupun per jenjang. Terencana artinya strategi pencapaian profil pelajar IHSAN mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan tindak lanjut disusun secara terencana.

Kepala, wakil kepala madrasah dan semua guru perlu berkolaborasi menyusun program kerja yang dapat mensukseskan program IHSAN.

Ada 2 program utama yang bisa dirancang, yaitu:

1. Menyusun Indikator IHSAN. lalu dihubungkan dengan Dimensi Profil Pelajar Pancasila. Kedudukan indikator tersebut punya 2 pilihan yaitu

  • Mandiri atau terpisah dari dimensi Profil Pelajar Pancasila
  • Integrasi dengan Profil Pelajar Pancasila

2. Menyusun Program Pelaksanaan
Program IHSAN diterapkan di 4 kegiatan

  • Intrakurikuler
  • Ekstrakurikuler
  • Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
  • Pembiasaan. Terbagi 3
    • Kegiatan Rutin
    • Kegiatan Spontan
    • Kegiatan Terstruktur

Pembinaan Pengawas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *